Portalbaraya.com -Batu bara dikenal sebagai salah satu sumber energi yang dipakai untuk menunjang berbagai kegiatan manusia.
Batu bara untuk sumber energi semakin dikenal luas oleh masyarakat sejak pemerintah mengurangi konsumsi minyak tanah. Masyarakat pun lantas mulai beralih ke sumber energi lain yakni gas dan batu bara.
Baca Juga: Contoh LK 1.1 Identifikasi Masalah PPG Daljab 2022 (Pedagogik, Literasi dan Numerasi) Lengkap
Nah, meskipun sudah menggunakan batu bara namun sebagian orang mungkin belum mengetahui asal kejadian batu bara ini.
Asal Mula Terbentuknya Batu Bara
Batu bara berasal dari tumbuh-tumbuhan purba yang membusuk lalu mengendap dan secara perlahan-lahan menjadi gambut atau peat.
Cuaca yang datang silih berganti dari musim panas ke musim hujan dan sebaliknya serta karena pengaruh panas bumi dan tekanan lapisan-lapisan tanah, tumbuhan purba yang telah menjadi gambut lantas berubah menjadi batu bara muda dengan warna kecoklatan.
Proses ini terus berjalan. Suhu dan tekanan tinggi yang memengaruhi batu bara muda itu membuatnya menjadi semakin tua dan berwarna semakin pekat.
Proses ini terjadi sekitar 290 juta tahun sampai dengan 360 juta tahun yang lalu. Proses inilah yang selanjutnya dikenal dengan istilah coalification yang bila diterjemahkan berarti pembatubaraan.
Baca Juga: Simak Penerimaan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Kabupaten Bandung 2022
Namun tumbuh-tumbuhan purba ini mengalami tingkat perubahan berbeda-beda. Karena perbedaan ini pula, kualitas batu bara yang tercipta pun tak sama.
Batu bara yang tergolong muda, memiliki kualitas yang rendah. Batu bara muda ini memiliki tekstur yang lebih lembut, rapuh dan memiliki warna seperti tanah.
Karena itu pula batu bara muda ini memiliki energi yang rendah. Sedangkan batu bara yang memiliki kualitas tinggi dan dapat menghasilkan energi yang banyak ditandai dengan warna batu bara yang hitam dan berkilau seperi kaca.
Dua jenis batu bara yang termasuk dalam jenis batu bara berkualitas tinggi adalah jenis batu bara bitumen dan jenis batu bara antrasit.
Batu bara ini tidak hanya dikenal di era moderen. Tetapi sebenarnya keberadaan batu bara ini sudah dikenal oleh bangsa Romawi sejak tahun 400 SM.
Tambang-tambang batu bara baru bermunculan sejak dunia industri memanfaatkannya sebagai sumber energi dalam jumlah yang besar.
Pemanfaatan batu bara untuk dunia industri ini dimulai pada abad 18 dan abad 19. Jumlah penggunaan batu bara ini terus berkembang seiring berkembangnya dunia industri.
Industri berskala besar yang menggunakan batu bara antara lain industri besi, industri baja, industri pembuatan semen, industri kimia, pabrik-pabrik kertas dan masih banyak lagi lainnya.
Selain digunakan untuk keperluan industri, batu bara juga dipakai sebagai bahan pembuatan beberapa produk penting antara lain, metal silikon yang dibutuhkan dalam produksi silikon dan silan, bahan pembuat serat karbon, dan bahan pembuat karbon teraktivasi.
Baca Juga: Pendidikan sebagai Pilar Utama Pembangunan Berkelanjutan
Permintaan batu bara yang meningkat ini mendorong munculnya pertambangan-pertambangan batu bara. Berdasarkan data tahun 2011, penghasil batu bara terbanyak adalah Cina, diikuti Amerika Serikat, India, Australia dan Indonesia.
Cina menghasilkan batu bara sebanyak 3.471 juta ton, sedangkan Indonesia memproduksi sebanyak 376 juta ton batu bara.
Wilayah Indonesia dengan sumber daya batu bara yang melimpah terdapat di Pulau Kalimatan dan Pulau Sumatera. Beberapa daerah di Pulau Jawa juga memiliki sumber daya batu bara namun dalam jumlah yang kecil.
Pemanfaatan Batu Bara untuk Industri Kecil dan Rumah Tangga
Setelah menyimak sedikit gambaran mengenai asal kejadian batu bara,
selanjutnya perlu juga diketahui bahwa kini batu bara tidak hanya dipakai untuk kegiatan industri. Sekarang ini batu bara telah banyak digunakan pada industri skala kecil dan menengah serta rumah tangga.
