Sejarah Asal Usul Alam Semesta Terjadinya Alam Semesta

7 minutes reading
Sunday, 6 Nov 2022 17:29 9 Sutrisno Bachtiar Yusuf

Portalbaraya.com -Bumi tidak semata-mata langsung berbentuk bulat dan didiami oleh manusia. Sebelum terjadinya bumi, ada yang namanya alam semesta. Lalu, bagaimana asal-usul alam semesta ini terbentuk?

Segala sesuatu memiliki asal usul, bagaimana itu berdiri? Bagaimana itu bisa terjadi? Dan sebagainya.

Dari asal usul itulah, lalu didapatkan sebuah bahan untuk dijadikan sebuah teori, dengan penelitian yang terus-menerus dikembangkan hingga mendapatkan hasil yang sempurna. Dari hasil itulah sebuah pertnyataan berubah menjadi bukti dan sejarah.

Baca Juga: Pendidikan sebagai Pilar Utama Pembangunan Berkelanjutan

Teori Big Bang
Kajian kosmologi menyebutkan bahwa bentuk awal alam semesta terjadi karena sebuah ledakan dengan kapasitas yang besar.

Dikatakan dalam teorinya, alam ini terbentuk disebabkan keadaan yang sangat panas juga padat dan semakin hari semakin berkembang bahkan hingga hari ini.

Asal-usul alam semesta dikabarkan sudah terbentuk sejak 13,7 miliar tahun silam. Teori big bang ini juga merupakan teori yang memberikan penjelasan akurat dan komprehensif, karena didukung pula dengan metode ilmiah dan beberapa pengamatan.

Adalah seorang biarawan Katolik Roma Belgia, yang mengajukan teori big bang ini (teori ledakan), Georges Lemaitre. Dia sendiri telah menyebutkan teori ini sebagai hasil dari hipotesis ataom purba.

Baca Juga: Bocoran Kunci Jawaban Post Test Modul 1 Topik 8, Materi Memaksa Bentuk Disiplin

Relativitas umum dan beberapa asumsi sederhana yaitu isotropi ruang dan homogenitas bergantung pada kerangka dari teori big bang ini.

Di tahun 1929, Edwin Hubble memberikan pernyataan bahwa jarak bumi dan galaksi terjauh pada umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya.

Hasil pengamatan ini, telah membuktikan bahwa semakin jauh objek yang kita pandang, maka semakin cepat kecepatan tampaknya. Namun, kelemahan teori ini adalah teori ini tidak dapat membuktikan apa pun yang memiliki hubungan dengan bagaimana kondisi awal terjadinya alam semesta, teori ini hanya menjelaskan proses umum atas perubahan-perubahan yang terjadi berdasarkan pengembangan teori.

Baca Juga: Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 12 Hal 87 Task 3, Materi Parents Upset, Disappointed With Online S

Namun, tak dipungkiri juga bahwa banyak ilmuwan yang akhirnya menerima skenario teori ini, dan berpikir bahwa teori ledakan ini memang harusnya pernah terjadi.

Awalnya, Vesto Spiler mengukur bagaimana efek Doppler yang terjadi pada galaksi spiral, hasilnya menyatakan bahwa keseluruhan nebula itu bergerak menjauhi bumi. Namun, ia tak berpikir mengenai implikasi fakta dari konsep ini.

Pada waktu itu, ada juga pertanyaan yang mengemukakan bahwa apa nebula-nebula tersebut merupakan ”pulau semesta” yang bergerak di luar Bima Sakti?

Sekitar 10 tahun kemudian, seorang matematikawan dan kosmologis dari Rusia, Alexander Freidman, berhasil menurunkan persamaan relativitas umum Albert Einstein.

Dari persamaan ini, disimpulkan bahwa alam semesta berkemungkinan mengembang bahkan berlawanan dengan yang dikemukakan oleh Einstein waktu itu, yaitu alam semesta yang statis.

Selanjutnya, Edwin Hubble yang berhasil menunjukkan jarak nebula terdekat dan merupakan galaksian.

Baca Juga: Tips Untuk Penderita Maag, Berdamai dengan Sakit Maag

Kemudian, secara independen, Georges Lemaitre menurunkan persamaan Friedmann lalu menyatakan bahwa resesi nebula yang dihasilkan dari persamaan yang dihasilkannya disebabkan karena alam semesta yang mengembang.

Hingga di tahun 1929, ditemukanlah kolerasi antar jarak dan juga kecepatan resesi oleh Hubble. Teori ini sekarang dikenal sebagai hukum Hubble.

Dan dengan hasil ini, Lemaitre merasa puas, bahwa memang inilah yang ia harapkan.

Di tahun berikutnya, gagasan lain mulai berkembang mulai dari kosmologi non-standar hingga hipotesis cahaya lelah dari Fritz Zwicky.

Terdapat dua model kosmologi yang memiliki kemungkinan. Model keadaan tetap (Fred Hoyle) dengan menampakan materi ketika alam semesta mengembang dan teori ledakan dahsyat (Lemaitre,

dikembangkan oleh George Gamow) dengan dikenalkannya nukleosintetis ledakan dahsyat dan sempat dikaitkan sebagai radiasi gelombang mikro kosmis oleh Ralph Alpher beserta Robert Herman.

