Portalbaraya.com -Pada artikel ini berisi contoh teks amanat Pembina Upacara Hari Senin singkat dengan tema Pahlawan dan Pemimpin Bangsa.
Bulan November identik dengan Kepahlawanan karena dibulan ini tepatnya tanggal 10 November terjadi peristiwa bersejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah yaitu peristiwa 10 November di kota Surabaya.
Untuk memperingati dan mengenang peristiwa tersebut kami sajikan contoh teks amanat Pembina Upacara bertema Pahlawan dan Pemimpin Bangsa yang tentunya singkat dan penuh makna.
Upacara bendera setiap hari Senin merupakan acara rutin mingguan yang selalu diselenggarakan oleh tiap sekolah.
Pada pelaksanaan upacara hari Senin biasanya terdapat susunan acara yaitu amanat dari pembina upacara akan menyampaikan sepatah dua patah kata baik itu nasihat, motivasi atau informasi bagi para siswa di sekolah tersebut.
Bagi yang sedang mencari referensi teks amanat pembina upacara hari Senin yang singkat dan memotivasi, simak referensinya dalam artikel ini.
Berikut contoh teks amanat pembina upacara hari Senin yang singkat dan memotivasi dengan tema Pahlawan dan Pemimpin Bangsa.
Assalamualaikum Wr. Wb….
Bismillahir Rahmanir Rahim. Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. Wassalatu Wassamu ‘Ala Asrafil Anbiya-i Wal Mursalin. Sayyidina wa maulana Muhammadin Wa ‘Ala’ alihi Wa Sabihi Ajma-in Amma Ba’du
Yang terhormat Kepala Sekolah beserta dewan Guru dan staf Tata Usaha. Dan tak lupa pula siswa siswi SMP Nusantara Sakti yang semoga selalu dirahmati Allah SWT.
Alhamdulillah, marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan karunia-Nya jualah kita dapat berkumpul dilapangan upacara ini dalam rangka melaksanakan upacara bendera.
Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, kerabat dan para pengikut beliau yang semoga selalu setia hingga akhir zaman.
Pertama saya ingin mengomentari kegiatan upacara pada hari ini, upacara hari ini sudah berjalan dengan baik, namun masih ada yang berbicara/ bisik-bisik tetangga, serta masih ada yang main mata, toleh kiri kanan. Dan hal itu terjadi pada saat pengibaran Bendera.
Kita tau dulu para Pahlawan pada masa penjajahan, mereka berjuang bahkann rela mengorbankan nyawa demi mengibarkan Bendera Merah Putih. Namun dimasa yang merdeka seperti sekarang ini ternyata masih ada yang berbicara, toleh kiri kanan pada saat Pengibaran Bendera Merah Putih.
Apakah bendera Merah Putih dikibarkan hanya sebagai simbolis yang harus dilaksanakan pada saat apel senin pagi. Atau, apakah sudah tidak ada lagi kebanggan saat lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan. Hal ini merupakan salah satu ciri runtuhnya suatu bangsa.
Selain itu dalam hal mengheningkan cipta pun juga sama, masih ada yang berbicara, masih ada yang bercanda, seharusnya mengheningkan cipta itu bukan hanya diam mendengarkan nyanyian selama beberapa menit, tetapi mengheningkan cipta haruslah dilakukan dengan aksi nyata, seperti memajukan kehidupan bangsa, bertindak profesional disegala bidang dan lain-lain.
Karena dulu mereka berjuang bukan hanya untuk dikenang selama beberapa menit dalam upacara bendera, seharusnya semangatnya lah yang harus kita contoh, bukan hanya sekedar diam, bercanda, lihat sepatu teman dan lain-lain.
Apakah mengheningkan cipta hanya dilakukan ketika atau saat para pahlawan-pahlawan yang da didalam dompet hilang ?
Kalian akan turut andil dalam menentukan masa depan bangsa ini, apakah bangsa ini akan dibawa kearah yang lebih baik atau tidak.
Jadi marilah kita sama-sama untuk bisa mengenang jasa para Pahlawan dan selalu memaknai setip kegiatan upacara bendera, karena kita tau bahwa Bangsa yang besar adalah bangsa yang hanya menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur mendahului kita untuk memperjuangkan kemerdekaan ini.
Itu tadi adalah ciri yang pertama, ciri yang kedua runtuhnya suatu bangsa adalah menghina pemimpin.
Rasulullah SAW pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang artinya
“Barang siapa taat kepada pimpinan, berarti dia taat kepadaku, dan barang siapa menentang pimpinan berarti dia menentangku”.Dalam hadist lain yang diriwayatkan At Tirmizi,Rasulullah pernah bersapda yang artinya “barang siapa menghina seorang pemimpin,maka Allah akan menghinakannya”.
Kita boleh saja tidak suka dengan seorang pemimpin, apalagi pemimpin yang baru dilantik , namun aspirasikan dengan cara yang benar, bukan dengan cara mencaci, menghina, memaki, ataupun dengan cara yang anarkir seprti bakar-bakaran, misalnya bakar ban, bakar foto, bakar mobil, apalagi sampai bakar diri, bakar kemenyan, bakar ikan dan lain-lain.
Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan, salah khilaf mohon maaf. Silakan ambil positifnya, dan buang jauh-jauh negatifnya. Semoga kedepan kita dapat menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik.
Akhir kata Wassalamualaikum Wr. Wb.