Keracunan Ayam Tepung di SDN Gandasari Bandung Barat, 99 Orang Dirawat

2 minutes reading
Wednesday, 26 Jun 2024 07:05 3 Fathoni PB

Portal Baraya – Kasus keracunan makanan di SDN Gandasari, Kampung Bojongmareme, Desa Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, telah mencapai 99 orang.

Tak hanya siswa, sejumlah orang tua juga menjadi korban keracunan dalam acara kenaikan kelas atau Samenan yang digelar pada Senin, 24 Juni 2024.

Saat acara, mereka diberi konsumsi nasi dan ayam tepung.

Kepala SDN Gandasari, Nia Sumiati, mengonfirmasi bahwa makanan yang diberikan saat acara tersebut adalah nasi ayam tepung.

Namun, saat itu tidak ada yang mengeluhkan gejala keracunan.

Hasil investigasi awal menunjukkan bahwa ayam goreng tepung menjadi sumber keracunan.

Namun, sampel makanan akan diperiksa di laboratorium untuk memastikan penyebab pastinya.

Para korban dirawat di beberapa fasilitas kesehatan, yaitu di Puskesmas Sindangkerta (79 orang), Klinik dr. Yoga (9 orang), Klinik Sikembar (6 orang), Klinik dr. Taufik (3 orang), Bidan Neneng, dan Klinik Permata Hayati (1 orang).

Plt Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Eriska Hendrayana, menyebutkan bahwa hingga pukul 16.00, dari 99 korban, 14 orang masih dirawat, 68 orang sudah pulang dengan rawat jalan, dan 6 orang dirujuk ke RSUD Cililin.

Ia menjelaskan, 6 korban yang dirujuk ke RSUD Cililin adalah anak-anak di bawah 5 tahun yang memerlukan perawatan intensif dengan alat bantu medis seperti infus atau oksigen.

“Enam pasien di RSUD adalah anak-anak yang kesulitan makan, sehingga perlu diinfus,” tuturnya seperti yang dilansir dari medcom.id (26/6).

Eriska menambahkan, rata-rata gejala keracunan yang dialami korban tergolong ringan karena segera mendapatkan perawatan.

“Tidak ada pasien yang mengalami gejala dehidrasi parah, sehingga pemulihan bisa cepat,” tambahnya.

Sejumlah tenaga kesehatan di Puskesmas disiagakan 24 jam untuk menangani korban keracunan dan mengantisipasi kemungkinan bertambahnya jumlah korban.

“Sebagai langkah antisipasi, kami meminta tenaga kesehatan di Puskesmas Sindangkerta untuk bersiaga. Walaupun bukan puskesmas rawat inap, kita siagakan karena khawatir ada pasien tambahan,” tutupnya

 

LAINNYA