Buletin Jum’at: Seputar Ibadah Qurban yang Penting untuk Diketahui!. Simak!

6 minutes reading
Friday, 16 Jun 2023 15:05 7 Cahyo Triwibowo

Portalbaraya.com – Hati-hati dalam beramal qurban, karena jika dilakukan dengan asal-asalan, akhirnya tidak akan diterima oleh Allah.

Dalam buletin jum’at ini, akan dibahas mengenai kehati-hatian dan mengikuti petunjuk yang benar terkait qurban agar ibadah kita diterima.

Berdasarkan sumber dari Rumayshocom berjudul “Khutbah Jum’at: Qurban yang Tidak Diterima” berikut ini pembahasan mengenai ibadah qurban:

Pertama, qurban hanya dianjurkan bagi mereka yang mampu melakukannya.

Qurban adalah ibadah sunnah muakkad yang ditujukan bagi orang-orang yang memiliki kemampuan dan kelebihan rezeki.

Imam Syafi’i mengatakan bahwa bagi mereka yang mampu, janganlah meninggalkan ibadah qurban.

Oleh karena itu, jika kita memiliki kelebihan rezeki setiap tahunnya, hendaklah kita melaksanakan qurban.

Kedua, qurban harus dilakukan dengan ikhlas dan tujuan utamanya adalah mencapai takwa.

Kita harus melakukan qurban dengan niat yang ikhlas, semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah.

Tujuan kita bukanlah untuk mencari pujian dari manusia atau meningkatkan status sosial.

Dalam ibadah qurban, yang penting adalah ketakwaan kita, bukan daging atau darah qurban itu sendiri.

Ketiga, kita harus berhati-hati dalam melaksanakan ibadah qurban agar sesuai dengan tuntunan yang benar.

Baca Juga: 90 Fakta Menarik dan Unik Tentang Italia, Mulai dari Sejarah, Geografis Hingga Budaya

Jika tidak mengikuti tuntunan yang telah ditetapkan, qurban kita tidak akan diterima.

Sebagai contoh, mengambil pelajaran dari seseorang yang menyembelih hewan qurban sebelum Shalat Idul Adha hanya untuk sarapan pagi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa hewan tersebut bukanlah qurban yang sah.

Oleh karena itu, kita harus mengikuti aturan yang telah ditentukan dalam melaksanakan qurban.

Beberapa aturan qurban yang perlu diperhatikan antara lain: qurban sapi dapat dilakukan dengan patungan tujuh orang, sedangkan kambing hanya boleh dari satu orang.

Tidak boleh mengumpulkan sumbangan untuk qurban dalam kelompok atau organisasi tertentu.

Hewan qurban juga harus bebas dari cacat yang tidak sah, seperti kebutaan yang jelas terlihat, tinggi yang tidak memenuhi syarat, sakit yang parah, dan kekurusan yang tidak normal.

Selain itu, qurban harus dilakukan pada waktu yang ditentukan, yaitu setelah Shalat Idul Adha dan dua khutbah, hingga akhir hari Tasyriq yang terakhir.

Ketika menyembelih hewan qurban, kita harus membaca basmalah dan takbir.

Selanjutnya, kita juga perlu membaca doa agar qurban kita diterima oleh Allah. Semua proses qurban ini harus dilakukan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan.

Dalam ibadah qurban, kita harus ingat bahwa yang utama adalah niat dan tujuan ibadah kita.

Jangan sampai kita terjebak dalam tindakan yang tidak sesuai dengan tuntunan yang benar.

Semoga dengan memahami dan mengikuti aturan qurban dengan baik, qurban kita akan diterima oleh Allah dan mendapatkan berkah serta kebaikan yang diinginkan.

Setelah kita membahas beberapa hal terkait qurban yang perlu diperhatikan, kali ini kita akan membahas mengenai qurban yang tidak diterima.

Kita perlu berhati-hati agar amalan qurban yang kita lakukan tidak sia-sia.

1- Qurban yang tidak selayaknya adalah qurban yang dilakukan secara asal-asalan, tanpa memperhatikan syarat dan tata cara yang telah ditentukan.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, qurban harus dilakukan sesuai tuntunan yang telah ditetapkan oleh agama.

Jika kita melakukan qurban tanpa memperhatikan syarat-syarat yang telah ditetapkan, maka qurban tersebut tidak akan diterima oleh Allah.

