Masalah Utama Bangsa Terletak di ‘Perut’ (Pemenuhan Hak-hak Rakyat)

5 minutes reading
Saturday, 5 Nov 2022 18:47 8 Sutrisno Bachtiar Yusuf

Portalbaraya.com –Kalau dihitung dengan rinci dan seksama, mungkin sudah ribuan bahkan sudah jutaan masalah demi masalah yang menimpa bangsa ini.

Hampir semua bidang kehidupan selalu bermasalah, mulai dari jaman penjajahan, kemerdekaan, orde lama, orde baru sampai ke jaman sekarang ini.

Baca Juga: 5 Ide Bisnis Minuman Botol Kekinian Terlaris yang Bisa Dimulai Dengan Modal Kecil

Semuanya pasti ada masalah, seperti politik, korupsi, pendidikan, kemiskinan, sosial dan semua bidang-bidang serta sendi kehidupan lainnya.

Bahkan 230 juta lebih penduduk Indonesia, termasuk warga-warga diseluruh dunia, semuanya pasti bermasalah dan ada masalah ketika dia hadir di planet bumi ini. Semenjak baru keluar dari rahim ibu dan menghirup udara bumi, maka bayi yang baru meluncur ke dunia tersebut langsung mendapatkan dan merasakan masalah.

Tangisan pertama, adalah pertanda kalau bayi tersebut merasakan sebuah masalah, walaupun tangisan itu dianggap wajar oleh semua orang.

Tapi sebenarnya tangisan itu adalah pertanda sesuatu masalah yang dirasakan oleh bayi tersebut. Namun ketika bayi tersebut sudah dibersihkan, diselimuti dan diberi makan (disusui), maka pelan-pelan tangisan tersebut pun hilang sampai muncul lagi tangisan selanjutnya yang menandakan munculnya masalah baru yang dirasakan oleh si bayi.

Baca Juga: Pendidikan sebagai Pilar Utama Pembangunan Berkelanjutan

Kalau tangisan bayi tersebut tidak berhenti dalam waktu berhari-hari, maka masalahnya akan lebih besar lagi.

Begitu juga sebaliknya, kalau bayi yang baru lahir tersebut tidak mengeluarkan tangisan, walaupun punggungnya sudah ditepuk-tepuk supaya paru-parunya terbuka dan supaya cairan atau lendir dihidung serta dimulutnya tersedot keluar agar bisa bernafas, namun tangisan belum keluar juga, maka hal itu malah akan lebih bermasalah.

Semuanya bisa serba salah dan bisa serba bermasalah kalau sebuah masalah disikapi dengan cara yang salah.

Kembali ke masalah yang sedang dihadapi bangsa saat ini, kalau kita refleksikan atau dianalogikan masalah bangsa ini dengan masalah kejadian manusia mulai dari (bayi) yang baru dilahirkan, sampai bayi tersebut besar dan menjadi manusia dewasa,

Baca Juga: 2 Pedoman Penting Sebelum Memilih Program Studi dan Jurusan Kuliah

maka kita bisa akan lebih jernih melihat, menyikapi dan menyelesaikan setiap masalah-masalah bangsa yang terjadi saat ini.

Urutan masalah yang dialami bayi ketika baru keluar dari rahim ibu, antara lain:

1. Bayi butuh udara untuk bernafas, maka saat baru lahir, punggung bayi langsung ditepuk-tepuk oleh tim medis atau bidan agar paru-parunya terbuka dan cairan yang dihisap bayi bisa keluar. Cairan dan lendir dihidung dan mulutnya pun dibersihkan untuk memastikan kedua lubang hidung bayi terbuka dan bayi bisa bernafas.

2. Setelah itu tali pusat bayi langsung dipotong dengan cara dijepit dan digunting oleh bidan atau tim medis yang membantu persalinannya. Kemudian tim medis mengambil sampel darah tali pusat bayi untuk diperiksa, guna memastikan bayi normal atau apakah bayi menderita kuning atau tidak.

