Portalbaraya.com – Pada artikel kali ini akan dibahas Jawaban PKN Kelas 8 Halaman 79 Aktivitas 4.1 dengan materi bahasan Perjuangan Pahlawan Nasional Sebelum Tahun 1908.
Kunci Jawaban PKN Kelas 8 Halaman 79 Aktivitas 4.1 terdapat di Bab 4 Semangat Kebangkitan Nasional Tahun 1908 pada soal Tabel 4.2 Pahlawan Nasional
Kunci jawaban ini dibuat dengan harapan bisa membantu adik adik siswa kelas 8 SMP MTS dalam mengerjakan PKN Kelas 8 79 Aktivitas 4.1 mengenai Perjuangan Pahlawan Nasional Sebelum Tahun 1908
Sebagai informasi tambahan, buku yang digunakan untuk mata pelajaran PKN Kelas 8 SMP adalah Buku Kurikulum 2013 penerbit Kemendikbud.
Sedikit rangkuman dalam materi Perjuangan Pahlawan Nasional Sebelum Tahun 1908. Rakyat Indonesia sudah melakukan perjuangan untuk melawan penjajah Belanda jauh sebelum Kebangkitan Nasional.
Perbedaanya adalah perjuangan sebelum tahun 1908 dilakukan masih bersifat kedaerahan belum menjadi suatu kesatuan. Sehingga semua perlawanan para pejuang selalu dapat dikalahkan Belanda.
Berikut ini adalah pembahasan Jawaban PKN Kelas 8 Halaman 79 Aktivitas 4.1 yaitu upaya yang kalian lakukan dalam membina persatuan dan kesatuan di berbagai lingkungan serta upaya yang belum kalian lakukan dalam membina persatuan dan kesatuan di berbagai lingkungan
Soal dan Kunci Jawaban PKN Kelas 9 Halaman 98 Tugas Mandiri 4.1
Soal
Aktivitas 4.1
Setelah kalian memahami selintas tentang perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908, pelajari lebih jauh tentang perjuangan pahlawan nasional yang berjuang sebelum tahun 1908 dengan mengisi tabel di bawah ini.
Jawaban
Tabel 4.2 Pahlawan Nasional
Indonesia memiliki banyak sekali pahlawan nasional yang berjuang melawan penjajah Belanda. Berikut ini beberapa contoh pahlawan nasional yang berjuang sebelum tahun 1908
1. Sultan Ageng Tirtayasa.
Uraian : Kerajaan Banten saat itu mencapai keemasannya dibawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Beliau memimpin Bantren pada tahun 1651 sampai 1683. Salah satu kehebatan beliau adalah membuat pelabuhan Banten menjadi pelabuhan Internasional yang sanggup mengalahkan pelabuhan di Batavia.
Belanda melihat pelabuhan Banten yang sangat ramai tergerak untuk menguasainya. Sultan Ageng Tirtayasa tentu menolak keras. Beliau tidak ingin Belanda mengatur apapun yang terjadi di Kerajaan Banten. Selain ingin menguasai pelabuhan Banten, Belanda dan VOC juga ingin memonopoli hasil perdagangan rakyat Banten.
Dua hal tersebut kemudian yang memicu peperangan antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Belanda. Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa berakhir pada 1683. Beliau berhasil ditangkap di Batavia dan meninggal di dalam penjara.
2. Sultan Hasanuddin
Uraian : Ketika Sultan Hasanuddin naik tahta, Belanda sedang gencar-gencarnya memperluas jajahanya ke Indonesia Timur. Belanda ingin memonopoli seluruh perdagangan di Indonesia Timur termasuk di Kerajaan Gowa.
Saat itu Kerajaan Gowa adalah Kerajaan terbesar dan terhebat di Indonesia Bagian Timur. Rakyat-rakyat Gowa cukup mampu karena mereka dapat melakukan perdagangan dengan bang-bangsa di luar negeri.
Sultan Hasanudin tentu menolak keingin VOC dan Belanda untuk memonopoli perdagangan di Kerajaan Gowa. Hal ini menjadi penyebab meletusnya perang antara Belanda dan Kerajaan Gowa. Awalnya Belanda kesulitan karena Sultan Hasanudin mampu mempersatukan kerajaan-kerajan kecil di Sulawesi untuk melawan Belanda. Namun karena kesalahan peralatan, Sultan Hasanudin dapat dikalahkan. Beliau meninggal pada 16 Juni 1670.
3. Tuanku Imam Bonjol
Uraian : Nama Tuanku Imam Bonjol aslinya adalah Muhammad Syahab. Beliau berasal dari suku Minangkabau di Sumatera Barat. Bersama kaum padri, Tuanku Imam Bonjol berperang melawan Belanda. Peperangan antara Tuanku Imam Bonjol disebabkan karena Belanda ingin menguasai Sumatera Barat. Meskipun pihak Tuanku Imam Bonjol kalah jauh dalam peralatan tempur tapi Belanda sangat kesulitan mengalahkan beliau. Akhirnya didatangkan bantuan dari pulau Jawa dan Batavia. Tuanku Imam Bonjol akhirnya menyerah pada 16 Agustus 1837. Beliau ditangkap dan diasingkan ke Minahasa dan meninggal di tempat pengasingan tersebut.
4. Pangeran Diponegoro.
Uraian : Perlawanan Pangeran Diponegoro disebabkan karena Belanda ikut campur urusan Kerajaan Yogyakarta. Hal yang menyebabkan perlawanan Pangeran Diponegoro lainya adalah karena Belanda ingin membangun jalan yang melewati tanah makam raja-raja Jogja. Akhirnya meletuslah perang antara Belanda dan Pangeran Diponegoro. Perang ini beralngsung cukup lama dan membuat Belanda bangkurt karena banyak sekalai biaya yang dihabiskan untuk mengalahkan pangeran Diponegoro. Akhirnya Pangeran Diponegoro ditangkap dengan cara licik Belanda di dalam sebuah perundingan. Pangeran Diponegoro akhirnya diasingkan dan meninggal di Makasar pada 8 januari 1855.
5. Kapitan Pattimura.
Uraian : Beliau adalah tokoh perlawanan dari Ambon Maluku. Perlawanan Kapitan Pattimura disebabkan oleh penjajahan Belanda yang membuat rakyat Ambon menderita. Beliau akhirnya dapat dikalahkan oleh Belanda. Setelah ditangkap Kapitan Pattimura dihukum mati pada 16 Desember 1817 di kota Ambon. Saat meninggal umur beliau adalah 34 tahun.
6. I Gusti Ketut Jelantik
Uraian : Beliau adalah perdana menteri atau patih Kerajaan Buleleng. Tugas beliau adalah mewakili raja dalam mengurus kerajaan Buleleng. Pertempuran antara Kerajaan Buleleng melwan Belanda bermula ketika Belanda tidak terima dengan hukum yang berlaku mengenai status kapal yang karam di perairan pulau Bali. Menurut hukum Kerajaan Buleleng, semua kapal yang karam di pantai Bali menjadi hak milik Kerajaan Buleleng. Perlawanan I Gusti Ketut Jelantik berakhir ketika beliau ditangkap pasukan lombok yang saat itu menjadi sekutu Belanda. I Gusti Ketut Jelantik akhirnya meninggal pada 1849.