Kunci Jawaban PAI Kelas 8 Halaman 131 Kurikulum Merdeka, K Rajin Berlatih Soal Pilihan Ganda dan Isian

8 minutes reading
Monday, 20 Nov 2023 11:20 6 Fathoni PB

Portal Baraya – Pada artikel ini, kami akan memberikan kunci jawaban PAI kelas 8 halaman 131 Kurikulum Merdeka. 

Soal dan kunci jawaban PAI kelas 8 halaman 131 Kurikulum Merdeka yang kami berikan disusun berdasarkan buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti karya Tatik Pudjiani dan Bagus Mustakim untuk SMP Kelas VIII. 

Adapun soal yang harus dikerjakan oleh siswa kelas 8 terdapat pada kegiatan K. Rajin Berlatih yang berisi soal pilihan ganda dan isian. 

Tujuan kami memberikan kunci jawaban PAI kelas 8 halaman 131 Kurikulum Merdeka ini adalah sebagai referensi bagi siswa kelas 8 dalam mengerjakan soal. 

Meski demikian, kami tidak mendukung aktivitas mencontek. Oleh karena itu, sebaiknya siswa kelas 8 mencoba mengerjakan soal terlebih dahulu sebelum melihat kunci jawaban PAI kelas 8 halaman 131 Kurikulum Merdeka di bawah ini. 

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 60 Kurikulum Merdeka, Bagan Identifikasi Plot Cerita Hikayat si Miskin

SOAL

K. Rajin Berlatih

I. Berilah Tanda Silang (X) pada huruf A, B, C, atau D pada jawaban yang paling tepat.

1. Perhatikan pernyataan berikut!

(1) Menjadi khalifah setelah merebut kekuasaan dari Bani Umayah
(2) Nasabnya bersambung sampai Nabi Muhammad saw
(3) Menjadi khalifah dalam waktu lima tahun
(4) Pendiri Daulah Abbasiyah

Fakta sejarah tentang Abu al-Abbas ditunjukkan oleh nomor ….

A. (1), (2), dan (3) C. (1), (3), dan (4)
B (1), (2), dan (4) D. (2), (3), dan (4)

kunci jawaban: C

2. Perhatikan pernyataan berikut!

(1) Diberi nama resmi Madīnat al-Salām
(2) Dijadikan ibu kota pemerintahan pada masa Abu al-Abbas
(3) Dibangun oleh Khalifah al-Mansur
(4) Disebut sebagai kota bundar

Fakta sejarah tentang kota Baghdad terdapat pada nomor ….

A. (1), (2), dan (3) C. (1), (3), dan (4)
B. (1), (2), dan (4) D. (2), (3), dan (4)

kunci jawaban: C

3. Perhatikan pernyataan berikut!

(1) Seni industri yang berkembang di Baghdad adalah seni permadani dan keramik
(2) Seni yang berkembang pada masa Daulah Abbasiyah diantaranya arsitektur, patung, lukis, kaligrafi, indurtri, dan musik
(3) Penguasa Abbasiyah melarang seni patung dan lukis karena berisikan gambar makhluk bernyawa
(4) Khalifah Harun al-Rasyid pernah menyelenggarakan suatu festival di Baghdad yang dimeriahkan oleh dua ribu penyanyi.

Fakta sejarah tentang perkembangan seni di kota Baghdad ditunjukkan oleh nomor …

A. (1), (2), dan (3) C. (1), (3), dan (4)
B. (1), (2), dan (4) D. (2), (3), dan (4)

kunci jawaban: D

4. Perhatikan pernyataan berikut!

(1) Didirikan oleh Khalifah Harun al-Rasyid
(2) Dikembangkan oleh Khalifah al-Makmun
(3) Awalnya perpustakaan pribadi Khalifah al-Mansur
(4) Menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia pada masa al-Muktasim

Fakta sejarah tentang Bayt al-Ḥikmah ditunjukkan oleh nomor ….

A. (1), (2), dan (3) C. (1), (3), dan (4)
B. (1), (2), dan (4) D. (2), (3), dan (4)

kunci jawaban: B

5. Perhatikan narasi berikut!

Daulah Abbasiyah memberikan perhatian yang besar kepada para penerjemah buku. Mereka mendapatkan fasilitas dan sarana yang memadahi dari para penguasa untuk mengembangkan kegiatan penerjemahan dan keilmuan. Salah satu di antaranya adalah seorang penerjemah yang bernama Hunayn ibn Ishaq.

Fakta tentang sosok yang disebut dalam narasi yang tidak benar adalah….

