Alasan Naruto Sulit Menjadi Kepala Keluarga, Salah Satunya Karena Tidak Tahu Cara Berinteraksi Dengan Anak!

3 minutes reading
Monday, 24 Apr 2023 16:24 3 Adinda Permata Aisyah Dewi

 

 

Portalbaraya.com – Bagi penggemar serial Naruto, pasti sudah tahu jika Naruto sekarang telah menjadi seorang Hokage di Konoha. Selain menjadi Hokage, dia juga merupakan kepala keluarga.

Anime Naruto memang melekat di hati para fansnya. Apalagi jika kamu mengikuti kisah Naruto sejak kecil hingga dia dewasa. Kamu pasti paham betul seperti masa lalu dan kesulitan yang dialami oleh Naruto.

Serial Naruto kini dilanjutkan ke anaknya, yakni Boruto Uzumaki. Mungkin para fans Naruto kurang menyukai anime Boruto karena berbagai alasan. Namun, ada juga yang rela menonton Boruto hanya untuk melihat karakter lama di Naruto termasuk Naruto sendiri.

 Baca Juga: Cara Menikmati Anime Boruto Agar Tidak Membosankan (Part 3) Wajib Nonton Arc Ujian Chunin yang Pastinya Seru

Begitu kita menyaksikan anime Boruto, kita diperlihatkan Naruto yang telah memiliki dua anak. Anak pertama yaitu Boruto Uzumaki. Ciri fisiknya hampir mirip dengan ayah dan kakeknya yaitu berambut kuning. Anak keduanya adalah Himawari yang menyerupai Hinata alias si ibu.

Boruto terlihat tidak menyukai ayahnya disepanjang episode. Boruto bahkan sering kali membuat onar hanya untuk mencuri perhatian sang ayah.

Sebenarnya Naruto merupakan ayah yang baik. Hanya saja, dia sedikit kesulitan menyeimbangkan antara tugasnya sebagai Hokage dan kepala keluarga.

Apa saja alasan Naruto sulit menjadi seorang ayah? Berikut alasannya versi portalbaraya.com.

 Baca Juga: Cara Menikmati Anime Boruto Agar Tidak Membosankan (Part 2), Wajib Nonton Arc Sarada Uchiha, Seru Banget!

  1. Tumbuh tanpa seorang ayah

Kita tahu betul bahwa Naruto memiliki masa lalu yang sulit. Dia dijauhi oleh penduduk desa karena merupakan jinchuriki dari Kurama. Penduduk desa menganggapnya sebagai monster rubah ekor 9.

Tidak hanya sampai di sana. Orang tua Naruto mengorbankan nyawa demi keselamatan Naruto ketika Kurama mengamuk di desa. Minato membayar mahal demi menyelamatkan desa, yaitu dengan nyawanya sendiri.

Naruto hidup sebatang kara. Dia tumbuh tanpa kasih sayang kedua orang tuanya. Tidak ada ayah yang selalu ada di sampingnya. Tentu Naruto tidak pernah mencicipi cinta dari orang tua.

 Baca Juga: Inspirasi Camilan Hari Raya: Resep Puding Lumut Gula Jawa, Kreasi Puding yang Super Gampang Bikinnya, Wajib C

  1. Kesulitan membagi waktu sebagai kepala desa dan kepala keluarga

Naruto sekarang telah menjadi Hokage yang sangat dicintai dan dihormati di desanya. Tugas sebagai Hokage pastinya tidak sedikit. Jika kita perhatikan, ada banyak tumpukan kertas di ruangan Naruto yang bahkan tidak ada habisnya.

Selain menjalani tugasnya sebagai kepala desa, Naruto juga harus menjalankan kewajibannya sebagai kepala keluarga. Hal ini bukan perkara mudah. Naruto sulit membagi waktu untuk menjalankan dua tugas penting tersebut.

Jika kita melihat Hokage terdahulu contohnya Kakashi atau Tsunade. Kita tidak melihat mereka mengalami kesulitan yang dialami Naruto. Hal ini karena dua hokage tersebut tidak menikah dan berkeluarga.

 Baca Juga: Inspirasi Camilan di Hari Raya: Resep Klepon Ubi Lembut Super Enak, Manis Gulanya Lumer di Mulut

  1. Tidak tahu cara berinteraksi dengan anak

Naruto tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah. Hal ini membuat Naruto tidak tahu bagaimana cara berinteraksi dengan anak, khususnya Boruto.

Jika kamu melihat movie Boruto, kita bisa melihat betapa kakunya Naruto saat ingin berinteraksi dengan Boruto. Berbeda dengan interaksi Naruto dengan Himawari. Hal ini membuat Naruto memang lebih dekat dengan anak perempuannya.

Bahkan Naruto pernah mengatakan bahwa dia tidak tahu cara berinteraksi dengan anak karena tidak merasakan kasih sayang seorang ayah. Naruto kesulitan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya pada putranya.

Di dalam hati, sebenarnya Naruto bangga dengan Boruto. Namun dia tidak tahu cara mengungkapkan rasa bangga dan sayangnya tersebut,

Nah, itulah alasan mengapa Naruto kesulitan menjadi kepala keluarga. Dari sini kita bisa mengambil pelajaran jika melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.

Adinda Permata Aisyah Dewi

LAINNYA