Portal Baraya – Dua santri Pondok Pesantren Nurul Huda Ciumbuleuit meninggal dunia setelah hanyut di Sungai Cikapundung saat berenang bersama teman-temannya, Kamis 7 Maret 2024.
Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, menyampaikan rasa duka cita yang mendalam kepada keluarga korban dan pihak pesantren.
“Atas nama Pemerintah Kota Bandung, saya mengucapkan turut berduka atas musibah yang terjadi, baik kepada keluarga korban dan pihak pondok pesantren semoga almarhum khusnul khotimah,” kata Bambang yang ditemui saat melaksanakan takziah ke Ponpes Nurul Huda Ciumbuleuit, Minggu 10 Maret 2024.
Bambang juga mengimbau kepada warga Kota Bandung untuk waspada terhadap bahaya banjir dan longsor di musim hujan ini.
Ia mengatakan, debit air sungai bisa meningkat secara tiba-tiba karena curah hujan yang tinggi.
“Tentunya, saya mengingatkan dan terus menghimbau kepada warga Kota Bandung untuk meningkatkan kewaspadaannya ditengah musim hujan yang masih melanda dimana khususnya pada musim seperti ini debit air akan dapat berubah drastis dalam seketika,” ujar Bambang.
Kepala Diskar PB Kota Bandung, Gun Gun Sumaryana, mengatakan, dua dari tiga santri yang hanyut sudah berhasil ditemukan dan dibawa ke RS Sartika Asih.
Korban pertama ditemukan pada pukul 08.50 WIB dan korban kedua ditemukan pada pukul 10.00 WIB di wilayah Cililin, Kabupaten Bandung.
“Kami masih mencari korban yang ketiga. Kami bekerja sama dengan Tim SAR Gabungan untuk melakukan pencarian,” kata Gun Gun.
Menurut Gun Gun, kejadian ini bermula saat empat santri berenang di Sungai Cikapundung. Salah satu santri berhasil selamat, sedangkan tiga santri lainnya terseret arus sungai.
BMKG memprediksi bahwa musim hujan di Kota Bandung akan berlangsung hingga Maret 2024 dan mencapai puncaknya pada bulan ini.