5+ Contoh Soal TAP PGSD UT 2023 Lengkap Dengan Referensi Jawaban dan Pembahasan

15 minutes reading
Sunday, 19 Nov 2023 14:33 12 Annas

PortalBaraya.com – Di bawah ini ada kumpulan contoh soal TAP PGSD UT 2023 yang lengkap dengan kunci jawabannya.

Adapun contoh soal TAP PGSD UT 2023 yang tersedia di bawah ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi siswa.

Oleh sebab itu, contoh soal TAP PGSD UT 2023 berikut ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Sebagai informasi, soal TAP PGSD UT 2023 terdiri dari beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik sekarang juga.

Dengan begitu, peserta didik bisa lebih mudah menjawab semua soal TAP PGSD UT 2023 tanpa harus ada kendala berarti.

Hal itu akan memperbesar kemungkinan peserta didik mendapatkan hasil yang memuaskan setelah mengisi semua jawabannya.

Kumpulan Contoh Soal TAP PGSD UT 2023 dan Referensi Jawaban Serta Pembahasan

Informasi contoh soal TAP PGSD UT 2023 terbaru selengkapnya bisa langsung Anda simak sekarang juga.

1. Kasus Ibu Pratiwi – Tematik Bercerita

Soal:
Ibu Pratiwi mengajar di kelas 1 SD. Suatu hari, Ibu Pratiwi membacakan sebuah cerita. Anak-anak mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Setelah selesai membacakan cerita tersebut, Bu Pratiwi bertanya kepada anak-anak.

Bu Pratiwi: “Siapa nama anak yang pintar dalam cerita tadi?”
Anak-anak menjawab serentak: “Dewi”.

Bu Pratiwi: “ Bagus sekali anak-anak, sekarang coba tulis nama Dewi di buku masing-masing”.

Semua anak segera menulis. Bu Pratiwi berkeliling mengamati anak-anak menulis. Setelah semua anak kelihatan selesai menulis, Bu Pratiwi meminta seorang anak maju ke depan untuk menuliskan kata dewi di papan tulis.

Bu Pratiwi: “Siapa yang tulisannya sama dengan yang di papan tulis?”

Semua anak mengangkat tangan. Bu Pratiwi melanjutkan pertanyaan.

Bu Pratiwi: “Dewi tinggal di mana anak-anak? Yang menjawab, angkat tangan”

Semua anak mengangkat tangan. Bu Dewi menunjuk seorang anak.

Tika: “Di desa, Bu”.

Dari jawaban ini, Bu Pratiwi mengajak anak-anak bercerita tentang jenis-jenis tumbuhan yang ada di desa, tentang sawah, tentang penerangan yang digunakan orang-orang di desa, tentang jual beli di pasar desa, dan tentang sungai yang airnya sangat jernih dengan ikan-ikan yang berenang hilir mudik.

Cerita itu menjadi menarik karena Bu Pratiwi juga membawa gambar-gambar yan menarik tentang desa, yang dipajangnya di papan tulis.

Pertanyaan:
Dilihat dari topik-topik yang dicakup dalam pembelajaran di atas, model pembelajaran apa yang diterapkan oleh Bu Pratiwi? Jelaskan secara singkat 3 (tiga) karakteristik model pembelajaran tersebut.

Apakah model pembelajaran tersebut sesuai untuk anak kelas I? Dukung jawaban Anda dengan 3 (tiga) alasan yang terkait dengan perkembangan anak dan teori belajar.

Referensi Jawaban:
1. Model pembelajaran yang diterapkan oleh Bu Pratiwi adalah model pembelajaran terpadu. 3 (tiga) karakteristik model pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut:
Berpusat pada siswa (student centered). Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan kepada siswa baik secara individu maupun secara kelompok.

Siswa aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.
Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.

Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antarskemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa.

Hasil nyata yang didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari, dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Dengan ini, dapat diharapkan kemampuan siswa untuk menerapkan perolehan belajaranya pada pemecahan masalah-masalah nyata dalam kehidupannya.

Belajar melaui proses pengalaman langsung. Pada pembelajaran terpadu siswa diprogramkan untuk terlibat secara langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung, sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari gurunya.

Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa, berperan sebagaipencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya

Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata. Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan penemuan terbimbing (discovery inquiry) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan siswa sehingga memungkinkan siswa untuk terus-menerus termotivasi untuk belajar.

Sarat dengan muatan keterkaitan. Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandangnya yang terkotak-kotak sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi dan menghadapi kejadian yang ada.