A. Menerjemahkan buku bahasa Yunani ke bahasa Syria
B. Beragama Kristen Nestorian
C. Berasal dari golongan Sābi‘īn
D. Bekerja di Bayt al-Ḥikmah

Baca Juga: 5 Contoh Soal SPLDV Kelas 8 Lengkap Dengan Jawaban dan Cara Penyelesaiannya

kunci jawaban: B

6. Perhatikan narasi berikut!

Para penguasa Daulah Abbasiyah di masa keemasan memiliki perhatian yang besar terhadap perkembangan Bayt al-Ḥikmah. Mereka menjadikan Bayt al-Ḥikmah sebagai pusat ilmu pengetahuan dunia. Para khalifah tersebut adalah sebagai berikut, kecuali ….

A. al-Mansur C. al-Makmun
B. al-Rasyid D. al-Muktasim

kunci jawaban: D

7. Perhatikan narasi berikut!

Pada masa Abbasiyah para penerjemah buku memiliki tempat yang istimewa di mata para penguasa. Mereka mendapatkan fasilitas yang sangat memadai sebagai imbalan atas pekerjan mereka dalam menerjemahkan buku dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Berikut ini yang bukan perlakuan para penguasa terhadap mereka adalah ….

A. Mendapat upah menerjemahkan buku berupa uang dinar seberat buku yang diterjemahkan
B. Mendapatkan gaji pokok dalam profesinya sebagai penerjemah
C. Mendapatkan fasilitas pengembangan diri di Bayt al-Ḥikmah
D. Diangkat sebagai pejabat di istana khalifah

kunci jawaban: D

8. Perhatikan narasi berikut!

Para penguasa Daulah Abbasiyah memberikan kebebasan kepada pemeluk agama non Islam untuk menjalankan agamanya sesuai dengan keyakinan masing-masing. Mereka juga diberi kesempatan untuk ikut aktif dalam membangun peradaban ilmu pengetahuan pada saat itu.

Berikut ini yang bukan bagian dari peran aktif tersebut adalah ….

A. Kaum Kristen Nestorian banyak terlibat dalam proyek penerjemahan dari bahasa Yunani
B. Kaum Sābi‘īn (penyembah matahari) berperan dalam pengembangan seni kaligrafi
C. Kaum Kristen Nestorian berperan dalam mengembangkan seni mural
D. Kaum Sābi‘īn (penyembah matahari) terlibat aktif dalam penerjemahan

kunci jawaban: C

9. Perhatikan narasi berikut!

Masa keemasan era Daulah Abbasiyah tidak hanya berbicara tentang kesuksesan umat Islam. Ada peran-peran umat non-Islam yang berkontribusi besar terhadap masa keemasan itu. Di antaranya adalah peran para penerjemah yang beragama Kristen Nestorian ataupun kaum Sābi‘īn.

Nilai keteladanan yang terdapat pada narasi tersebut adalah …

A. Moderasi umat beragama
B. Toleransi antar umat beragama
C. Keharmonisan intelektual
D. Hubungan antar umat beragama

kunci jawaban: C

10. Perhatikan narasi berikut!

Berkembangnya Bayt al-Ḥikmah sebagai pusat ilmu pengetahuan dunia berawal dari tradisi penerjemahan buku yang berkembang dalam di wilayah Abbasiyah. Membaca dan menerjemahkan buku serta mendirikan perpustakaan menjadi gaya hidup masyarakat pada saat itu. Masyarakat hidup dalam keadaan sejahtera sehingga memiliki kesempatan untuk membaca ataupun menerjemahkan buku. Hal itu merupakan kesadaran bahwa kemajuan dapat dicapai dengan kesungguhan.

Nilai keteladanan yang terdapat pada narasi tersebut adalah ….

A. Literasi pangkal kemajuan
B. Kesejahteraan pangkal literasi
C. Literasi pangkal kesejahteraan
D. Kesejahteraan pangkal kemajuan

kunci jawaban: A

Baca Juga: JAWABAN Mengapa Sifat Kemagnetan Bahan pada Magnet Sementara Mudah Hilang?

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!

1. Bani Abbas berhasil mengembangkan Daulah Abbasiyah setelah berhasil merebut kekuasaan dari Daulah Umayah. Mengapa mereka melakukan hal itu?

2. Daulah Abbasiyah berhasil mengembangkan kota Baghdad sebagai pusat peradaban dunia. Bagaimana cara mereka melakukannya?

3. Daulah Abbasiyah berhasil mengembangkan Bayt al-Ḥikmah sebagai pusat ilmu pengetahuan dunia. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan keberhasilan itu?

4. Di balik keberhasilan Daulah abbasiyah mencapai masa keemasan, terdapat keharmonisan intelektual atar umat beragama. Bagaimanakah gambaran keharmonisan tersebut?

5. Keteladanan apakah yang bisa diambil dari keharmonisan intelektual antar agama untuk kehidupan kebangsaan di Indonesia?