Baca Juga: 2 Pedoman Penting Sebelum Memilih Program Studi dan Jurusan Kuliah
Untuk industri skala kecil dan menengah serta rumah tangga ini, sumber energi yang berasal dari batu baru yang digunakan dikenal dengan nama briket batu bara.
Briket batu bara terbuat dari bahan bakar padat batu bara yang telah dicampur dengan bahan campuran seperti tapioka dan tanah liat.
Selanjutnya camuran bahan-bahan tersebut dicetak menjadi beberapa macam bentuk seperti bentuk bulatan sebesar telur ayam, bentuk kubus dengan ukuran 12,5cmx12,5cmx5cm, dan bentuk selinder dengan ukuran 7cmx12cm.
Briket batu bara ini dalam usaha kecil dan menengah bisa dipakai untuk pengolahan makanan, proses pengeringan makanan, pembakaran dan juga pemanasan. Sedangkan untuk keperluan rumah tangga, briket batu bara bisa dipakai sebagai bahan bakar untuk kegiatan masak memasak setiap hari.
Beberapa contoh industri kecil dan menengah yang bisa memanfaatkan briket batu bara antara lain industri pembuatan tempe dan tahu, industri pembuatan batik,
industri pembuatan genteng, restoran, warung makan, warung tenda, dapur umum di panti asuhan, panti jompo dan pondok pesantren dan industri sejenis lainnya.
Briket batu bara ini memiliki sejumlah kelebihan bila dibandingkan dengan minyak tanah. Kelebihan briket batu bara ini antara lain harganya yang lebih murah bila dibandingkan dengan minyak tanah.
Briket batu bara dengan tipe biasa atau non karbonisasi bisa diperoleh dengan harga Rp. 1.600/ Kg. Sedangkan briket batu bara tipe super atau dengan karbonisasi dapat dibeli dengan harga Rp. 2.500/ Kg.
Briket batu bara biasa atau non karbonisasi adalah briket batu bara cocok dipakai pada industri kecil yang menggunakan jenis tungku.
Dengan pembakaran menggunakan tungku, maka hasil pembakaran terjadi secara sempurna.
Sementara itu, briket batu bara super lebih cocok digunakan untuk keperluan rumah tangga karena briket batu bara ini tidak mengeluarkan asap dan bau sehingga bersih dan aman.
Baca Juga: 5 Ide Bisnis di Masa Resesi 2023 yang Menguntungkan
Selain harganya yang murah, kelebihan briket batu bara lainnya adalah briket batu bara ini memiliki panas yang tinggi dan bisa bertahan lama
sehingga sangat baik untuk pengolahan makanan yang memerlukan panas yang tinggi dan pengolahan yang lama. Kelebihan lainnya,
briket batu bara ini tidak memiliki risiko terbakar atau menimbulkan ledakan, tidak menimbulkan jelaga seperti pada penggunaan arang atau kayu bakar, dan juga tidak menimbulkan suara yang mengganggu lingkungan sekitar.
Dalam penggunaannya, briket batu bara dapat dipakai dengan tungku atau kompor khusus untuk briket batu bara.
Untuk kebutuhan rumah tangga atau skala kecil telah tersedia tungku atau kompor portabel yang memuat briket batu bara sebanyak 1 Kg sampai dengan 8 Kg.
Kompor atau tungku portabel ini bisa dipindah-pindahkan sehingga sangat praktis digunakan. Sedangkan untuk kebutuhan industri skala menengah bisa menggunakan tungku atau kompor permanen.
Tungku atau kompor permanen ini memuat lebih dari 8 Kg briket batu bara. Briket batu bara ini sangat efisien jika dipakai dalam waktu lebih dari 2 jam.
Sedangkan bila briket batu bara dipakai kurang dari 2 jam, penggunaannya dirasakan kurang efisien.
Dalam pemakaian briket batu bara ini, dibutuhkan waktu untuk menyalakannya selama 5 menit sampai dengan 10 menit.
Untuk menyalakan briket batu bara ini masih dibutuhkan minyak tanah dalam jumlah yang sedikit untuk sekedar penyalaan awal saja.
Demikianlah asal kejadian batu bara dan pemanfaatan batu bara untuk berbagai industri kecil dan menengah serta keperluan rumah tangga.