Portal Baraya – Pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan contoh kumpulan naskah drama tentang 17 Agustus yang dapat digunakan untuk acara pementasan.
Sedikit informasi, drama tentang 17 Agustus menjadi sebuah genre drama yang mengambil latar belakang peristiwa sejarah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Drama ini biasanya bertujuan untuk mengenang, menghormati, dan mengapresiasi perjuangan para pahlawan dan pejuang kemerdekaan yang telah berkorban demi bangsa dan negara.
Selain itu, drama tentang 17 Agustus juga dapat menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai patriotisme, nasionalisme, dan kebangsaan kepada generasi muda.
Baca Juga: Apa Pendapatmu Tentang Sikap Santi: Kunci Jawaban Soal Tema 1 Halaman 75 Kelas 6 SD
Untuk membuat drama tentang 17 Agustus, ada beberapa langkah yang dapat diikuti, yaitu:
1. Menentukan Tema dan Tujuan Drama
Tema adalah ide pokok atau gagasan utama yang ingin disampaikan dalam drama. Tujuan adalah maksud atau harapan yang ingin dicapai melalui drama.
Contoh tema dan tujuan drama adalah: “Menggambarkan perjuangan para pemuda dalam menyelenggarakan Kongres Pemuda II” dengan tujuan “Menyadarkan pentingnya semangat persatuan dan kesatuan bangsa”.
2. Menentukan Latar Belakang dan Waktu Drama
Latar belakang adalah tempat atau lokasi di mana drama berlangsung. Waktu adalah periode atau momen sejarah yang menjadi setting drama.
Contoh latar belakang dan waktu drama adalah: “Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) di Jalan Kramat Raya No. 106 Jakarta” pada waktu “27-28 Oktober 1928”.
3. Menentukan Alur dan Plot Drama
Alur adalah rangkaian peristiwa atau kejadian yang membentuk cerita dalam drama. Plot adalah susunan atau struktur alur dalam drama.
Contoh alur dan plot drama adalah: “Pada awal drama, para pemuda dari berbagai organisasi berkumpul di gedung KJB untuk mengikuti Kongres Pemuda II. Pada tengah drama, para pemuda berdebat dan berdiskusi tentang rumusan dasar negara dan bahasa persatuan. Pada akhir drama, para pemuda menyanyikan lagu Indonesia Raya dan membacakan Sumpah Pemuda”.
4. Menentukan Karakter dan Dialog Drama
Karakter adalah tokoh-tokoh yang terlibat dalam drama. Dialog adalah percakapan atau ucapan yang dilontarkan oleh karakter dalam drama. Contoh karakter dan dialog drama adalah: “Karakter utama dalam drama adalah Mohammad Yamin, Sugondo Djojopuspito, Mohammad Hatta, Soekarno, dll. Dialog dalam drama menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan sopan, serta sesekali menggunakan bahasa daerah atau asing sesuai dengan karakter”.
– Menentukan properti dan kostum drama. Properti adalah benda-benda yang digunakan sebagai perlengkapan dalam drama. Kostum adalah pakaian atau busana yang dikenakan oleh karakter dalam drama. Contoh properti dan kostum drama adalah: “Properti dalam drama meliputi meja, kursi, spanduk, bendera, buku, dll. Kostum dalam drama mengikuti gaya berpakaian zaman kolonial Belanda, seperti jas, dasi, peci, kain batik, dll”.
