Portal Baraya – Pada kesempatan ini, kami akan memberikan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 12 halaman 12 Kurikulum Merdeka.
Soal dan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 12 halaman 12 Kurikulum Merdeka yang kami sajikan ini disusun berdasarkan buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia.
Tujuan kami memberikan pembahasan kunci jawaban soal ini hanyalah sebagai referensi saja.
Dengan harapan, nantinya siswa-siswi kelas 12 SMA/MA mampu memperoleh wawasan mendalam untuk memahami materi.
Berikut ini adalah soal lengkap dan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 12 halaman 12 Kurikulum Merdeka.
PERTANYAAN
Nomor 3
Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan informasi yang telah kalian baca.
a. Apa hubungan H.B. Jassin dan Chairil Anwar?
b. Siapa yang mengungkap perihal minat Jassin terhadap dokumentasi?
c. Kapan Jassin datang ke Jakarta untuk bekerja?
d. Di mana Jassin bekerja saat di Jakarta?
e. Bagaimana Jassin menyusun dokumentasi di Pusat Dokumentasi Sastra?
f. Mengapa Jassin bersusah payah mengumpulkan dokumentasi sastra?
Nomor 4
4. Apa tanggapan kalian setelah membaca artikel tentang H.B. Jassin?
Diskusikanlah bersama kelompok kalian (4–5 orang) tentang informasi tambahan dari sosok H.B. Jassin yang diperoleh dari artikel tersebut.
Sebagai pemandu, kalian dapat menggunakan tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Informasi Tambahan tentang H.B. Jassin
Informasi Tambahan tentang H.B. Jassin
Riwayat Pendidikan ….
Riwayat Pekerjaan ….
Minat terhadap Dokumentasi Sastra ….
Hal yang Dilakukan dalam Pendokumentasian Sastra….
Jasa dalam Dokumentasi Sastra ….
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 12 Kurikulum Merdeka
Kunci jawaban nomor 3
a. Hubungan antara H.B. Jassin dan Chairil Anwar dalan dunia Kesastraan begitu sangat dekat.
HB Jassin bisa dikatakan sebagai kritikus sastra yang memberi legitimasi terhadap kepenyairan Chairil Anwar, lewat buku Chairil Anwar Pelopor Angkatan ’45
b. Yang mengungkap minat Jassin Terhadap dokumentasi adalah Sutan Takdir Alisjahbana yang terkesan dengan Jassin.
Jassin menerima surat dari salah satu pendiri majalah Poedjangga Baroe tersebut yang isinya mengejak untuk bekerja sebagai redaktur buku di Balai Pustaka.
c. H.B Jassin datang dan merantau ke Jakarta pada 1 Februari 1940. Saat itu Jassin datang ke Jakarta, menuju Balai Pustaka untuk melamar kerja.
Berbekal surat dari Sutan Takdir Alisjahbana, ditambah beberapa dokumentasi tulisannya yang telah diterbitkan, serta dokumentasi lain yang pernah ia garap.
Jassin akhirnya diterima di Balai Pustaka dan langsung bekerja hari itu juga. Jassin mulai menggarap dokumentasi sastra secara sistematis dan menjadi warisan berharga bagi kesusastraan Indonesia.
d. Jassin pertama kali bekerja di Jakarta di Balai Pustaka
e. H.B. Jassin adalah seorang pemerhati dan perawat sastra Indonesia yang gigih dan sederhana.
Beliau merawat sastra Indonesia dengan cara mengumpulkan karya yang semula berserakan di koran dan majalah, kemudian mengguntingnya, menyatukannya dalam kliping, dan menyimpannya dengan rapi di perpustakaan pribadinya.
f. Beberapa alasan mengapa Jassin bersusah payah dalam mengumpulkan dokumentasi sastra antara lain:
1. Melestarikan Warisan Sastra: Jassin memiliki kesadaran yang kuat akan pentingnya melestarikan warisan sastra Indonesia. Ia menyadari bahwa karya-karya sastra merupakan bagian berharga dari identitas dan budaya bangsa yang perlu dilestarikan untuk generasi mendatang.
