Portalbaraya.com – Pada artikel ini akan menyajikan tentang Kerajaan Samudra Pasai: Sejarah Kerajaan Pertama Islam di Nusantara
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan pertama di Indonesia yang mengadopsi agama Islam.
Kerajaan ini terletak di pantai utara Aceh, di muara Sungai Psangan (Pasai). Wilayah tersebut terdiri dari dua kota, yaitu Samudra yang terletak agak jauh dari laut dan Pasai yang merupakan kota di pesisir pantai.
Baca Juga: Wisata Religi: Masjid Raya Baiturrahman – Bangunan Megah dengan Sejarah Panjang di Aceh
Dalam artikel ini, akan diulas mulai dari letak geografis, kehidupan politik, rata-rajanya dan juga peninggalan-peninggalannya.
Untuk mempelajari sejarah Kerajaan Samudra Pasai, terdapat beberapa sumber yang dapat digunakan.
Pertama, terdapat inskripsi (tulisan) pada nisan makam Sultan Malik As Saleh.
Kemudian, berita-berita asing dari penjelajah Marco Polo dan Ibnu Batutah juga memberikan informasi tentang kerajaan ini.
Terakhir, kronika Raja Pasai juga menjadi salah satu sumber sejarah yang penting.
Baca Juga: Resep Pisang Goreng Kriuk yang Bikin Nagih, Teman Terbaik untuk Camilan di Pagi dan Sore Hari
Kehidupan politik Kerajaan Samudra Pasai dimulai dengan pendiriannya oleh Marah Silu.
Ia berhasil menyatukan Samudra dan Pasai dan kemudian memeluk agama Islam setelah bertemu dengan Syekh Ismail, seorang utusan dari Syarif Makkah.
Pada tahun 1285, Marah Silu dinobatkan sebagai sultan dengan gelar Sultan Malik As Saleh.
Setelah Sultan Malik As Saleh meninggal pada tahun 1297, tahta kerajaan diwariskan kepada putranya, Sultan Malik At Thahir.
Sultan Malik At Thahir memiliki dua orang putra, yakni Mahmud dan Malik Al Mansyur, yang kemudian melanjutkan pemerintahan.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Demak Singkat: Jejak Kerajaan Islam Pertama Di Pulau Jawa
Pada masa pemerintahan selanjutnya yaitu Sultan Ahmad Perumadat Perumal, Samudra Pasai menjalin hubungan dagang dengan Kesultanan Delhi di India.
Pada tahun 1345, Muhammad Tughlug dari India mengirimkan utusannya, Ibnu Batutah, ke Cina, dan Ibnu Batutah singgah di Samudra Pasai.
Pada tahun 1346, setelah kembali dari Cina, Ibnu Batutah kembali ke Samudra Pasai dan diterima dengan baik oleh Sultan Ahmad.
Dalam aspek ekonomi, sosial, dan budaya, Samudra Pasai berkembang pesat sebagai pusat perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai.
Karena letaknya yang strategis, banyak pedagang dari berbagai daerah seperti Benggala, Gujarat, Arab, dan Cina yang datang ke Samudra Pasai.
Namun, kejayaan Kerajaan Samudra Pasai mulai merosot setelah diserang oleh Majapahit yang berupaya menyatukan Nusantara.
Majapahit curiga terhadap hubungan Samudra Pasai dengan Kesultanan Delhi di India. Pada tahun 1349, Samudra Pasai diserang dan mengalami kehancuran.
Sejak itu, Samudra Pasai semakin terpinggirkan, terutama setelah pusat perdagangan berpindah ke Pulau Bintan dan Aceh Utara.
Akhirnya, Kerajaan Samudra Pasai ditaklukkan oleh Kesultanan Aceh.
Adapun raja-raja yang memerintah Kerajaan Samudra Pasai yaitu :
1. Sultan Malikul Saleh (1267-1297 M)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)
3. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326 ± 1345
4. Sultan Malik Az-Zahir (?- 1346)
5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir yang memerintah (ca. 1346-1383)
6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yang memerintah (1383-1405)
7. Sultanah Nahrasiyah, yang memerintah (1405-1412)
8. Sultan Sallah Ad-Din yang memerintah (ca.1402-?)
9. Sultan yang kesembilan yaitu Abu Zaid Malik Az-Zahir (?-1455)
10.Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, memerintah (ca.1455-ca. 1477)
11.Sultan Zain Al-‘Abidin, memerintah (ca.1477-ca.1500)
12.Sultan Abdullah Malik Az-Zahir, yang memerintah (ca.1501-1513)
13.Sultan Zain Al’Abidin, yang memerintah tahun 1513-1524
Meskipun Kerajaan Samudra Pasai tidak bertahan lama, peran pentingnya sebagai kerajaan pertama yang menganut agama Islam di Indonesia memberikan pengaruh yang signifikan dalam sejarah perkembangan Islam di wilayah ini.