Ketua PGRI Kota Bandung : Hadapi Era 4.0, Guru Harus Mampu Beradaptasi dengan Digitalisasi

3 minutes reading
Friday, 25 Nov 2022 08:24 4 Arif Rahman

Portalbaraya.com – 25 November merupakan hari ulang tahun PGRI sekaligus diperingati sebagai Hari Guru Nasional atau HGN.

Pada Hari Guru Nasional ini, Ketua PGRI Kota Bandung Cucu Saputra mengatakan, guru tidak hanya sekedar memberikan ilmu. Namun, ia harus mampu membangun ikatan emosional dengan siswa dan menanamkan karakter dalam diri mereka.

“Mendidik bukan hanya transfer of knowledge. Tapi bagaimana cara membangun emosional dengan peserta didik dan menanam karakter ada anak didik kita,” ujar Cucu.

Baca Juga: Contoh Teks Singkat Pidato Sambutan Hari Guru Nasional 2022 Terbaru

Karena setiap anak memiliki fitrah dan zamannya masing-masing. Terlepas dari semua perbedaan tersebut, guru harus bersikap inklusif. Terlebih di era 4.0 ini, guru harus bisa beradaptasi.

“Belajar bukan hanya dilakukan oleh siswa, tetapi juga guru. Karena guru harus mereformasi dan membekali diri dengan menjadi pelajar,” ujarnya.

Filosofi Ki Hajar Dewantara: Ing ngarso Sung tulodo, Ing madya mangun karsa dan Tut wuri handayani adalah landasan yang harus ditanam dan dipupuk dalam diri seorang guru.

“Tujuan dari filosofi ini adalah menjadi model di depan, di tengah membangun kemauan, dan di belakang memotivasi siswa,” terangnya.

Selain itu, guru memiliki kerangka hukum sendiri, UU No. 1 Tahun 2015. Ini menjelaskan kompetensi empat guru.

Bagi Cucu, kompetensi ini tidak hanya terkait dengan keterampilan profesional, tetapi yang jauh lebih penting adalah keterampilan sosial dan kepribadian.

“Guru dapat beradaptasi dengan perubahan dan memahami fenomena perubahan zaman, maka peran guru adalah menjadi kompas kehidupan bagi anak-anak kita,” terangnya.

Karakter guru memainkan peran penting dalam hidupnya. Tumbuh tanpa ibu, Cucu merasa bahwa guru adalah pengganti orang tua selama perjalanan hidupnya.

Guru tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menciptakan ikatan emosional yang kuat antara dirinya dan gurunya.

“Mereka benar-benar memotivasi dan sekaligus melindungi saya. Itulah yang memotivasi saya untuk memilih jalan saya sebagai guru,” katanya.

Beliau telah menjadi guru kimia di SMA Negeri Bandung selama 32 tahun, dan resmi pensiun hingga April 2022.

“Saya terinspirasi oleh guru-guru hebat ketika saya masih sekolah. Jadi saya terpacu, bagaimana saya bisa seperti mereka dan terus berjuang,” ujarnya.

Sebagai seorang guru, dia selalu gembira dan bersemangat ketika bersama murid-muridnya.

“Ketika saya di kelas, kelas menjadi panggung yang cerah bagi saya. Kita bisa mengembangkan ilmu yang berbeda,” akunya.

Meski diakuinya, selalu ada dinamika antara guru dan murid. Namun, perspektif pendidikan harus selalu luas.

“Karena pendidikan adalah tempat benih budaya ditanam,” katanya.

Baca Juga: 5 HP Gaming Harga 1 Jutaan Spek Gahar

Dalam rangka Hari Guru Nasional yang bertepatan dengan Hari PGRI, ia menilai situasi pendidikan di Kota Bandung sudah baik, terutama terkait dengan akses masyarakat terhadap layanan pendidikan dasar.

“Terukur dari keberpihakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terhadap masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan layanan pendidikan. Melalui bentuk kemudahan untuk bisa bersekolah di sekolah negeri. Pun yang masuk swasta juga didukung biayanya oleh Pemkot Bandung,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi Pemkot Bandung yang telah mengangkat derajat guru melalui program Nyaah ka Guru.

“Bagi guru-guru yang statusnya masih belum PNS sekarang sudah mendapat kesempatan untuk jadi PPPK. Meski memang perlu proses tapi Pemkot Bandung telah memberikan kesejahteraan bagi guru-guru honorer. Tidak boleh ada guru-guru honorer yang belum terakomodasi di PPPK mendapatkan pemutusan kerja,”tambahnya .

LAINNYA