Bersifat fleksibel. Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

2. Ya, model pembelajaran terpadu sesuai untuk anak kelas 1 SD, karena 3 alasan berikut:

Sesuai dengan cara belajar anak. Anak yang duduk di kelas awal SD dalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat penting dan sering disebut periode emas (the golden years). Siswa pada usia seperti anak kelas 1 SD masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan, satu keterpaduan (berpikir holistik) dan memahami hubungan antar konsep secara sederhana.

Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya.

Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikirannya) dan proses akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Belajar dimaknai sebagai proses interaksi anak dengan lingkungannya.

Sesuai dengan tahap perkembangan intelektual anak yang berada pada tahap operasi konkret. Anak-anak belajar dari hal-hal konkret, yakni yang dapat dilihat, dapat didengar, dapat diraba, dapat dirasa, dan dapat dibaui.

Proses pembelajaran masih bergantung pada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami mereka secara langsung, di mana hal ini sesuai dengan falsafah belajar bermakna (meaningful learning). Pembelajaran terpadu mengakomodasi kebutuhan anak untuk belajar dari hal-hal yang konkret sebagaimana yang telah dilakukan oleh Ibu Pratiwi. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

Kebermaknaan belajar menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang telah dipelajari akan dipahami dengan baik dan tak mudah dilupakan.

2. Kasus Pak Terkini

Pak Terkini hendak memberikan pelajaran dengan tema materi tentang jenis-jenis tumbuhan di kelas 4 Sekolah Dasar. Pak Terkini kemudian menyiapkan beberapa alat peraga sebagai media pembelajaran. Beberapa alat peraga tersebut adalah beberapa bunga, batang, daun, dan buah berjenis monokotil dan dikotil.

Sebelum para murid belajar mengelompokkan jenis tanaman monokotil dan dikotil, Pak Terkini memberikan penjelasan kepada murid-muridnya bahwa materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tersebut memiliki tema tentang jenis tumbuhan monokotil dan dikotil. Pak Terkini turut menjelaskan tentang ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil.

Kemudian, Pak Terkini juga menjelaskan bahwa ada tugas berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang harus diisi berdasarkan jenis tumbuhan tersebut. Setelah selesai memeriksa tugas yang murid-murid kerjakan, Pak Terkini merasa kecewa. Pasalnya, dari 30 murid dalam kelas tersebut hanya 10 murid yang mampu menjawabnya dengan benar.

1. Identifikasi Kasus
Pak Terkini mengajarkan materi Ilmu Pengetahuan Alam dengan tema jenis-jenis tumbuhan di kelas 4 Sekolah Dasar.
Bahan pelajaran yang digunakan adalah adalah beberapa bunga, batang, daun, dan buah berjenis monokotil dan dikotil.

Pada awal kegiatan belajar mengajar, Pak Terkini memberikan penjelasan tentang jenis tumbuhan monokotil dan dikotil.
Kemudian, kegiatan belajar mengajar pun dilanjutkan dengan pemberian tugas yang membuat siswa harus mengisi LKS sesuai dengan hasil pengelompokkan jenis tumbuhan.

Hasil LKS membuat Pak Terkini kecewa sebab hanya 10 murid yang berhasil menjawab benar dari total 30 murid dalam kelas tersebut.

2. Pembuatan Rumusan Masalah
Prosedur atau tata cara mengajar Pak Terkini memberikan hasil yang buruk.
Media atau alat bantu mengajar kurang menarik.

3. Penulisan Sebab Masalah
Pelaksanaan penjelasan materi tidak sempurna sebab siswa tidak memahami tujuan pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran tidak maksimal.
Cara untuk mengerjakan LKS tidak disampaikan oleh Pak Terkini.

4. Alternatif Pemecahan Masalah
Mengubah tema pelajaran.
Mengubah media belajar.

5. Kelebihan Alternatif
Mengubah Tema Pembelajaran
Dapat membuat siswa lebih tertarik terhadap materi pelajaran.
Mengubah Media Belajar
Dapat membuat siswa lebih tertarik dalam menyimak.

6. Kekurangan Alternatif
Mengubah Tema Pembelajaran
Materi tentang jenis tumbuhan penting untuk disampaikan sehingga tidak dapat diubah.
Mengubah Media Belajar
Perlu mencari media lain yang lebih menarik minat siswa.

3. Kasus Mr. Indra

Mr. Indra hendak memberikan pelajaran dengan tema materi makhluk hidup, di kelas 3 Sekolah Dasar. Mr. Indra menyiapkan beberapa media pelajaran dalam bentuk alat peraga, seperti contoh : gambar tumbuhan, hewan, manusia serta patung manusia.

