HIT Gelar Kampanye "Merdeka dari DBD" untuk Bekali Siswa SD dengan Pengetahuan Pencegahan Demam Berdarah

3 minutes reading
Saturday, 30 Aug 2025 11:33 828 admin

HIT Gelar Kampanye "Merdeka dari DBD" untuk Bekali Siswa SD dengan Pengetahuan Pencegahan Demam Berdarah

HIT Gelar Kampanye "Merdeka dari DBD" untuk Bekali Siswa SD dengan Pengetahuan Pencegahan Demam Berdarah

Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Nyamuk Sedunia, Godrej Consumer Products Indonesia (GCPI) melalui brand HIT kembali menggelar gerakan "Merdeka dari DBD". Kampanye edukasi interaktif ini bertujuan membekali siswa Sekolah Dasar dengan pengetahuan dan kebiasaan hidup bersih guna mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD).

Urgensi kampanye ini semakin terasa mengingat lonjakan kasus DBD di Indonesia. Hingga pertengahan 2025, tercatat lebih dari 67.000 kasus di seluruh Indonesia, dengan Jawa Barat sebagai provinsi penyumbang kasus terbanyak, yaitu lebih dari 10.000 kasus. Angka ini menjadi pengingat bahwa ancaman DBD masih nyata dan pencegahan perlu dilakukan sejak dini.

Sejalan dengan visi keberlanjutan Good & Green, GCPI berkomitmen untuk memberantas penyakit yang ditularkan melalui vektor. Pengalaman di India melalui program EMBED dalam melawan malaria menjadi inspirasi untuk fokus memberantas DBD di Indonesia.

"Kasus demam berdarah di Indonesia masih sangat tinggi. Yang memprihatinkan, angka kematian banyak terjadi pada anak usia 5–14 tahun. Pencegahan DBD harus dimulai dari kesadaran masyarakat, terutama anak-anak," ujar dr. Ina Agustina Isturini, M.K.M, Direktur Penyakit Menular, Kemenkes RI.

Melalui tokoh Super HITO, pahlawan pembasmi nyamuk, para siswa diajak untuk memahami siklus hidup nyamuk, mengenali habitat perkembangbiakannya, dan mempraktikkan langkah pencegahan DBD seperti 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang) serta menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.

Kegiatan edukasi yang diikuti oleh 500 siswa dan 25 relawan ini menargetkan untuk menjangkau 50.000 siswa SD di seluruh Indonesia pada tahun 2027. Hingga saat ini, lebih dari 20.000 siswa telah menerima manfaat dari program edukasi ini.

Riswan Desri, Plt. Kepala Seksi SD Sudin Pendidikan Wilayah 1 Kota Adm. Jakarta Timur, mengapresiasi inisiatif GCPI yang mengajarkan pencegahan DBD secara interaktif. "Dengan melibatkan siswa SD, kita mencetak generasi yang peduli kesehatan lingkungan dan mampu menularkan kebiasaan hidup bersih ke keluarga serta masyarakat," katanya.

Edukasi ini juga menekankan pentingnya deteksi dini yang tepat waktu. Dr. Miza Afrizal, p.A, Bmedsci.Mkes, menjelaskan bahwa tanda bahaya DBD justru muncul saat memasuki fase kritis, sekitar 72 jam setelah demam mulai. Pengecekan laboratorium yang terlalu dini berisiko memberikan hasil yang aman palsu, yang dapat membuat orang tua merasa tenang padahal kondisi anak sebenarnya memburuk. "Dalam DBD, timing bisa menyelamatkan nyawa," tegasnya.

Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Kesehatan RI (P2P), Dinas Pendidikan DKI Jakarta, dan Puskesmas setempat. Beberapa siswa yang telah mengikuti program ini ditunjuk sebagai Sahabat Super HITO, agen perubahan di lingkungannya, yang bertugas menyebarkan ilmu pencegahan DBD kepada teman-teman dan keluarga di rumah.

LAINNYA