Kota Bandung Berkomitmen Capai Zero Stunting, Gelar Rembug dan Tanda Tangani Komitmen Bersama

2 minutes reading
Saturday, 29 Jun 2024 10:59 6 Fathoni PB

Portal Baraya – Kota Bandung menargetkan penurunan angka stunting pada tahun 2024 menjadi 14,0 persen, setelah berhasil menurunkan dari 19,4 persen (6.614 bayi) pada tahun 2022 menjadi 16,3 persen (6.142 bayi) pada tahun 2023.

Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, mengungkapkan lima pilar strategis untuk penurunan stunting, yaitu:

1. Peningkatan komitmen dan visi.
2. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat.
3. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi keluarga.
4. Penguatan dan pengembangan sistem informasi riset dan pemantauan.
5. Evaluasi berkelanjutan.

“Kita persiapkan generasi emas ini dengan serius,” ujarnya dalam acara Rembug Stunting di Savoy Homman Hotel, Jumat, 28 Juni 2024 seperti yang dilansir dari laman bandung.go.id.

Bambang mendorong pendamping seperti Pokjanal Posyandu untuk mendata secara valid agar data yang dikeluarkan akurat. Ia juga menekankan pentingnya teknologi, seperti aplikasi e-Penting, untuk intervensi balita rawan stunting.

“Data sangat penting, mulai dari cara menimbang, mengukur tinggi, lingkar kepala,” tambahnya.

Wakil Ketua TPPS Kota Bandung, Asep Saeful Gufron, menyatakan acara Rembug Stunting bertema “Kota Bandung Zero New Stunting untuk Menyiapkan Generasi Emas Melalui Penguatan Komitmen dan Kolaborasi” adalah bentuk komitmen dan keseriusan Pemkot Bandung dalam percepatan penurunan stunting.

Acara ini bertujuan untuk menyampaikan hasil analisis situasi dan merancang kegiatan intervensi sistem informasi terintegrasi, serta membangun komitmen dalam pelayanan publik untuk pencegahan dan penurunan stunting secara terintegrasi.

Intervensi spesifik yang dilakukan antara lain:

1. Pemberian Makanan Tambahan melalui Dapur Sehat untuk 4.154 baduta dan balita di 76 lokus.
2. Pembinaan tim pendamping keluarga untuk 3.257 keluarga berisiko stunting.
3. Program Pangan Untuk Daerah Rawan Stunting (Pengersa) di 9 kelurahan.

Intervensi sensitif meliputi:

1. Edukasi tentang gizi di 102 lokus.
2. Verifikasi dan validasi data keluarga berisiko stunting di 30 kecamatan.
3. Pembinaan keluarga balita di 151 kelurahan.

Komitmen bersama pemangku kepentingan Rembug Stunting mencakup:

1. Penguatan komitmen camat dan lurah dalam percepatan penurunan stunting.

2. Kolaborasi dan partisipasi masyarakat dalam upaya ini.

3. Optimalisasi pemetaan dan strategi penurunan stunting.

4. Penyusunan strategi akselerasi pencapaian target pengukuran dan intervensi oleh TPPS tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan, serta penguatan posyandu dalam pemantauan dan pengukuran balita.

LAINNYA