2- Qurban yang tidak diterima juga adalah qurban yang dilakukan dengan niat yang salah.

Qurban seharusnya dilakukan dengan niat ikhlas semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai takwa.

Jika niat kita dalam berqurban adalah untuk mencari pujian dari orang lain, untuk menunjukkan status sosial, atau untuk kepentingan dunia semata, maka qurban tersebut tidak akan diterima.

3- Selain itu, qurban yang tidak diterima adalah qurban yang dilakukan tanpa memperhatikan kualitas hewan yang dikurbankan.

Dalam berqurban, kita diwajibkan memilih hewan yang sehat, tidak cacat, dan memenuhi syarat-syarat tertentu.

Jika kita mengurbankan hewan yang cacat atau tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, maka qurban tersebut tidak akan diterima.

4- Qurban yang tidak diterima juga bisa disebabkan oleh cara penyembelihan yang tidak benar.

Dalam berqurban, kita harus memastikan bahwa hewan yang dikurbankan disembelih dengan cara yang benar, yaitu dengan membaca basmalah dan menyebutkan nama Allah.

Penyembelihan yang tidak sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan akan membuat qurban tidak diterima.

5- Selanjutnya, qurban yang tidak diterima adalah qurban yang dilakukan tanpa mengikuti waktu yang telah ditentukan.

Qurban harus dilakukan setelah shalat Idul Adha dan dua khutbah, dan berakhir pada hari tasyriq yang terakhir.

Jika kita mengurbankan hewan di luar waktu yang ditentukan, maka qurban tersebut tidak akan diterima.

6- Qurban yang tidak diterima juga bisa disebabkan oleh niat yang tidak ikhlas.

Qurban seharusnya dilakukan dengan niat yang murni karena Allah semata, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia.

Jika kita melakukan qurban dengan niat yang bercampur dengan kepentingan duniawi atau riya’, maka qurban tersebut tidak akan diterima.

7- Selain itu, qurban yang tidak selayaknya adalah qurban yang tidak diikuti dengan amalan-amalan lain yang dianjurkan dalam bulan Dzulhijjah.

Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang penuh dengan keutamaan dan ibadah-ibadah yang dianjurkan, seperti puasa, takbir, dan doa.

Jika kita melakukan qurban tanpa mengikuti amalan-amalan lain yang dianjurkan dalam bulan Dzulhijjah, maka qurban tersebut tidak akan sepenuhnya diterima.

Qurban seharusnya menjadi bagian dari rangkaian ibadah yang kita lakukan dalam bulan ini, sebagai bentuk kesempurnaan ibadah kita kepada Allah.

8- Terakhir, qurban yang tidak selayaknya adalah qurban yang dilakukan tanpa memperhatikan manfaat sosialnya.

Qurban seharusnya juga menjadi sarana untuk menyebarkan manfaat kepada sesama, terutama kepada orang-orang yang membutuhkan.

Kita diwajibkan untuk membagikan daging qurban kepada fakir miskin, yatim piatu, dan orang-orang yang membutuhkan.

Jika kita mengabaikan tanggung jawab sosial ini dan tidak membagikan daging qurban dengan adil, maka qurban tersebut tidak akan diterima.

Oleh karena itu, sebagai umat Muslim yang ingin menjalankan qurban, kita perlu memperhatikan dan mengikuti semua tata cara, syarat, dan niat yang telah ditetapkan.

Kita harus berqurban dengan ikhlas, memilih hewan yang sesuai syarat, menyembelihnya dengan cara yang benar, dan mengikuti waktu yang ditentukan.

Selain itu, kita juga harus menjaga niat ikhlas, melaksanakan amalan-amalan lain yang dianjurkan dalam bulan Dzulhijjah, dan memperhatikan manfaat sosialnya.

Dengan berqurban yang benar dan diterima, kita berharap dapat mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan takwa, dan menyebarkan manfaat kepada sesama.

Semoga qurban kita diterima oleh Allah, dan kita mendapatkan berkah dan kebaikan dari ibadah yang kita lakukan.

Akhir sesi artikel ini, mohon maaf jika ada kata-kata atau penjelasan yang kurang tepat.

Semoga Allah menerima amalan qurban kita dan memberikan keberkahan bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

LAINNYA