Baca Juga: Kunci Jawaban Tematik Tema 1 Kelas 5 Halaman 63 65 68 69 71 73 74: Subtema 2 Pembelajaran 2
CONTOH DRAMA TENTANG 17 AGUSTUS
Berikut adalah contoh naskah drama tentang 17 Agustus yang dapat dipentaskan di acara sekolah maupun lingkungan saat perayaan kemerdekaan Indonesia:
Judul: Merah Putih di Hati
Tema: Menggambarkan perjuangan rakyat Indonesia dalam mengibarkan bendera merah putih pada tanggal 17 Agustus 1945
Tujuan: Menumbuhkan rasa bangga, hormat, dan cinta kepada bendera merah putih sebagai simbol kemerdekaan Indonesia
Latar belakang: Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
Waktu: 17 Agustus 1945
Alur: Pada awal drama, sekelompok pemuda dan pemudi sedang menyiapkan bendera merah putih yang akan dikibarkan di rumah Soekarno. Pada tengah drama, mereka mendengar kabar bahwa tentara Jepang akan menghalangi pengibaran bendera. Pada akhir drama, mereka berhasil mengibarkan bendera dengan bantuan rakyat sekitar.
Plot: Eksposisi -> Komplikasi -> Klimaks -> Resolusi
Karakter: Budi (pemuda), Siti (pemudi), Joko (pemuda), Rina (pemudi), Soekarno (presiden pertama RI), Hatta (wakil presiden pertama RI), Tentara Jepang 1, Tentara Jepang 2, Rakyat 1, Rakyat 2, dll.
Properti: Bendera merah putih, tiang bendera, gunting, benang, jarum, spanduk, dll.
Kostum: Pakaian sederhana ala zaman revolusi, seperti kemeja lengan pendek, celana pendek, rok panjang, kain kebaya, dll.
Naskah:
(Budi, Siti, Joko, dan Rina sedang menyiapkan bendera merah putih di halaman rumah Soekarno)
Budi: Ayo cepat! Kita harus segera menyelesaikan bendera ini sebelum jam 10 pagi!
Siti: Iya, iya. Sabar dong. Ini kan bukan bendera sembarangan. Ini adalah bendera merah putih yang akan menjadi lambang kemerdekaan kita!
Joko: Betul! Bendera ini adalah hasil karya tangan kita sendiri. Kita harus menjahitnya dengan hati-hati dan rapi.
Rina: Ya ampun. Kalian kok ribut sekali sih? Ini kan bukan saatnya berdebat. Ini adalah saatnya bersatu dan bekerja sama!
Budi: Maaf, Rina. Kamu benar. Kita harus bersatu dan bekerja sama. Ayo kita kerjakan bersama-sama!
Siti: Ayo! Ayo! Ayo!
(Mereka bekerja sama untuk menjahit bendera merah putih)
Joko: Wah, sudah jadi nih! Lihat! Cantik sekali benderanya!
Rina: Ya Allah. Subhanallah. Indah sekali benderanya!
Budi: Alhamdulillah. Puji Tuhan. Bendera kita sudah jadi!
Siti: Ayo kita bawa ke tiang bendera! Kita harus segera mengibarkannya!
(Mereka membawa bendera ke tiang bendera)
Budi: Siapa yang mau mengikatkan bendera ke tiang?
Siti: Aku mau! Aku mau!
Joko: Tidak! Aku yang mau!
Rina: Eh, jangan berebut dong! Kita bisa bergantian kok!
Budi: Baiklah. Kita bergantian. Siti dulu ya.
Siti: Iya! Terima kasih!
(Siti mengikatkan bendera ke tiang)
Siti: Sudah selesai!
Budi: Bagus sekali! Sekarang tinggal menunggu perintah dari Bung Karno untuk mengibarkannya!
Joko: Iya! Aku tidak sabar untuk melihat bendera merah putih berkibar di langit Jakarta!
Rina: Aku juga! Aku pasti akan menangis haru melihatnya!
Budi: Kita semua pasti akan menangis haru melihatnya!
(Mereka berpelukan dan tersenyum)
(Tiba-tiba terdengar suara sirene dan terlihat dua tentara Jepang datang dengan senjata)
Tentara Jepang 1: Halt! Halt! Apa yang kalian lakukan di sini?
Budi: Kami… kami hanya ingin mengibarkan bendera kami, Pak.
Tentara Jepang 2: Bendera apa? Bendera merah putih itu? Itu adalah bendera pemberontak! Kalian tidak boleh mengibarkannya!
