Portalbaraya.com – Pada artikel kali ini akan dibahas soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 87-88, pada Buku Bahasa Indonesia Kelas 12 Edisi Revisi 2018.
Kunci jawaban dibuat sebagai bahan belajar mandiri untuk siswa kelas 12 SMA/SMK/MA, agar setelah mengerjakan latihan soal Bahasa Indonesia di Halaman 87-88, siswa bisa langsung mengoreksi sendiri.
Sehingga bisa mengukur sejauh mana kemampuan mereka dalam menjawab soal Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 87-88 tersebut.
Kunci jawaban ini dibuat dengan harapan bisa membantu adik adik siswa kelas 12 SMA/SMK/MA dalam mengerjakan soal Bahasa Indonesia halaman 87-88.
Mari simak soal dan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 12 SMA/SMK/MA halaman 87-88.
Soal Halaman 87-88 Kelas 12 SMA/SMK/MA Bahasa Indonesia
1. Coba tulis kembali judul tulisan yang kamu baca.
2. Apa yang kamu pahami dari judul tersebut? Rumuskan dalam kalimat baru pemahamanmu tersebut.
3. Apa kata kunci dalam paragraf pertama?
4. Rumuskan kembali dalam kalimat baru pernyataan umum dalam paragraf pertama berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.
5. Apa kata kunci dalam paragraf kedua?
6. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf kedua berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.
7. Apa kata kunci dalam paragraf ketiga?
8. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf ketiga berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.
9. Apa kata kunci dalam paragraf keempat?
10. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf keempat berdasarkan kata kunci yang kamu temulcan.
11. Apa kata kunci dalam paragraf kelima?
12. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf kelima berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.
13. Apa kata kunci dalam paragraf keenam?
14. Rumuskan kembali dalam kalimat baru penegasan dalam paragraf ketujuh berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.
15. Apa saja fakta-fakta yang disajikan dalarn tulisan tersebut?
16. Apa yang menjadi opini redaktur atm fakta tersebut?
17. Menurutmu, tanggapan redaktur tersebut ditujukan kepada siapa? Masyarakat atau pemerintah?
18. Bagaimana sikap redaksi terhadap peristiwa tersebut? Mendukung, menolak, atau netral?
19. Bagaimana saran atau rekomendasi redaksi terhadap pihak yang dituju dalam teks editorial tersebut?
20. Buatlah ringkasan dengan menggunakan jawaban-jawabanmu sebelumnya!
Kunci Jawaban Halaman 87-88 Kelas 12 SMA/SMK/MA Bahasa Indonesia
1. Kado tahun baru 2014 dari Pertamina
2. Kenaikan harga elpiji hingga 50% tanpa sosialisasi
3. harga tabung elpiji naik
4. Pada tahun 2014 Pertamina membawa kabar kepada masyarakat bahwa harga tabung elpiji naik. Akibatnya konsumen membeli kisaran 125.000-130.000.
5. Pertamina menaikkan harga secara sepihak
6. Pertamina menaikkan harga secara sepihak tanpa sosialisasi kepada masyarakat karena merosyotnya pasar internasional dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
7. Keputusan Presiden terkait kenaikan harga tabung gas elpiji
8. Presiden republik Indonesia mengadakan rapat mendadak dengan para menteri terkait untuk menyelesaikan masalah tersebut.
9. Isu penggiringan langkah pemerintah sebagain reaksi semu
10. Reaksi yang muncul sebagai bentuk kekagetan atas reaksi semu pemerintah
11. Masyarakat tidak menerima aksi sepihak dari Pertamina
12. Masyarakat tidak menerima aksi sepihak yang dilakukan Pertamina karena mengikuti pasar dunia
13. Keuntungan yang dimanfaatkan untuk rakyat
14. Keuntungan yang diperoleh dari hasil tambang dimanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
15. Harga tabung elpiji 12kg lebih dari 50%, pertamina memutuskan secara sepihak, merugi 22 triliun selama 6 tahun.
16. kenaikan harga tidak simpatik, tidak bijak dan tidak logis
17. pemerintah
18. menolak
19. Keuntungan hasil minyak digunakan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
20. Pertamina memberi kado pada tahun 2014 bahwa warga tabung elpiji naik.
Pertamina menaikkan harga secara sepihak tanpa sosialisasi kepada msyarakat.