Kunci Jawaban

 

1. Bani Abbas berhasil mengembangkan Daulah Abbasiyah setelah berhasil merebut kekuasaan dari Daulah Umayah karena mereka menilai para penguasa Bani Umayah telah berbuat sewenang-wenang terhadap kelompok-kelompok yang berseberangan, khususnya para pengikut Syiah.

Mereka juga berbekal janji akan mendirikan sistem yang lebih ideal bagi umat Islam, daripada Dinasti Umayah yang dinilai sebagai penindas dan tidak memiliki legitimasi keagamaan.

2. Daulah Abbasiyah berhasil mengembangkan kota Baghdad sebagai pusat peradaban dunia dengan cara membangunnya dengan sentuhan seni yang menyeluruh, mulai dari arsitektur, patung, lukis, kaligrafi, hingga musik.

Mereka juga mendirikan Bayt al-Hikmah, sebuah perpustakaan, biro penerjemahan, dan lembaga pendidikan tinggi yang menjadi tempat berkumpulnya para ilmuwan, sastrawan, dan seniman dari berbagai agama dan budaya.

Di sana, mereka melakukan kegiatan ilmiah, sastra, dan seni yang menghasilkan karya-karya monumental yang berpengaruh bagi dunia.

3. Daulah Abbasiyah berhasil mengembangkan Bayt al-Hikmah sebagai pusat ilmu pengetahuan dunia karena adanya beberapa faktor, antara lain:

  • Dukungan penuh dari para khalifah Abbasiyah, terutama Harun al-Rasyid dan al-Ma’mun, yang mengalokasikan dana besar untuk menggaji para penerjemah, penulis, dan ilmuwan, serta mengumpulkan buku-buku dari berbagai sumber.
  • Keterlibatan para penerjemah yang berasal dari berbagai agama dan etnis, seperti Kristen Nestorian, Yahudi, Persia, India, dan lain-lain, yang menerjemahkan karya-karya Yunani, India, Persia, dan China ke dalam bahasa Arab dengan keahlian dan ketelitian.
  • Kemajuan metodologi ilmiah yang dikembangkan oleh para ilmuwan Muslim, seperti penggunaan eksperimen, observasi, kritik, dan verifikasi, yang meningkatkan kualitas dan kredibilitas pengetahuan.
  • Interaksi dan dialog antara para ilmuwan, sastrawan, dan seniman dari berbagai latar belakang, yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide, perbandingan pandangan, dan sintesis pengetahuan.

4. Gambaran keharmonisan intelektual antar umat beragama pada masa keemasan Daulah Abbasiyah adalah sebagai berikut:

a. Para penguasa Abbasiyah memberikan kebebasan beragama dan kepercayaan kepada semua penduduknya, tanpa membeda-bedakan atau mendiskriminasikan mereka. Mereka juga menjamin perlindungan dan keselamatan bagi umat non-Muslim, serta memberikan hak-hak sipil dan politik kepada mereka.

b. Para tokoh agama dari berbagai keyakinan hidup berdampingan dengan saling menghormati dan menghargai. Mereka juga saling berdialog dan berdiskusi tentang ajaran-ajaran agama mereka, tanpa ada paksaan atau kekerasan. Mereka juga saling bekerja sama dalam hal-hal yang bersifat sosial, kemanusiaan, dan keadilan.

c. Para ilmuwan, sastrawan, dan seniman dari berbagai agama dan budaya berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sastra, dan seni di Bayt al-Hikmah. Mereka saling belajar dan mengambil manfaat dari karya-karya yang dihasilkan oleh umat beragama lain, tanpa ada rasa iri atau benci. Mereka juga saling menghargai dan mengakui keunggulan dan kelebihan yang dimiliki oleh umat beragama lain.

5. Keteladanan yang bisa diambil dari keharmonisan intelektual antar agama untuk kehidupan kebangsaan di Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Mengedepankan sikap toleransi, saling menghormati, dan menghargai perbedaan agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar persatuan bangsa.
  • Menumbuhkan semangat moderasi, inklusivitas, dan keseimbangan dalam beragama, serta menghindari sikap radikalisme, ekstremisme, dan fanatisme yang dapat menimbulkan konflik dan kekerasan antar umat beragama.
  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni di Indonesia, dengan melibatkan dan memberdayakan semua potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat, tanpa memandang agama dan kepercayaan.
  • Membangun kerjasama dan sinergi antara umat beragama dalam menyelesaikan berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi bangsa, seperti kemiskinan, ketimpangan, korupsi, bencana alam, pandemi, dan lain-lain, dengan berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kebersamaan. ¹⁶

 

Demikian kunci jawaban PAI kelas 8 halaman 131 Kurikulum Merdeka. Semoga bermanfaat. 

LAINNYA