Sebelum para murid mulai belajar cara mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan sifatnya, Mr. Indra memberikan penjelasan lebih dulu kepada murid bahwa materi pelajaran IPA tersebut mempunyai tema seputar makhluk hidup. Mr. Indra menjelaskan terkait ciri-ciri setiap jenis makhluk hidup.

Selanjutnya, Mr. Indra menjelaskan kepada siswanya bahwa ada tugas berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang harus diisi berdasarkan pengelompokan makhluk hidup. Ketika selesai memeriksa hasil LKS tersebut, Mr. Indra merasa kecewa, karena dari 30 anak dalam kelasnya hanya 10 orang yang mampu menjawab dengan benar.

Pertanyaan : Buatlah rancangan pembelajaran untuk memperbaiki cara mengajar Mr. Indra!

Jawaban :
Identifikasi Kasus
• Mr. Indra mengajarkan materi IPA dengan tema makhluk hidup di kelas 3.
• bahan pelajaran digunakan : gambar tumbuhan, hewan, manusia & patung manusia
• pada awal KBM Mr. Indra memberikan apresepsi tema makhluk hidup
• selanjutnya KBM dilanjutkan dengan pemberian tugas berupa LKS untuk diisi dengan hasil pengelompokan makhluk hidup
• hasil LKS membuat Mr. Indra kecewa karena dari 30 murid hanya 10 saja yang jawabannya benar
Pembuatan Rumusan Masalah
• Prosedur atau tata cara mengajar yang dilaksanakan oleh Mr. Indra memberikan hasil buruk.
• Media atau alat bantu mengajar kurang menarik.
Penulisan Sebab Masalah
• Pelaksanaan apersepsi KBM tidak berjalan sempurna karena siswa tak memahami tujuan pembelajaran.
• Pemakaian media pembelajaran tidak maksimal.
• Cara mengerjakan LKS tidak diberikan oleh Mr. Indra.

Alternatif Pemecahan Masalah
• Mengubah tema pelajaran.
• Mengubah media belajar.

Kelebihan & Kekurangan Alternatif
Mengubah tema pelajaran

• kelebihan : membuat siswa lebih tertarik kepada pelajaran.
• kekurangan : tidak bisa mengubah tema pembelajaran tentang makhluk hidup.
Mengubah media belajar

• kelebihan : media dapat digantikan.
• kekurangan : perlu mencari alat bantu pelajaran bentuk lain yang lebih menarik.

4. Kasus Pak Sartono – IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Tata Surya

Pak Sartono mengajar di kelas 6 SD Setiabakti. Suatu pagi, Pak Sartono masuk kelas dengan membawa sebuah globe. Perhatian anak-anak tertuju kepada globe tersebut, namun Pak Sartono hanya meletakkan globe itu di depan kelas.

Setelah mengucapkan salam dan menanyakan siapa yang tidak hadir, Pak Sartono menyampaikan bahwa hari ini, dalam pelajaran IPA akan dibahas tata surya dengan topik terjadinya siang dan malam.

Pak Sartono juga menyampaikan bahwa setelah pelajaran usai, anak-anak diharapkan dapat menjelaskan tentang terjadinya siang dan malam. Tanpa memberi kesempatan bertanya, Pak Sartono melanjutkan pertanyaan.

Sambil berdiri di depan kelas, Pak Sartono menjelaskan terjadinya siang dan malam. Anak-anak melihat ke Pak Sartono dengan muka penuh tanda tanya. Dengan lancar Pak Sartono menjelaskan bahwa siang dan matam teoadi karena bumi berputar pada porosnya sendiri.

Anak-anak kelihatan mulai bosan, mereka seperti masih menunggu Pak Sartono menggunakan globe yang dipajang di depan kelas, namun sampai penjelasan berakhir, globe itu tidak pemah disentuh.

Setelah penjelasan selesai, Pak Sartono memberi kesempatan kepada anak-anak untuk bertanya. Namun, tidak ada yang bertanya. Pak Sartono kemudian meminta anak-anak mengeluarkan buku latihan, dan mcngerjakan soal yang terdiri dari 10 pertanyaan yang ditulis di papan tulis.

Ketika anak-anak bekerja, Pak Sartono keluar kelas. Anak-anak kelihatan bingung karena tidak mengerti bagaimana harus menjawab soal tersebut. Mereka akhimya membuka buku IPA dan mencoba mencari jawabannya di sana.