2. Menguak Sejarah Sastra: Dalam upayanya mengumpulkan dokumentasi sastra, Jassin berusaha untuk menguak sejarah sastra Indonesia secara menyeluruh. Ia ingin memahami dan mendokumentasikan perkembangan sastra dari masa ke masa untuk menyajikan pandangan yang komprehensif tentang perkembangan sastra Indonesia.
3. Sebagai Rujukan Akademis: Dokumentasi sastra yang dikumpulkan oleh Jassin menjadi rujukan penting bagi peneliti dan akademisi dalam mengkaji dan menganalisis karya-karya sastra Indonesia. Koleksi tersebut memberikan dasar yang kuat untuk studi sastra yang mendalam dan ilmiah.
4. Memperkuat Identitas Sastra Nasional: Dengan mengumpulkan dan mendokumentasikan karya sastra Indonesia, Jassin berusaha memperkuat identitas sastra nasional. Ia ingin membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki warisan sastra yang kaya dan beragam.
5. Mencatat Perkembangan Sastra Kontemporer: Jassin juga berupaya mengumpulkan karya sastra kontemporer untuk mencatat dan menganalisis tren sastra terbaru. Ia menganggap hal ini penting untuk memahami arah dan perkembangan sastra Indonesia dalam era modern.
6. Menyadari Pentingnya Pengarsipan: Jassin menyadari pentingnya pengarsipan dan pelestarian karya-karya sastra. Tanpa upaya ini, banyak karya sastra yang mungkin terlupakan atau hilang dari peredaran.
7. Sebagai Pemeliharaan Warisan Budaya: Bagi Jassin, mengumpulkan dokumentasi sastra adalah bentuk pemeliharaan dan pelestarian warisan budaya. Dengan mempertahankan karya-karya sastra, ia merasa berkontribusi pada pelestarian identitas budaya bangsa.
Kunci Jawaban Nomor 4
H.B. Jassin, nama lengkapnya Haji Abdul Muis Jassin, adalah seorang kritikus sastra, sejarawan sastra, dan penerjemah asal Indonesia. Ia lahir pada 31 Juli 1917 di Gorontalo dan meninggal pada 11 Maret 2000 di Jakarta. Berikut adalah beberapa informasi tambahan mengenai dirinya:
1. Kontribusi Sastra: H.B. Jassin dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia. Ia banyak berkontribusi dalam menganalisis dan mengkritik karya-karya sastra, khususnya sastra klasik Indonesia.
2. Penghargaan: Ia menerima berbagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam dunia sastra. Salah satu penghargaan terbesar yang diterimanya adalah Anugerah Sastra Rancage dari Pemerintah Daerah Jawa Barat pada tahun 1994.
3. Karya-karya: Selain karya kritik sastra, H.B. Jassin juga telah menerbitkan beberapa buku, termasuk “Tinjauan Kritis Sastera Indonesia” (1956-1958), yang dikenal sebagai karya monumentalnya dalam mengulas sastra Indonesia.
4. Penerjemah: H.B. Jassin juga dikenal sebagai penerjemah ulung. Ia telah menerjemahkan banyak karya sastra dunia ke dalam bahasa Indonesia, termasuk karya-karya William Shakespeare.
5. Aktivis Sastra: Selain karyanya dalam bidang sastra, H.B. Jassin juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan literasi dan promosi sastra di Indonesia. Ia mendirikan Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA) pada tahun 1950, yang memiliki tujuan memajukan seni dan budaya Indonesia.
6. Wawasan Lintas Sastra: Salah satu keunggulan H.B. Jassin adalah kemampuannya dalam melihat keterkaitan sastra Indonesia dengan sastra dunia. Ia memiliki wawasan yang luas terhadap perkembangan sastra dan ide-ide lintas budaya.
7. Penyelenggara Seminar dan Diskusi: H.B. Jassin sering mengadakan seminar dan diskusi sastra, di mana ia berperan sebagai pemimpin diskusi. Hal ini membantu menghidupkan suasana intelektual dan literer di Indonesia.
Demikian pembahasan dan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 12 halaman 12 Kurikulum Merdeka. Semoga bermanfaat.