Selalu Mengabulkan Permintaan Anak Bisa Berbahaya, Ini 4 Dampak Buruk Anak yang Selalu Dimanja Orang Tua!

2 minutes reading
Friday, 19 Apr 2024 08:45 82 Fathoni PB

Portal Baraya – Dalam dunia parenting, seringkali kita sebagai orang tua dihadapkan pada dilema apakah harus selalu mengabulkan setiap keinginan anak atau tidak.

Kita mungkin berpikir bahwa dengan memenuhi setiap permintaan mereka, kita menunjukkan kasih sayang yang tak terbatas.

Namun, apakah Anda sadar bahwa kebiasaan ini bisa membawa dampak negatif yang signifikan bagi perkembangan anak?

Ketika kita terus-menerus mengiyakan permintaan anak, kita tanpa sadar mungkin sedang membangun fondasi yang rapuh untuk masa depan mereka.

Dari keinginan mainan baru hingga permintaan yang lebih besar, kebiasaan ini bisa membentuk karakter anak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ingin kita tanamkan.

Sebagai orang tua, kita perlu memahami bahwa ada batasan dalam mengabulkan keinginan anak. Membatasi bukan berarti tidak mencintai, melainkan mengajarkan mereka tentang pentingnya usaha dan kesabaran.

Dengan memahami dampak jangka panjang dari kebiasaan ini, kita bisa mengambil langkah yang tepat untuk memastikan anak tumbuh menjadi individu yang mandiri dan tangguh.

1. Anak Menjadi Manipulatif

Anak-anak yang terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan melalui tangisan atau tantrum akan menggunakan cara ini sebagai senjata utama. Ini bisa membuat orang tua merasa kewalahan.

Untuk mengatasi ini, penting bagi orang tua untuk tetap konsisten dan tegas. Jangan menyerah pada tangisan mereka, tapi berikan pengertian dengan tenang.

2. Ketergantungan dan Kurang Mandiri

Menurut Vera Itabiliana, seorang psikolog, anak yang selalu dimanjakan akan merasa hidupnya mudah dan tidak belajar menyelesaikan masalah sendiri.

Ini membuat mereka kurang mandiri dan cenderung malas. Orang tua harus mengajarkan anak untuk berusaha sendiri sebelum mengabulkan keinginan mereka.

3. Sikap Keras Kepala

Anak yang keinginannya selalu dipenuhi akan tumbuh menjadi pribadi yang keras kepala dan sulit menerima pendapat orang lain. Ini karena mereka terbiasa ‘menang’ dalam setiap situasi. 

4. Materialisme dan Egoisme

Terus-menerus memenuhi keinginan material anak dapat membentuk sifat materialistis dan egois. Anak akan menganggap kebahagiaan hanya bisa didapat dari memiliki barang.

Itulah beberapa dampak buruk yang akan dihadapi terkait perkembangan psikologi anak hingga dewasa. Jadi Anda pun harus tetap waspada dan mendidik anak dengan benar, ya!

LAINNYA