Cek Fakta: Kisah Jessica Radcliffe & Paus Orca yang Ternyata Tidak Pernah Terjadi

3 minutes reading
Tuesday, 12 Aug 2025 11:23 36 Arif Rahman

Portalbaraya.com – Beberapa hari terakhir, media sosial diramaikan oleh sebuah video yang mengklaim memperlihatkan seorang pelatih paus orca bernama Jessica Radcliffe tewas diserang hewan yang ia latih. Dalam narasi yang beredar, paus itu disebut menyerang karena mencium darah menstruasi sang pelatih.

Sekilas, cerita ini terdengar seperti kisah nyata yang dramatis. Ada tokoh utama dengan nama yang terdengar asing, ada hewan besar yang terkenal cerdas sekaligus berbahaya, dan ada penyebab yang unik. Kombinasi ini membuat video tersebut cepat menyebar di berbagai platform media sosial. Banyak warganet langsung membagikan video itu dengan komentar prihatin atau marah.

Namun, setelah ditelusuri, informasi tersebut ternyata tidak benar. Tidak ada pelatih paus bernama Jessica Radcliffe. Tidak ada kejadian penyerangan paus orca seperti yang diklaim. Video yang beredar ternyata hasil rekayasa menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Artinya, semua visual yang terlihat meyakinkan itu bukan dokumentasi kejadian nyata, melainkan hasil manipulasi digital.

Kasus ini menjadi contoh bagaimana teknologi AI kini bisa digunakan untuk membuat konten yang terlihat sangat realistis, meskipun sepenuhnya fiktif. Dengan perkembangan teknik visual generatif, orang bisa menciptakan sosok, peristiwa, dan latar yang tidak pernah ada di dunia nyata, lalu membagikannya secara luas.

Sayangnya, tidak semua orang memiliki kebiasaan memeriksa kebenaran informasi sebelum membagikannya. Begitu melihat video dengan visual meyakinkan, banyak orang langsung percaya. Apalagi jika ceritanya memicu rasa ingin tahu atau emosi. Akibatnya, kabar palsu seperti ini bisa menyebar sangat cepat.

Narasi yang digunakan dalam kasus Jessica Radcliffe juga memanfaatkan asumsi lama tentang perilaku hewan laut. Klaim bahwa darah menstruasi dapat memicu penyerangan paus orca, misalnya, tidak memiliki dasar ilmiah yang jelas. Paus orca adalah hewan dengan perilaku kompleks yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan satu faktor sederhana seperti itu.

Fenomena seperti ini menjadi pengingat bahwa di era informasi digital, terutama dengan kehadiran teknologi AI, kemampuan untuk memilah fakta dan fiksi menjadi sangat penting. Sebelum mempercayai atau menyebarkan sebuah informasi, langkah sederhana seperti memeriksa sumber berita dari media kredibel dapat membantu mencegah penyebaran hoaks.

Selain itu, penting juga untuk memahami bahwa tidak semua konten yang terlihat meyakinkan di internet adalah hasil dokumentasi nyata. Kualitas visual yang bagus bukan jaminan kebenaran isi. AI dapat membuat video yang meniru gaya berita, menampilkan “tokoh” yang tampak nyata, bahkan menciptakan suasana dramatis yang persis seperti liputan televisi.

Kasus Jessica Radcliffe seharusnya menjadi pengingat kolektif: sebelum kita terlibat dalam perbincangan tentang sebuah peristiwa, pastikan dulu apakah peristiwa itu memang terjadi. Jika tidak, kita berisiko ikut menyebarkan kebingungan dan informasi keliru.

Internet akan terus dipenuhi oleh konten kreatif, termasuk yang memanfaatkan teknologi AI. Tugas kita sebagai pengguna adalah menjaga agar kreativitas ini tidak berubah menjadi sumber misinformasi. Dan itu bisa dimulai dari satu hal sederhana: berpikir kritis sebelum membagikan.

LAINNYA