Portal Baraya – Gencatan senjata dilakukan selama 4 hari sejak 22 November 2023.
Ternyata di balik itu Israel tengah kewalahan karena bangkrut sehingga mencari ide baru untuk berperang.
Selama peperangan yang dilakukan sejak 7 Oktober telah menghabiskan dana 51 Dolar AS atau setara dengan Rp791.000.000,00.
Dana yang sangat banyak untuk segala peralatan senjata yang digunakannya dalam melancarkan aksi keji terhadap Palestina.
Lantas, itu berdampak buruk dengan membuat Israel harus menutup salah satu kementriannya.
Baca Juga: Gencarkan Jemari! Saatnya Tunjukkan Aksi dengan Julid fisabilillah Terbaik
Kementerian yang ditutup adalah Diaspora dan Pemberantasan Anti-Semistisme.
Penutupan ini tentunya berdampak kepada masyarakat lokal mereka yang jelas akan kehilangan pekerjaan dan ini akan menjadi bumerang untuk Israel sendiri ke depannya karena akan ada aksi pemberontakan dari mereka yang dipecat atau diberhentikan dari kementrian itu.
Tinggal menunggu waktu kapan masyarakatnya akan melakukan protes kepada pemimpin mereka.
Berkurangnya alokasi dana mereka jelas salah satu pengaruh boikot produk yang dilakukan oleh semua negara yang membela Palestina.
Aksi yang akan mengurangi pemasukan ke Israel dan juga negara pendukung mereka.
Aksi boikot ini harus semakin digencarkan agar keuangan dan pemasukan bantuan senjata atau apa pun ke Israel semakin sedikit.
Tentara mereka itu tidak ada apa-apanya tanpa senjata dan berbagai alat perang lainnya.
Beberapa negara yang berada di samping Israel adalah Amerika Serikat, Austria, Kroasia, Republik Ceko, Fiji, Guetemala, Hungaria, Paraguay, Mikronesia, Nauru, Kepualaun Marshall, Tonga, dan Papua Nugini.
Baca Juga: Viral! Kisah Pilu Kakek Penjual Gula Aren di Tasikmalaya yang Jadi Korban Penipuan Uang Palsu
Lihat semua produk yang akan digunakan. Jika ada yang berasal dari negara ini langsung saja ditinggalkan.
Ini akan sangat membantu agar mereka tidak bisa lagi menjadi sponsor Israel.