Portal Baraya – Pada sekitar akhir tahun 1808 hingga awal tahun 1809, Bupati Bandung bersama sejumlah penduduknya memutuskan untuk pindah dari Krapyak ke tempat yang akan menjadi ibukota baru.
Awalnya, Bupati tinggal di Cikalintu (di wilayah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, dan akhirnya ke Kampung Bogor (sekarang Kebon Kawung, yang kini menjadi Gedung Pakuan).
Bupati ini memimpin penduduk setempat, termasuk mereka dari Kampung Balubur Hilir, untuk membuka hutan di daerah yang akan menjadi ibukota baru, yaitu Cikapundung hilir.
Baca Juga: Gedebage vs Buah Batu Lebih Luas Mana? Ternyata Ini 7 Kecamatan Terluas di Kota Bandung
Walaupun tidak ada catatan pasti mengenai berapa lama proses pembangunan Kota Bandung, yang jelas, pembangunannya tidak dimulai atas inisiatif Daendels, tetapi berkat Bupati Bandung.
Bahkan, Bupati ini sendiri yang memimpin langsung pembangunan kota tersebut. Dengan kata lain, Bupati R.A. Wiranatakusumah II dapat dianggap sebagai pendiri Kota Bandung.
Perlu dicatat bahwa Kota Bandung tidak didirikan pada saat yang sama dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kabupaten Bandung sudah ada sejak pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertamanya adalah Tumenggung Wirangunangun yang bermarkas di Krapyak, yang kini dikenal sebagai Dayeuhkolot.
Baca Juga: Taman Vanda Bandung Wisata Gratis Di Kota Bandung yang Cocok Buat Refresing Bareng Keluarga
Pergantian kekuasaan dari Kompeni ke Pemerintah Hindia Belanda, yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811), memainkan peran penting dalam perkembangan wilayah ini.
Daendels membangun Jalan Raya Pos dari Anyer di ujung Jawa Barat hingga Panarukan di ujung Jawa Timur (sekitar 1000 kilometer). Pembangunan jalan ini melibatkan penduduk pribumi di bawah pengawasan bupati setempat.
Di wilayah Bandung, Jalan Raya Pos mulai dibangun pada pertengahan tahun 1808, dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang sudah ada. Ini adalah jalan yang sekarang kita kenal sebagai Jalan Jendral Sudirman – Jalan Asia Afrika – Jalan A. Yani, yang kemudian melanjutkan ke Sumedang dan wilayah lainnya.
Baca Juga: Menggali Jejak Sejarah: Ternyata Dulunya Bandung Raya adalah Sebuah Danau Purba yang Sangat Luas
Untuk memudahkan pejabat kolonial dalam menjalankan tugasnya di Jawa, Daendels menginstruksikan Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang melalui surat pada tanggal 25 Mei 1810 agar memindahkan ibukota kabupaten mereka masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari), yang dekat dengan Jalan Raya Pos.
Namun, sebelum surat tersebut diterima, Bupati Bandung sudah merencanakan pemindahan ibukota Kabupaten Bandung ke tempat yang dianggap lebih strategis.
Mereka memilih sebuah hutan di tepi barat Sungai Cikapundung, di sebelah selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (wilayah pusat Kota Bandung sekarang).
Baca Juga: Luasnya Kurang dari 3 Km2, Ternyata Ini 7 Kecamatan Tersempit di Kota Bandung. Kecamatan Mana Hayo?
Keputusan ini didasarkan pada alasan bahwa Krapyak, yang terletak di selatan Bandung, sering kali tergenang banjir saat musim hujan dan oleh karena itu tidak cocok sebagai pusat pemerintahan.
Pada tanggal 25 September 1810, Kota Bandung resmi diumumkan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung.
Oleh karena itu, tanggal ini dianggap sebagai “Hari Jadi Kota Bandung” hingga ditemukan bukti yang lebih akurat tentang pendiriannya.