Presiden RI mengadakan rapat mendadak dengan menteri. Munculnya reaksi semu yang menganggap pemerintah sebagai bentuk pencitraan.
Masyarakat tidak menerima atas aksi sepihak pertamina atas kenaikan harga yang mendadak. Pertamina seharusnya memanfaatkan keuntungan dari hasil minyak untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Teks Bacaan Lengkap Untuk Soal di atas.
Kado tahun baru 2014 dari Pertamina
Pertamina mengirim kado Tahun Baru 2014 yang pahit kepada masyarakat. Menaikkan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50 persen. Akibatnya sampai di tingkat konsumen harganya menjadi Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00. Bahkan, di lokasi yang relatif jauh dari pangkalan, mencapai Rp150.000,00-Rp200.000,00.
Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis. Masyarakat sebagai konsumen menjadi terkaget-kaget, karena kenaikan tanpa didahului sosialisasi. Pertamina memutuskan secara sepihak seraya mengiringinya dengan alasan yang terkesan logis. Merugi Rp22 triliun selama 6 tahun sebagai dampak kenaikan harga di pasar internasional serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Kenaikan harga itu mengharuskan Presiden Republik Indonesia yang sedang melakukan kunjungan kerja di Jawa Timur meminta Wakil Presiden Republik Indonesia menggelar rapat mendadak dengan para menteri terkait. Mendengarkan penjelasan Direksi Pertamina dan pandangan Menko Ekuin, yang kesimpulannya dilaporkan kepada Presiden. Berdasar kesimpulan rapat itulah, Presiden kemudian membuat keputusan harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada Minggu kemarin.
Kita mengapresiasi langkah cekatan pemerintah dalam mengapresiasi kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg itu seraya mengiringinya dengan pertanyaan. Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberi tahu mengenai rencana Pertamina menaikkan secara sewenang-wenang. Pertamina merupakan perusahaan negara yang diamanati undang-undang sebagai pengelola minyak dan gas bumi untuk sebesar-besar kemalunuran dan kesejahteraan ralcyat. Rasanya mustahil kalau pernerintah, dalam hal ini Menko Ekuin dan Menteri BUMN tidak tahu, tidak diberi tahu serta tidak dirnintai pandangan, pendapat, dan pertimbangannya.
Kalau dugaan kita yang seperti itu benar adanya, bisa saja di antara kita menengarai langkah pemerintah itu sebagai reaksi semu. Reaksi yang muncul sebagai bentuk kekagetan was reaksi keras yang ditunjukkan pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat luas. Malah boleh jadi ada politisi yang mengategorikannya sebagai reaksi yang cenderung bersifat pencitraan sehingga terbangun kesan bahwa pemerintah memperhatikan kesulitan sekaligus melindungi kebutuhan rakyat.
Kita tidak bisa menerima sepenuhnya alasan merugi Rp22 triliun selama 6 tahun menjadi regulator elpiji sehingga serta-merta Pertamina menaikkan harga elpiji. Dalam peran dan tugasnya yang mulia inilah Pertamina tidak bisa semata-mata menjadikan harga pasar dunia sebagai kiblat dalam membuat keputusan. Sebab di sisi lain perusahaan memperoleh keuntungan besar atas hasil tambang minyak dan gas yang dieksploitasi dari perut bumi Indonesia.
Keuntungan besar itulah yang seharusnya digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Caranya dengan mengambil atau menyisihkan sepersekian persen keuntungan untuk menyubsidi kebutuhan bahan bakar kalangan masyarakat menengah ke bawah.