Portal Baraya – Tanggal 9 November diperingati sebagai Hari Kebebasan Sedunia.
Peringatan ini bertujuan untuk mengenang runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989, yang menandai berakhirnya komunisme di Eropa Tengah dan Timur.
Tembok Berlin adalah simbol dari Perang Dingin yang memisahkan Jerman Timur dan Barat selama lebih dari dua dekade.
Runtuhnya tembok ini juga membuka jalan bagi penyatuan kembali Jerman pada tahun 1990.
Sejarah Tembok Berlin
Tembok Berlin dibangun pada tahun 1961 oleh pemerintah Jerman Timur, yang merupakan negara satelit Uni Soviet.
Tujuan pembangunan tembok ini adalah untuk mencegah warga Jerman Timur melarikan diri ke Jerman Barat, yang merupakan sekutu Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.
Tembok ini memiliki panjang sekitar 155 kilometer dan tinggi sekitar 3,6 meter. Tembok ini juga dilengkapi dengan kawat berduri, ranjau, menara pengawas, dan penjaga bersenjata.
Selama masa berdirinya, tembok ini menjadi saksi dari berbagai peristiwa dramatis, seperti upaya pelarian, protes, dan konfrontasi antara pasukan Barat dan Timur.
Tembok ini juga menjadi sasaran kritik dari para pemimpin dunia, seperti Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy yang mengatakan “Ich bin ein Berliner” (Saya adalah seorang Berliner) pada tahun 1963, dan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan yang menantang “Mr. Gorbachev, tear down this wall!” (Pak Gorbachev, runtuhkan tembok ini!) pada tahun 1987.
Runtuhnya Tembok Berlin
Runtuhnya Tembok Berlin dipicu oleh perubahan politik dan sosial yang terjadi di Uni Soviet dan negara-negara komunis lainnya di akhir tahun 1980-an.
Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev mengadopsi kebijakan glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi), yang memberikan ruang bagi reformasi dan demokratisasi.
Hal ini memicu gelombang protes dan demonstrasi di berbagai negara, termasuk Jerman Timur, yang menuntut kebebasan dan perubahan.
Pada tanggal 9 November 1989, juru bicara pemerintah Jerman Timur, Günter Schabowski, mengumumkan bahwa warga Jerman Timur dapat bebas melakukan perjalanan ke Jerman Barat tanpa syarat.
Namun, ia tidak menyebutkan kapan kebijakan ini mulai berlaku. Akibatnya, ribuan warga Jerman Timur berbondong-bondong menuju perbatasan, dan menuntut agar tembok dibuka.
Para penjaga perbatasan tidak mendapat instruksi yang jelas, dan akhirnya membiarkan warga melewati tembok tanpa hambatan.
Adegan ini disaksikan oleh jutaan orang melalui televisi, dan menjadi momen bersejarah yang mengguncang dunia.
Baca Juga: Cara Cek Tanggal Ujian CPNS 2023 di KPK, Kejaksaan dan BIN, Jangan Sampai Ketinggalan!
Dampak Runtuhnya Tembok Berlin
Runtuhnya Tembok Berlin memiliki dampak yang signifikan bagi Jerman dan dunia. Bagi Jerman, runtuhnya tembok ini membuka jalan bagi penyatuan kembali Jerman Timur dan Barat, yang terwujud pada tanggal 3 Oktober 1990.
Penyatuan ini juga membawa perubahan besar bagi masyarakat, ekonomi, dan politik Jerman.
Bagi dunia, runtuhnya tembok ini menjadi simbol dari berakhirnya Perang Dingin dan komunisme di Eropa. Runtuhnya tembok ini juga mempengaruhi proses demokratisasi dan integrasi di berbagai negara, terutama di Eropa Tengah dan Timur.
Peringatan Hari Kebebasan Sedunia
Untuk mengenang runtuhnya Tembok Berlin dan makna yang dibawanya, tanggal 9 November ditetapkan sebagai Hari Kebebasan Sedunia.
Peringatan ini pertama kali dicetuskan oleh Presiden Amerika Serikat George W. Bush pada tahun 2001, sebagai peringatan federal Amerika Serikat.
Sejak itu, setiap presiden Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan untuk memperingati hari ini, dan mengingatkan akan pentingnya kebebasan, demokrasi, dan hak asasi manusia di seluruh dunia.
Peringatan Hari Kebebasan Sedunia juga dilakukan di berbagai negara lain, terutama di Jerman.
Di Jerman, peringatan ini biasanya diisi dengan upacara, pameran, konser, dan acara budaya yang berkaitan dengan sejarah dan dampak runtuhnya Tembok Berlin.
Salah satu simbol dari peringatan ini adalah balon-balon berwarna-warni yang dilepaskan di sepanjang bekas jalur tembok, sebagai tanda dari harapan dan kegembiraan.