2 Puisi Indah Memperingati Hari Jantung Sedunia

2 minutes reading
Thursday, 25 Aug 2022 11:20 4 Tatin R

Portalbaraya.com – Tanggal 28 September diperingati sebagai Hari Jantung Sedunia demi merasakan empati kepada para penderita penyakit jantung dan mengingatkan pada kita betapa pentingnya untuk menjaga kesehatan jantung selama hidup.

Karena jantung adalah organ vital manusia yang apabila ia tak berdetak, maka artinya berakhirlah masa hidup si pemilik jantung tersebut.

Nah, berikut ini ada 2 buah puisi indah karya anak Indonesia dalam rangka memperingati Hari Jantung sedunia.

Surat untuk Tuhan – Trinil Cah Kampung

Tuhan
Andai aku bisa sembuh dari penyakitku ini
Semua pasti akan bahagia

Tuhan
Jika aku tidak bisa sembuh
Bolehkah aku menulis permintaan padamu

Tuhan
Aku tahu, hidup dan matiku
Hanya Engkau yang mengaturnya

Tapi
Aku mohon jangan cabut nyawaku
Sebelum tercapai semua cita-citaku

Beri aku kesempatan
Untuk membahagiakan orang-orang terkasihku

Beri aku kesempatan
Melihat mereka semua melangkah di jalan-Mu
Melihat mereka sehat, sukses, bahagia, dan sejahtera

Beri aku kesempatan
Menjadi orang yang bermanfaat
Bagi sahabat, keluarga, dan orang lain

Karena aku ingin kepergianku nanti
Tak ada air mata yang mengiringiku
Aku ingin mereka semua
Menghantarkanku dengan doa dan senyuman
Jika semua itu sudah terwujud
Dan bekal amalanku sudah cukup
Aku siap kembali menghadap-Mu

Ya Tuhan

Jantung di Rerumputan – Inung Imtihani

Dari mana hidup ini bermula?
Ia berjalan tanpa awalan
Dan berakhir semena-mena tanpa pengumuman

Beberapa waktu dalam hidup
Sering ku habiskan memandang rumput
Mencari jantung yang belum ku temukan sejak lahir

Berapa detik lagi?
Suaranya terdengar, tapi apa benar ada?

Ku harap waktu bisa disimpan dalam toples
Agar kalau lapar aku bisa menelannya
Sebagai camilan anti tua
Agar aku punya tenaga
Menyembunyikan dosa-dosa
Dan merekatkan kertas amal yang khusyuk
Baik ketika mabuk

Tuhan pembuat peta yang baik
Sampai tak tampak dimana kutub nyawa
Sementara aku berlomba dengan uban
Memburu jantung yang jatuh di rerumputan

Waktu perlahan, pasti tanpa disadari
Menjelma serupa Raqib dan Atid atau pembantunya
Mungkin menggiring manusia tanpa suara
Menghidupi, meski tanpa detak jantung, tanpa desah nafas

Terkadang menyesakkan atau melapangkan
Terkadang melukis senyum atau menggores kesedihan
Tuhan sang pemilik nyawa berpisah dengannya
Waktu yang perlahan mengiringi

Gemetar kala Izrail datang
Mengabarkan bahwa tangisnya sia-sia
Bahkan sebelum ia sempat menuliskan sebuah pesan
Atau sekedar menawar

Tunggulah Izrail, dia belum selesai menulis
Waktu
Tanpa jarum panjang-pendek dan detak detik
Mengakhiri titah Tuhan, kembali ke peraduannya

Tuhan tersenyum,
Tak perlu kau risau
Aku telah menitipkan amal
Dan doa-doa seribu malaikat untuknya

LAINNYA