Makin Canggih, NASA Manfaatkan AI untuk Prediksi Badai Matahari yang Dapat Picu Kiamat
Portal Baraya – Belakangan, NASA dikabarkan sedang mengembangkan teknologi berbasis AI untuk memprediksi adanya badai matahari yang dapat memicu kiamat.
Badai matahari adalah fenomena alam yang bisa berdampak buruk bagi kehidupan di Bumi.
Badai matahari terjadi ketika Matahari melepaskan plasma dan radiasi yang sangat kuat ke luar angkasa.
Jika mengenai Bumi, badai matahari bisa menyebabkan gangguan medan magnet, pemadaman listrik, kerusakan infrastruktur, dan bahkan kiamat.
Untuk mengantisipasi ancaman badai matahari, NASA atau Badan Antariksa Amerika Serikat sedang mengembangkan alat berbasis teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang bisa mendeteksi dan memprediksi badai matahari.
Alat ini bernama DAGGER, singkatan dari Deep-learning Architecture for Geomagnetic Event Recognition.
Baca Juga: Elon Musk Kenalkan Grok, Bot AI yang Diklaim Lebih Unggul Dibanding Chat Bot Lain
DAGGER adalah model pembelajaran mendalam yang menggunakan data dari satelit-satelit NASA yang mengamati angin surya, yaitu aliran plasma yang berasal dari Matahari.
DAGGER mampu menganalisis data tersebut dan menghasilkan peringatan dini tentang badai matahari yang akan terjadi di Bumi, dengan waktu 30 menit sebelumnya.
Keunggulan DAGGER adalah kecepatan dan akurasi.
Menurut peneliti dari Pusat Antar Universitas untuk Astronomi dan Astrofisika di India yang terlibat dalam pengembangan DAGGER, alat ini bisa memprediksi tingkat keparahan dan arah badai matahari dalam waktu kurang dari satu detik dan bisa membuat prediksi setiap menit.
DAGGER juga bisa membedakan antara badai matahari biasa dan badai matahari kanibal, yaitu badai matahari yang terbentuk dari gabungan dua badai matahari yang berurutan. Badai matahari kanibal lebih jarang terjadi, tetapi lebih kuat dan berbahaya.
Dengan adanya DAGGER, diharapkan bisa memberikan waktu yang cukup bagi manusia untuk mempersiapkan diri menghadapi badai matahari dan mencegah dampak serius yang bisa mengancam keselamatan dan kehidupan.
