Pembahasan Materi Rangkuman Modul 3.2 Guru Penggerak – 3 Materi: Sekolah Sebagai Ekosistem, Pendekatan Berbasis Kekurangan, Sejarah Singkat Pendekatan

4 minutes reading
Monday, 19 Feb 2024 13:31 3 Annas

PortalBaraya.com – Berikut ini ada pembahasan materi rangkuman modul 3.2 Guru Penggerak yang bisa ibu dan bapak guru pahami.

Terdapat pembahasan tiga materi berbeda yang perlu dipahami ibu dan bapak guru dalam Modul 3.2 Guru Penggerak.

Ketiga materi tersebut di antaranya Sekolah Sebagai Ekosistem, Pendekatan Berbasis Kekurangan dan Pendekatan Berbasis Aset, serta Sejarah Singkat Pendekatan ABCD.

Diharapkan ibu dan bapak guru bisa memahami semua rangkuman materi Modul 3.2 Guru Penggerak secara mendalam.

Kemudian diharapkan bapak dan ibu guru juga bisa menerapkannya saat melakukan pengajaran kepada siswa di sekolah.

Dengan demikian, implementasi pengajaran Guru Penggerak bisa dimaksimalkan kepada siswa dan siswi.

Pembahasan Materi Dalam Rangkuman Modul 3.2 Guru Penggerak

Pembahasan rangkuman modul 3.2 Guru Penggerak selengkapnya bisa Anda simak langsung berikut ini.

  1. Sekolah Sebagai Ekosistem

Ekosistem merupakan tata interakasi antara mahkluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah lingkungan tertentu.

Sekolah sebagai sebuah ekosistem merupakan sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur hidup) dan faktor abiotik (unsur tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi, sehingga menciptakan situasi yang selaras dan harmonis.

Unsur-Unsur Biotik dalam Ekosistem Sekolah yaitu: murid, kepala sekolah, guru, staf/tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua murid, dan masyarakat sekitar sekolah. Unsur-unsur abiotik dalam ekosistem sekolah yaitu keuangan dan sarana prasarana sekolah.

  1. Pendekatan Berbasis Kekurangan dan Pendekatan Berbasis Aset

Pendekatan berbasis kekurangan akan fokus pada yang mengganggu atau yang kurang atau yang tidak berfungsi. Segala sesuatu akan dilihat dari sudut pandang negatif.

Pendekatan berbasis aset merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir. Kita diajak fokus pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan atau potensi yang positif.

Baca Juga: Referensi Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 147 148 Kurikulum Merdeka: Puisi Diafan atau Prismatis 

 

Pendekatan berbasis aset digerakkan oleh semua anggota komunitas. Jika sebuah sekolah telah menerapkan pendekatan ini, maka akan terlihat beberapa karakter berikut:

  1. Titik awal perubahan selalu pada perubahan pola pikir (mindset) dan sikap yang positif
  2. Menciptakan perubahan yang positif, mulai dari perbincangan yang sedderhana
  3. Daripada bertanya “Ada masalah apa?” lebih baik bertanya “Apa yang teah berhasil dilakukan?” Hal ini akan mendorong energi dan kreativitas.
  4. Seluruh warga sekolah berupaya melakukan perubahan, maka perubahan itu pasti akan terjadi.
  5. Setiap warga sekolah bertanggung jawab atas apa yang telah dimulai
  6. Membangun dan membina hubungan dua arah antar warga sekolah menjadi sangat penting untuk membangun sekolah yang sehat dan inklusif.
  7. Sekolah harus dibangun dengan melihat kekuatan, potensi, dan tantangan. 
  8. Kekuatan sekolah berbanding lurus dengan tingkat keberagaman keinginan unsur sekolah yang ada, masing-masing unsur akan menyumbang aset atau kemampuan yang dimiliki untuk sekolah yang lebih baik.
  9. Suasana yang menyenangkan harus menjadi prioritas paling utama dalam upaya membangun sekolah
  10. Faktor utama dalam perubahan yang berkelanjutan adalah kepemimpinan lokal dan pengembangan, serta pembaharuan kepemimpinan tersebut secara terus menerus.

Ada 7 aset/modal utama sebuah komunitas, yaitu:

  1. Modal Manusia (Pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan)
  2. Modal Sosial (Norma dan aturan, kepercayaan, dan jaringan)
  3. Modal fisik (bangunan dan sarana prasarana)
  4. Modal lingkungan/alam
  5. Modal finansial
  6. Modal politik
  7. Modal agama dan budaya
  1. Sejarah Singkat Pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development

ABCD merupakan kerangka kerja yang dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann. Pendekatan ini dibangun dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan hasrat yang dimiliki oleh anggota komunitas, kekuatan perkumpulan lokal, dan dukungan positif dari lembaga lokal untuk menciptakan kehidupan komunitas yang berkelanjutan.

Pendekatan ini muncul sebagai kritik terhadap pendekatan konvensional atau tradisional yang menekankan pada masalah, kebutuhan, dan kekurangan yang ada pada suatu komunitas.

Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Selain itu, pendekatan ini berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas. 

Itulah pembahasan seputar materi rangkuman modul 3.2 Guru Penggerak selengkapnya, semoga bisa membantu Anda.

LAINNYA