Portalbaraya.com – Banyak orang mengenal Valentine’s Day sebagai hari di mana seseorang menunjukkan kasih sayang kepada orang yang dicintai.
Namun, hari tersebut sebenarnya memiliki makna yang lebih luas, termasuk kasih sayang antara keluarga dan teman.
Selama bulan Februari, media massa, mal, dan pusat hiburan sering mengadakan pesta untuk merayakan Hari Valentine.
Namun, seorang muslim seharusnya berhati-hati dan mempertimbangkan apakah merayakan hari tersebut sesuai dengan ajaran Islam.
Baca Juga: Inilah Jadwal Ramadan dan Lebaran, Lengkap Tanggal Penting Islam lainnya pada Tahun 2023
Terlepas dari perkembangan zaman yang positif, ajaran agama seharusnya tetap menjadi panduan dalam menjalani hidup.
Padahal Rasulullah SAW telah melarang umatnya mengikuti kegiatan peribadatan lain selain Islam: “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum itu tersebut”. (HR At-Tirmidzi).
Dan dalam hadist yang lain, Rasulullah SAW bersabda, “Kamu telah mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka.
Kami bertanya:’Wahai Rasulullah, apakah orang-orang yang kau maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani?’ Baginda bersabda:’Kalau bukan mereka, siapa lagi?” (HR Bukhari Muslim).
Berdasarkan hadist yang disampaikan, terbukti bahwa pengaruh budaya Barat telah merusak perilaku remaja saat ini.
Baca Juga: 3 Penyebab Uang Cepat Habis Menurut Islam
Meskipun tidak semua aspek budaya Barat buruk, merayakan hari Valentine jelas memiliki dampak negatif bagi generasi muda.
Pertama, asal-usul perayaan Valentine tidak sesuai dengan pandangan Islam.
Kedua, perayaan ini biasanya diisi dengan kegiatan bersama pasangan atau pacar.
Ketiga, ketika hubungan antara dua anak manusia yang berbeda jenis telah dimulai,
kemungkinan besar akan terjadi perilaku yang tidak pantas, yang seharusnya tidak dilakukan oleh orang yang belum sah menjadi muhrimnya.
Oleh karena itu, perlu diingat bahwa budaya Barat bukanlah acuan yang tepat untuk diikuti, terutama dalam hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Baca Juga: 2 Amalan Pelunas Hutang dan Memperlancar Rezeki Menurut Syekh Ali Jaber
Abu Waqid Radhiallahu anhu meriwayatkan Rasulullah SAW Saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut.
Para sahabat Rasulullah berkata, “Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath”.
Maka Rasulullah SAW bersabda, “Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, ‘Buatkan kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.’ Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian.” (HR At-Tirmidzi).
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perayaan Hari Valentine secara jelas dilarang oleh agama Islam, terutama jika kegiatan tersebut membawa dampak negatif seperti kencan, pesta, dan bahkan melakukan hubungan seks bebas dengan pasangan.
Hal ini disebabkan karena pada hari Valentine, beberapa remaja percaya bahwa melakukan tindakan yang dilarang oleh agama seperti bergandengan tangan, berpelukan, berciuman, dan berhubungan seks di luar nikah menjadi sah dilakukan.
Mereka berpikir bahwa tindakan-tindakan tersebut hanyalah bentuk kasih sayang, bukan hanya sekadar nafsu biasa.
Oleh karena itu, sangat ditekankan bahwa sebaiknya kita memahami dan menghargai nilai-nilai agama dalam merayakan Hari Valentine, sehingga dapat terhindar dari dampak negatif yang merugikan.
Padahal Allah SWT telah melarang dalam firman-Nya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32).