Pemerintah Blokir TikTok Shop, Brand Lokal Berbagi Pengalaman Live Shopping. Untung atau Rugi?

3 minutes reading
Thursday, 28 Sep 2023 15:09 7 Fathoni PB

Portal Baraya – TikTok Shop menjadi sorotan di Indonesia karena menawarkan barang-barang impor dari China dengan harga yang sangat murah. Hal ini menimbulkan kecemasan bagi pelaku usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang khawatir akan tergerus oleh persaingan harga.

Pemerintah Indonesia pun mengambil sikap untuk melindungi pasar domestik dari praktik predatory pricing yang dilakukan oleh TikTok Shop.

Pada Senin (25/9), pemerintah memutuskan untuk memblokir TikTok (sebagai platform media sosial) dan TikTok Shop (sebagai platform social-commerce) agar tidak bisa diakses dalam satu aplikasi.

Hypefast, sebuah perusahaan teknologi yang mengelola berbagai brand lokal di Indonesia dan juga berinvestasi di sektor ini, melakukan penelitian untuk mengetahui pandangan para pemilik brand lokal terkait dengan dampak TikTok Shop terhadap bisnis mereka.

Dari penelitian yang dilakukan oleh tim Think with Hypefast, diketahui bahwa 67 persen brand lokal sudah memiliki akun di TikTok Shop. Dari jumlah itu, 88 persen melakukan live streaming minimal satu kali sehari.

Baca Juga: Lonjakan Harga Beras di Karawang, DPRD Jabar Minta Pemerintah Gelar Operasi Pasar

“Kami melihat ada perubahan strategi yang dilakukan oleh brand lokal dalam memanfaatkan live shopping sebagai salah satu kanal penjualan baru, misalnya melalui TikTok Shop. Mereka menggunakan live shopping untuk menjual produk lama maupun baru,” kata Adinda Paramita Pandjaitan, VP Men and Women Category Hypefast dalam keterangan persnya, Kamis (28/9).

Menurut Adinda, strategi ini berbeda dengan sebelumnya, ketika brand lokal lebih banyak menggunakan marketplace untuk menjual produk dan media sosial untuk mempromosikan.

Seorang pemilik brand kosmetik lokal di Jakarta, yang memiliki omzet lebih dari Rp 1 milyar per bulan, mengatakan bahwa TikTok Shop menjadi salah satu kanal penjualan utama yang efektif untuk menghabiskan stok lama.

“Target pasar TikTok itu lebih muda dan daya belinya lebih rendah. Jadi, strategi penjualan di TikTok harus menarik dan memberikan diskon besar,” katanya.

Data yang diperoleh oleh tim Hypefast juga menunjukkan bahwa TikTok Shop memberikan kontribusi sekitar 15-18 persen dari total omzet per bulan untuk brand lokal. Angka ini tergantung dari jenis produk yang dijual.

Dia juga mengatakan bahwa angka ini meningkat signifikan dibandingkan dengan September 2022, ketika kontribusi TikTok hanya sekitar 3 persen.

Baca Juga: El Nino Bikin Harga Beras Naik, Begini Langkah Pemerintah untuk Menstabilkan Pasokan!

“Namun, data juga menunjukkan bahwa keuntungan dari penjualan di TikTok Shop lebih rendah 24 persen dibandingkan dengan kanal penjualan lain, seperti Tokopedia dan Lazada,” katanya.

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh brand lokal adalah konsistensi dalam melakukan live shopping.

“Kami harus live streaming setiap hari selama 4-5 jam. Kalau tidak live streaming sehari saja, algoritma TikTok akan kembali ke awal. Ini jadi tantangan tersendiri, terutama bagi usaha kecil yang belum bisa konsisten melakukan live shopping karena terbatasnya sumber daya,” ujar pemilik brand fashion wanita di Bandung yang berbagi pengalaman tentang live shopping, termasuk TikTok Shop.

Meski demikian, perubahan ini juga membuka peluang bagi usaha lainnya, seperti agensi yang menyediakan jasa live shopping.

Agensi ini membantu brand lokal yang belum memiliki studio atau tim internal untuk mengoptimalkan strategi live shopping mereka dan bisa bersaing dengan brand lokal lainnya.
Sementara itu, Edho Zell, CEO dan Pendiri Social Bread Indonesia, memberikan komentar tentang fenomena meningkatnya popularitas TikTok Shop.

“Live shopping memberikan kesempatan bagi usaha kecil dan brand lokal untuk menjangkau dan berinteraksi langsung dengan konsumen secara real-time,” kata Edho Zell.

LAINNYA