Siti: Tapi… tapi… kami sudah merdeka, Pak. Bung Karno sudah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia kemarin.
Tentara Jepang 1: Merdeka? Merdeka dari siapa? Kalian masih di bawah kekuasaan Jepang! Kalian harus taat kepada Kaisar Jepang!
Joko: Tidak! Tidak! Kami tidak mau taat kepada Kaisar Jepang! Kami mau bebas! Kami mau merdeka!
Tentara Jepang 2: Dasar anak-anak nakal! Kalian harus dihukum! Lepaskan bendera itu sekarang juga!
Rina: Tidak! Tidak! Kami tidak akan melepaskan bendera ini! Ini adalah bendera kami! Ini adalah bendera Indonesia!
Tentara Jepang 1: Awas kalian! Jika kalian tidak melepaskan bendera itu, kami akan menembak kalian!
Budi: Silakan tembak kami, Pak. Kami tidak takut mati. Kami rela mati demi bendera ini!
Siti: Iya! Iya! Kami rela mati demi bendera ini!
Joko: Iya! Iya! Kami rela mati demi bendera ini!
Rina: Iya! Iya! Kami rela mati demi bendera ini!
(Mereka berpegangan tangan dan berdiri tegak di depan tiang bendera)
Tentara Jepang 2: Kalian benar-benar gila! Baiklah, kami akan memberikan kalian pelajaran yang tidak akan kalian lupakan!
(Tentara Jepang 2 mengangkat senjatanya dan bersiap untuk menembak)
(Tiba-tiba terdengar suara teriakan dan terlihat rakyat sekitar datang dengan membawa senjata tradisional seperti bambu runcing, parang, golok, dll)
Rakyat 1: Hentikan! Hentikan! Jangan ganggu anak-anak kami!
Rakyat 2: Ya! Ya! Jangan ganggu anak-anak kami!
Rakyat 3: Ya! Ya! Jangan ganggu anak-anak kami!
Rakyat 4: Ya! Ya! Jangan ganggu anak-anak kami!
(Rakyat sekitar mengepung tentara Jepang dan berusaha merebut senjata mereka)
Tentara Jepang 1: Apa? Apa? Siapa kalian? Kenapa kalian menyerang kami?
Tentara Jepang 2: Tolong! Tolong! Bantu kami!
Rakyat 1: Kami adalah rakyat Indonesia yang sudah merdeka dari penjajahan!
Rakyat 2: Kami adalah rakyat Indonesia yang mencintai bendera merah putih!
Rakyat 3: Kami adalah rakyat Indonesia yang bersedia berjuang dan berkorban untuk bangsa dan negara!
Rakyat 4: Kami adalah rakyat Indonesia yang tidak akan diam melihat anak-anak kami dianiaya oleh penjajah!
(Rakyat sekitar berhasil merebut senjata tentara Jepang dan mengusir mereka)
Rakyat 1: Ayo anak-anak! Ayo kita kibarkan bendera merah putih kita!
Rakyat 2: Ayo anak-anak! Ayo kita kibarkan bendera merah putih kita!
Rakyat 3: Ayo anak-anak! Ayo kita kibarkan bendera merah putih kita!
Rakyat 4: Ayo anak-anak! Ayo kita kibarkan bendera merah putih kita!
(Budi, Siti, Joko, dan Rina bersama dengan rakyat sekitar mengibarkan bendera merah putih dengan penuh semangat)
Budi, Siti, Joko, Rina, Rakyat 1-4 (bersama-sama): Merdeka! Merdeka! Merdeka!
(Terdengar suara lagu Indonesia Raya dan terlihat bendera merah putih berkibar di langit Jakarta)
*Tamat*
Itulah contoh drama tentang 17 Agustus yang dapat ditampilkan untuk pementasan sekolah maupun di acara lingkungan. Semoga bermanfaat.