Portalbaraya.com – Pada artikel kali ini akan dibahas Kunci Jawaban PKN Kelas 9 Halaman 142 Tugas Kelompok 5.2 dengan soal Tokoh Bangsa Yang Berperan Sebagai Mediator Dalam Upaya Penyelesaian Konflik
Kunci Jawaban PKN Kelas 9 Halaman 142 Tugas Kelompok 5.2 terdapat di Bab 5 Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia
Kunci jawaban ini dibuat dengan harapan bisa membantu adik adik siswa kelas 9 SMP MTS dalam mengerjakan PKN Kelas 9 Halaman 142 Tugas Kelompok 5.2 yang meminta siswa untuk mencari informasi tentang tokoh bangsa yang berperan sebagai mediator dalam upaya penyelesaian konflik, lalu membuat laporan biografinya.
Sebagai informasi tambahan, buku yang digunakan untuk mata pelajaran PKN Kelas 9 SMP adalah Buku Kurikulum 2013 penerbit Kemendikbud.
Soal dan Kunci Jawaban PKN Kelas 9 Halaman 142
Soal
Tugas Kelompok 5.2.
1. Carilah informasi tentang tokoh bangsa/tokoh masyarakat yang berperan sebagai mediator dalam penyelesaian masalah sosial budaya, ekonomi, dan gender melalui koran, majalah, buku perpustakaan internet, atau melakukan wawancara dengan tokoh tersebut.
2. Buatlah laporan biografi perjalanan hidupnya dalam upaya menyelesaikan masalah sosial budaya, ekonomi, dan gender.
3. Presentasikan di depan kelas dengan bimbingan guru.
Jawaban
1. Jusuf Kalla Tokoh Mediator Konflik
Salah satu tokoh yang berperan sebagai mediator dalam upaya penyelesaian konflik masalah sosial budaya,ekonomi dan gender dalam masyarakat adalah Jusuf Kalla. Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla adalah pengusaha dan politisi Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia (Wapres) ke-10 dan ke-12. Ia merupakan Wakil Presiden Indonesia pertama yang menjabat 2 kali, ia menjadi Wapres dalam 2 masa jabatan yang tidak berturut-turut.
2. Biografi Jusuf Kalla
Pada setiap konflik yang terjadi di Indonesia, seperti konflik horisontal di Poso dan Ambon maupun konflik vertikal dengan Gerakan Aceh Merdeka di Aceh, Wakil Presiden Jusuf Kalla selalu memiliki andil mendamaikan. Keterlibatannya dalam penyelesaian konflik secara damai ternyata hasilnya sungguh sangat luar biasa.
A. Peran Jusuf Kalla dalam Konflik Poso
Keterlibatan beliau dalam penyelesaian konflik, karena tugas beliau sebagai Menteri Koordinator bidang Kesejateraan Rakyat (Menko Kesra). Menurut beliau, saat itu sedang terjadi konflik horisontal di Poso. Selaku Menko Kesra, ia harus mengurus sekitar 250 ribu pengungsi. Beliau melihat timbul kesalahpahaman luar biasa baik di kelompok Islam maupun Kristen.
Beliau mengambil keputusan dan melapor ke Presiden Megawati Soekarnoputri untuk meminta ijin guna menyelesaikan konflik berdarah di Poso ini. Wapres menjelaskan konflik Poso sebenarnya berawal dari masalah politik, yakni persaingan memperebutkan kursi Bupati. Ada dua kandidat yang kebetulan Islam dan yang lainnya Kristen. Setelah salah satu memenangi pilkada itu, tiba-tiba yang menang mengambil semua kekuasaan. Padahal pada era sebelumnya Muspida selalu mengatur agar ada keseimbangan. Caranya, jika bupatinya dari Islam, maka Wakilnya dari Kristen dan begitu pula sebaliknya, sehingga terjadi harmoni. Konflik Poso ini diakhiri dengan penandatangan Deklarasi Malino, 20 Desember 2001. Deklarasi Malino adalah perjanjian damai antara pihak Kristen dan Islam.
B. Peran Jusuf Kala dalam Koflik Aceh
Pada 2005, JK yang saat itu menjabat wakil presiden RI berhasil menuntaskan konflik antara pemerintah dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Menurut beliau menyelesaikan kasus di daerah konflik tersebut harus dengan cara yang tepat. Menurutnya, dengan mengetahui latar belakang dan sejarah daerah itu. Karena bila tidak maka penyelesaiannya akan terhambat dan sulit.
Selain itu beliau juga menyebut dalam upaya perdamaian, seorang mediator harus mendapatkan kepercayaan dan bisa bersikap adil dan independen. Jusuf Kalla mencontohkan proses tersebut pada penyelesaian konflik antara pemerintah dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 2005 silam. Menurut beliau, akhirnya saat ini masyarakat Aceh dapat menjadi pemimpin dan memerintah di wilayahnya sendiri. Sementara itu, Indonesia juga ikut senang karena tidak ada lagi konflik yang terjadi. Penyelesaian damai dengan GAM ditempuh melalui MoU Heshinki.
C. Peran Jusuf Kalla dalam Konflik Ambon
Penyelesaikan konflik di Ambon mulai terlihat dengan kesediaan dua pihak-yang terlibat dalam konflik-hadir mengikuti pertemuan pendahuluan di Makassar, Rabu. Rencananya, hasil pertemuan ini akan diteruskan dalam perundingan di Malino, Kabupaten Gowa, yang dijadwalkan berlangsung 5-7 Februari 2002.
Pertemuan tertutup dengan 15 orang perwakilan kelompok Nasrani dilakukan di Tanaberu Room, Hoel Losari Beach, Jalan Penghibur, dari pukul 16.20 sampai pukul 19.00. Sementara, pertemuan dengan kelompok Muslim dilakukan di Hotel Kenari mulai pukul 19.30. Hadir sebagai fasilitator pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) HM Jusuf Kalla, Gubernur Maluku Saleh Latuconsina, Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) HZB Palaguna, dan Kepala Badan Intelijen Polri Inspektur Jenderal W Simatupang.
Para tokoh agama setempat dengan sigap turut memulihkan keamanan. Selanjutnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku dan Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) mengimbau warga untuk hidup dengan damai. Sehingga kondisi yang sebelumnya tegang kembali berangsur pulih.