Baca Juga: 5 Situs Freelance untuk Pemula, Pekerja Lepas Wajib Simak!

3. Bayi dibersihkan atau dimandikan, karena cairan-cairan atau kotoran yang melekat ditubuhnya, akan membuat ia tidak nyaman dan biasanya akan terus menangis (bermasalah terus) apabila proses dan tahapan tersebut belum dilakukan dengan baik. Karena disamping butuh udara untuk bernafas, bayi juga butuh kebersihan dan kenyamanan.

4. Setelah tubuhnya bersih, bayi butuh pakaian (sandang) untuk menyelimuti dan menghangatkan tubuhnya. Dalam kondisi ini, biasanya bayi masih tetap menangis karena masih ada kebutuhannya yang belum dipenuhi.

5. Bayi butuh makanan dan minuman (pangan) untuk asupan energi untuk organ-organ tubuhnya yang bekerja dengan mandiri semenjak tali pusatnya dipotong. Biasanya makanan pertama kali diberikan adalah ASI (Air Susu Ibu) atau susu lainnya. Biasanya pada tahap ini, bayi sudah mulai berhenti menangis (bermasalah). Kecuali kalau ada gangguan medis atau kelainan-kelainan.

6. Setelah bayi diam dan tertidur, biasanya ibunya si bayi dan orang-orang disekelilingnya akan merespon setiap tangisan-tangisan (masalah-masalah) yang dihadapi si bayi tersebut dengan berbagai cara yang telah biasa dihadapi oleh orang-orang sebelumnya yang memiliki pengalaman dalam membesarkan bayi (manusia).

Baca Juga: Terlengkap! Kunci Jawaban Post Test Modul 8 Kurikulum Merdeka, Soal Cerita Reflektif Lengkap dan Latihan Pemah

7. Sampai bayi tersebut dewasa, maka ia akan selalu menemui masalah-masalah atau bisa membuat masalah di lingkungannya, sesuai dengan besar-kecilnya masalah yang ia hadapi sampai akhir hayatnya.

Masalah terakhir biasanya, orang harus menguburkannya ketika ia sudah meninggal. Itupun kalau arwahnya tidak gentayangan dan mengganggu manusia di dunia. Dan untuk kejadian berikutnya di alam kubur dan akherat, ini sudah urusan Sang Pencipta dengan si Almarhum bersangkutan.

Dari uraian masalah demi masalah yang dihadapi oleh manusia yang berawal dari pertama kali muncul ke dunia ini, dapat ditarik makna kalau manusia itu bisa diam kalau hak-hak atau kebutuhan-kebutuhannya itu dipenuhi atau terpenuhi,

seperti kejadian bayi yang pelan-pelan berhenti menangis (bermasalah) ketika hak-haknya atau kebutuhan-kebutuhannya sudah dipenuhi. Maka bayi pun menjalankan kewajibannya dengan cara atau sikap diam dan tidur.

Ketika manusia atau masyarakat tidak mendapatkan keadilan, kemerdekaan dan kesejahteraan serta terabaikan atau diabaikan hak-haknya didalam kehidupan berbangsa dan bernegara oleh seseorang atau kelompok atau penyelenggara negara,

maka sudah pasti manusia atau masyarakat itu akan bermasalah (menangis) terus. Ia akan berhenti bermasalah (menangis) ketika hak-hak dan kebutuhannya sudah terpenuhi atau dipenuhi.

Walaupun kebutuhan manusia itu tidak ada batas dan tidak ada habisnya, namun kalau kebutuhan sandang, papan dan pangannya serta hak-hak dasarnya terpenuhi dan aman, maka manusia atau masyarakat cendrung untuk diam dan berhenti bermasalah.

Seperti halnya seorang bayi yang pelan-pelan dan ada yang tiba-tiba berhenti menangis setelah disusui (dipenuhi hak-haknya) oleh ibunya.

Sutrisno Bachtiar Yusuf

LAINNYA