Namun, banyak anak yang malas membaca sehingga mereka sama sekali tidak menjawab. Ketika Pak Sartono masuk kelas dan bertanya apakah anak-anak sudah selesai mengerjakan soal tersebut, ia menjadi marah karena temyata hanya 5 orang dari 30 orang anak yang selesai mengerjakan soal tersebut.

Anak yang lima orang tersebut hanya menyalin dari buku IPA, tanpa meyakini apakah jawabannya benar atau salah, sedangkan anak-anak yang lain mengatakan tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut karena tidak mengerti. Pak Sartono terdiam, ia sangat marah dan kecewa, tetapi mencoba menahan amarahnya.

Ia meminta anak-anak beristirahat. Pak Sartono tinggal sendiri di dalam kelas. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi di kelasnya.

Pertanyaan :
1. ldentifikasi empat peristiwa penting yang terjadi dalam kasus pembelajaran yang dikelola oleh Pak Sartono, yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah.

2. Jika Anda yang menjadi Pak Sartono, bagaimana cara Anda mengatasi masalah gagalnya anak-anak menjawab pertanyaan Pak Sartono? Susunlah satu rencana perbaikan melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Rencana tersebut mencakup :

a. Identikasi masalah
b. Analisis Masalah (maksimal 4 butir).
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan Perbaikan.
e. Langkah-langkah perbaikan
f. Untuk langkah-langkah perbaikan, kembangkan prosedur pembelajaran yang ditempuh yang meliputi kegialan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Referensi Jawaban:
1. Peristiwa penting yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah.
1) Pada awal pelajaran tidak ada tanya jawab tentang topik yang akan dibahas.
2) Topik yang akan dibahas tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
3) Tidak menggunakan alat peraga misalnya globe, ketika menjelaskan hanya dipajang saja.
4) Tldak memberi contoh atau ilustrasi.
5) Tidak memeriksa pemahaman siswa setelah menjelaskan.
6) Tidak memberikan petunjuk yang jelas ketika siswa diberi latihan
7) Tldak melakukan pengelolaan kelas mlsalnya melakukan supervisi saat siswa mengerjakan latihan
2. Rencana Perbalkan

ldentifikasi Masalah :
a. Pembelajaran Pak Sartono kurang berhasil
b. Hanya 5 dari 30 anak yang selesai mengeriakan soal, sisanya mengatakan tidak dapat menjawab soal tersebut.

Baca Juga: 15+ Contoh Soal Energi Mekanik dan Kunci Jawaban Dengan Cara Mengerjakannya 

a. Guru tidak menggunakan alat peraga
b. Penjelasan terlampau abstrak
c. Tidak ada tanya jawab, baik pada kegiatan awal, maupun kegiatan inti
d. Siswa hanya menjadi pendengar pasif
e. Topik tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
f. Tidak memeriksa pemahaman siswa
g. Tldak memberikan petunjuk sebelum siswa berlatih
h. Tidak memantau kegiatan yang dilakukan siswa ketika berlatih

Rumusan Masalah
Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik tata surya datam hal ini terjadinya siang dan matam melalui :
a. Penggunaan alat peraga, atau
b. Diskusi kelompok, atau
c. Metode demonstrasi, atau
d. Eksperimen

Tujuan Perbaikan
Meningkalkan kinerja guru sehingga meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik tata surya melalui :
a. Penggunaan alat peraga, atau
b. Diskusi kelompok, atau
c. Metode demonstrasi, atau
d. Eksperimen

Langkah Kegiatan Perbaikan
Kegiatan Awal :
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
c. Apersepsi : mengajukan pertanyaan, mengaitkan materi dengan pelajaran sebelumnya atau pengalaman siswa sehari-hari
d. Memberikan pre-test

Kegiatan Inti :
a. Dengan bantuan anak, guru mendemonstrasikan terjadinya siang dan malam dengan menggunakan globe dan lampu senter.
b. Selama peragaan, guru melakukan tanya jawab (untuk mengonkretkan terjadinya siang dan malam, serta mengaktifkan anak)

Atau

a. Guru membagi siswa dalam kelompok dan menjelaskan yang harus dilaksanakan.
b. Secara berkelompok, anak-anak memperagakan terjadinya siang dan malam dengan menggunakan bola dan lampu senter yang dibawa oleh masing-masing kelompok (untuk memantapkan pemahaman siswa, atau melatih kerja sama.
c. Setiap kelompok memberi laporan tentang hasil kerja kelompoknya (untuk berbagi pengalaman dengan kelompok lain)

Kegiatan Penutup :
a. Memberikan tes tertulis dan membahas hasil tes dan memberikan balikan, atau
b. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas, atau
c. Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman materi yang telah dibahas.

