Portalbaraya.com -Apakah yang Anda ketahui mengenai ciri-ciri autis? Apakah seorang teman yang selalu sibuk memainkan handphone atau bermain games di depan komputer seharian dapat dikatakan sebagai seorang autis?
“Eh, tau gak? Dia kalau kita ajak bicara pasti sibuk sama handphone-nya, biasa kalau orang autis seperti itu!”
Kalimat seperti ini sering sekali diucapkan oleh banyak anak muda yang sedang tenggelam dalam kesibukannya mengutak-atik handphone. Apakah dia sedang berselancar di dunia maya, SMS-an ataupun eksis di situs pertemanan.
Baca Juga: Beberapa Pengertian Keistimewaan Al Quran
Saking seriusnya, dia sulit menanggapi pertanyaan atau ajakan kita. Kelihatannya, seperti orang yang tidak peduli dengan keberadaan orang sekitar. Ia hanya sibuk dengan perangkat teknologi itu saja.
Umumnya, mereka yang tidak paham dan mengenal arti autisme sebenarnya sering menggunakan kata itu sebagai candaan, sebagai lelucon dengan teman-teman.
Tidak memikirkan bagaimana perasaan orang yang benar-benar mengalami kondisi seperti itu. Oleh karena itu, marilah kita berbagi sedikit pengetahun tentang autisme.
Definisi Autisme
Autisme adalah suatu kondisi seseorang yang dibawa sejak lahir ataupun pada masa balita, ia tidak bisa melakukan komunikasi normal dengan lingkungannya.
Mereka yang mendapatkan kondisi seperti ini disebut dengan penyandang autisme. Mereka tampak hidup di dunianya sendiri karena apapun yang kita katakan tidak mendapat respon yang normal.
Baca Juga: Contoh Membuat Surat Izin Sekolah karena Sakit yang Baik dan Benar
Ada berbagai tingkat autisme, mulai yang ringan sampai yang sangat parah. Ciri-ciri autis dapat terlihat dengan jelas oleh orang tua sehingga menjadi perhatian untuk penanganan yang tepat.
Namun, semua tingkatan autisme memiliki karakteristik yang sama, yaitu mengalami gangguan seperti berikut ini.
Interaksi sosial yang tidak lancar. Kontak mata dengan lawan bicara sangat kurang, ekspresi wajah yang datar dan gerakan tubuhnya kurang fokus.
Cara berkomunikasi yang sulit dimengerti.
Bahkan, oleh orang tuanya sendiri. Seringkali anak autis tidak dapat berempati atau merasakan suatu perasaan tertentu saat bermain dengan teman sebayanya.
Perilaku emosi yang tidak normal. Kurang adanya timbal balik emosi dengan lawan bicara.
Pola bermain tidak seperti anak kebanyakan. Pola bermainnya monoton dan kurang bervariasi.
Memiliki gangguan sensorik dan motorik yang perlu penanganan khusus. Tidak bisa berkomunikasi secara nonverbal.
Baca Juga: Soal dan Kunci Jawaban IPS Kelas 9 SMP MTS Hal 149 150 Pilihan Ganda Uji Kompetensi
Memiliki cara mempertahankan dan menginginkan sesuatu yang khas dan di luar kebiasaan anak-anak normal.
Perkembangan tubuh yang terlambat.
Lalu, sejak kapan gejala dan ciri-ciri autisme bisa terlihat oleh orangtua?
Sebelum anak mencapai umur 3 tahun, biasanya, gejala itu sudah dapat terdeteksi. Bila orang tua memiliki anak dengan gejala seperti itu, jangan langsung panik karena sekarang ini telah banyak cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak dengan autisme.
Banyak promosi obat-obatan yang ditawarkan untuk mendapatkan kesembuhan bagi autisme, tetapi penyembuhan yang tepat untuk itu adalah melalui terapi. Bagaimanapun, penyembuhan suatu kondisi yang tidak normal tidak dapat dilakukan secara instan, perlu beberapa tahap atau proses dalam jangka waktu tertentu.
Ada beberapa jenis terapi yang bisa dijadikan pilihan oleh orang tua demi kesembuhan anaknya dan disesuaikan dengan tingkat kondisi anak tersebut.
Applied Behavioral Analysis (ABA). Terapi yang sudah lama digunakan dengan cara memberikan pujian atau hadiah pada anak autisme.
Terapi wicara atau terapi bicara.
Terapi okupasi. Melatih otot-otot motorik agar bisa bekerja lebih lentur.
Terapi fisik. Melatih fisik agar lebih kuat dan seimbang.
Terapi sosial. Mengajak anak untuk bergaul dengan teman sebayanya dan mempelajari cara berteman dengan teknik tertentu.
Terapi bermain. Belajar bermain dengan teman menggunakan teknik tertentu.
Terapi perilaku. Membantu anak autis mengekspresikan kemauan dan keinginannya dengan cara yang lembut.
Terapi perkembangan. Terapi yang mempelajari minat anak dengan kondisi autisme.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Alergi Gatal Kulit
Terapi visual. Belajar berkomunikasi melalui gambar dengan metode tertentu.
Terapi biomedik. Melakukan pengobatan melalui dalam tubuh dengan cara memberi obat yang tepat sesuai tingkat kondisi autisme yang dimiliki.
Terapi ini mengalami banyak kemajuan karena dampak dari pengobatannya adalah otak menjadi lebih bersih dan lebih kuat bekerja secara normal.
Nah, bagi orang tua yang memiliki anak dengan kondisi autisme, jangan malu atau malah mengesampingkan anaknya karena mendengar pendapat bahwa anak itu tidak akan berguna dan bodoh. Pendapat seperti itu hanyalah mitos yang tidak
Baca Juga: Pentingnya Seorang Ibu Mengetahui Alergi pada Bayi terbukti kenyataannya.
Justru sekarang, banyak anak dengan kondisi autis yang berprestasi melebihi anak normal umumnya. Yang terpenting adalah memahami cara penanganan yang baik dan memberikan kasih sayang kepada anak autis sama seperti anak normal lainnya. Oleh karena itu, jangan lagi gunakan kata autis hanya untuk candaan saja!