Baca Juga: Pesatnya Kenaikan Pengguna Internet di Indonesia, Bisa Dikelola untuk Melancarkan Pembangunan

Akhirnya, para ilmuwan mendukung teori ledakan dahsyat yang ironisnya malah dikemukanan oleh Hoyle di sebuah stasiun radio.

Seiring dengan berkembangnya waktu, kosmologi ledakan dahsyat ini semakin berkembang dengan analisis data yang diambil dari alat-alat lebih canggih seperti teleskop luar angkasa Hubble, WMAP, dan satelit COBE.

Hingga pada akhirnya, astronomi modern menemukan bahwa sebenarnya alam semesta ini terbentuk dari gumpalan asap. Semuanya terbukti saat semakin banyak bintang baru yang bermunculan di angkasa.

Terbentuknya Alam Semesta Menurut Islam
Menurut standar astronomi modern, bawa seluruh alam semesta berasal dari gumpalan asap dan masih berupa itu hingga sekarang, itu terbukti dari adanya bintang-bintang baru

dari peninggalan gumpalan asap tersebut. Teori dari astronomi itu juga dibenarkan dengan adanya penyataan dalam isi Al-Quran, yang berbunyi, “Kemudian, Dia menunjukan penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap (Al Fushshiilat, 41: 11).”

Bintang-bintang yang biasa kita lihat di malam hari itu dulunya merupakan materi asap. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa dari dahulu matahari, bintang, bulan, galaksi, planet adalah satu kesatuan,

karena mereka terbentuk dari gumpalan asap yang serupa. Lalu, mereka terpisah karena asap homogen ini.

Allah juga sudah berfirman, Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.” (Al Anbiya, 21:30).

Bahkan seorang profesor geologi di Institute of Geoscienes dan Johannes Gutenberg University,

Dr.Alfred Kroner mengatakan jika ia menilik dari tempas Muhammad berasal, sangat tidak mungkin jika Muhammad dapat mengetahui sesuatu seperti asal-usul alam semesta hanya dari satu materi.

Baca Juga: 5 Ide Bisnis di Masa Resesi 2023 yang Menguntungkan

Bahkan, para ilmuwan saja baru mengetahui permasalahan ini dalam beberapa tahun baru-baru ini dengan cara-cara yang bahkan rumit dan dengan bantuan teknologi yang sudah mutakhir.

Ia juga berkata ”Seseorang tidak mungkin mengetahui apa pun tentang ilmu fisika inti pada 14 abad yang lalu, menurut saya pribadi,

itu tidak akan pernah terjadi bahkan jika melalui pemikirannya sendiri, bahwa langit dan bumi merupakan satu kesatuan.”

Dalam islam sendiri segala sesuatu telah dijelaskan, bahkan tanpa perlu manusia itu melakukan penelitian dengan proses yang panjang.

Dari sini, kita semua ssudah bisa membedakan apa-apa yang benar dan kurang benar.

Perangkat Baru Pendeteksi Asal-Usul Alam Semesta
Jika sebelum-sebelumnya teleskop tercanggih adalah Teleskop Hubble dan WMAP, saat ini telah tercipta teleskop yang jauh lebih canggih dari yang sudah-sudah yaitu Teleskop ALMA.

Baca Juga: Asal Mula Terbentuknya Batu Bara

Teleskop ini memiliki ukuran raksasa dengan ukurannya yang mencapai diameter 12m dan tingginya yang setara dengan gedung tingkat empat. Lantas, teleskop ini menjadi teleskop terbesar di dunia.

ALMA disusun dari kumpulan antena sebanyak 54 buah, ditambah lagi dengan 12 buah antena yang berukuran 7 meter. 66 buah antena ini secara bersama-sama akan bekerja sama menjadi teleskop tercanggih di dunia.

Teleskop ini diletakan di Gurun Atacama, Chili, dengan ketinggian 5000 meter.

Bayangkan saja, ALMA sanggup melihat cahaya dari sebagian objek dengan titik terjauh di luar angkasa sana.

Ini untuk menunjukan detail alam semesta pada kita, bahkan saat mereka baru terbentuk.

Baca Juga: Contoh LK 1.1 Identifikasi Masalah PPG Daljab 2022 (Pedagogik, Literasi dan Numerasi) Lengkap

Saat alam semesta masih berumur sangat muda, ia berbentuk kabut tebal dengan unsur gas hydrogen dingin dan membuat para peneliti kesulitan untuk menyelidiki karena yang terlihat hanya cahaya tampak saja.

Namun, dengan teleskop ALMA ini kita dapat melihat cahaya lain (gelombang radio), karena teleskop ALMA yang memiliki mata special yang dapat menembus kabut tebal tadi,

sehingga untuk pertama kalinya sebuah teleskop dapat menguak rahasia di balik kabut tebal tersebut.

ALMA juga akan ditugaskan untuk mengintai objek terdingin lainnya seperti awan-awan gas juga debu yang suhunya di bawah 0° (dengan suhu terdingin yang dapat mencapai 273°C.

ALMA juga akan berusaha menemukan planet-planet yang baru dan pembentukan bintang baru (bayi bintang) yang berada di dalam kabut tebal.

Dengan penggunaan teleskop ALMA ini, para pakar astronomi hendak memecahkan bagaimana proses kosmis berawal dan bagaimana terjadinya awal mula siklus alam semesta ini.

Semoga bermanfaat.

Sutrisno Bachtiar Yusuf

LAINNYA