5. Kasus Ibu Is – IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Pernapasan Pada Manusia

Bu Is akan mengajarkan IPA dengan topik pernapasan pada manusia, di kelas V SD. Ia mempersiapkan media berupa gambar organ pernapasan dan model organ pernapasan dan model organ pernapasan manusia. Ia juga mempersiapkan LKS tentang nama – nama organ pernapasan manusia.

Sebelum mengajar, Bu Is memberikan apersepsi bahwa salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Bu Is juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu tentang macam/nama organ pernapasan manusia dan fungsi masing–masing organ tersebut.

Setelah itu, Bu Is memulai mengajar materi tentang organ pernapasan. Ia menyuruh semua murid menarik napas untuk membuktikan bahwa manusia bernapas dan untuk mengetahui dimana letak organ – organ pernapasan tersebut.

Bu Is memasang organ pernapasan manusia di papan tulis, dan tanya jawab tentang nama – nama organ pernapasan manusia. Setelah itu Bu Is memberikan LKS sebagai latihan secara berkelompok. Siswa melaporkan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapinya.

Untuk menambah pemahaman siswa, Bu Is menunjukkan model organ pernapasan manusia. Hal ini juga bertujuan membuat siswa lebih tertarik untuk mengetahui siswa lebih tertarik untuk mengetahui letak dan fungsi organ pernapasan manusia.

Sambil menunjukkan pada model, Bu Is mengadakan tanya jawab tentang fungsi masing-masing organ pernafasan pada manusia.
Setelah itu Bu Is mengadakan evaluasi, dan setelah dikoreksi, Bu Is tidak menyangka bahwa hasilnya tidak memuaskan.

Hasil nilai murid yang mencapai 75 ke atas hanya 10 orang dari 30 siswa. Bu Is merenung, mengapa target tidak tercapai, padahal dia menargetkan 75 % siswa mendapat nilai 75 ke atas ?

1. Mengidentifikasi masalah yang penting
Bu Is mengajarkan materi IPA dengan topik organ pernapasan manusia kelas V SD.
Media yang digunakan adalah gambar dan model organ pernapasan manusia.
LKS yang berisi gambar organ pernapasan manusia dan siswa disuruh untuk menjelaskan nama.

Mengadakan apersepsi dengan menyatakan bahwa salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu supaya siswa – siswa mengetahui tentang nama – nama organ pernapasan manusia dan fungsinya.

Metode yang dipakai demonstrasi, tanya jawab, penugasan, diskusi, ceramah.
Setelah hasil ulangan diperiksa ternyata hanya ada 10 orang siswa yang nilainya 75 ke atas dari 30 orang siswa.

2. Bu Is sudah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik, ternyata hasilnya kurang memuaskan.

3. Analisis penyebab masalah
a. Bu Is terlalu banyak menggunakan metode, sehingga dalam pelaksanaan
masing – masing metode kurang tuntas.
b. Bu Is tidak memberikan pemantapan materi dan kesimpulan di akhir
kegiatan belajar mengajar.
c. Bu Is kurang menguasai materi

4. Alternatif pemecahan masalah

Seharusnya dalam proses belajar mengajar, Bu Is tidak terlalu banyak menggunakan metode, karena hal itu justru membuat proses pemahaman konsep menjadi tidak mantap.

Pilih beberapa metode saja yang dianggap paling tepat untuk mengajarkan materi tersebut.
Pada akhir proses belajar mengajar, seharusnya Bu Is memberikan pemantapan dan kesimpulan, supaya siswa lebih paham terhadap materi yang diajarkan.

Sebelum mengajar seharusnya Bu Is sudah menguasai materi sehingga dalam pelaksanaannya berjalan dengan lancar, jelas, dan agar yang disampaikan mudah di serap oleh siswa.

5. Pemecahan masalah

Jika diamati lebih dalam, kasus yang muncul dalam pembelajaran Bu Is adalah karena kurang menguasai materi. Padahal salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi professional.

Artinya ia harus memiliki pengetahuan yang luas serta dalam dari bidang studi yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memiliki metode yang tepat serta mampu menggunakan berbagai metode dalam PBM.

Guru juga harus memiliki pengetahuan luas tentang landasan kependidikan dan pemahaman terhadap murid.

Demikian pembahasan contoh soal TAP PGSD UT 2023 lengkap dengan kunci jawaban dan pembahasannya, semoga membantu Anda.

LAINNYA