Apa Benar, Es di Seluruh Dunia akan Mencair di Tahun 2030? Yuk Cek Faktanya!

4 minutes reading
Monday, 19 Jun 2023 17:15 6 Fathoni PB

Portalbaraya.com – Pernahkah kamu berpikir, apa benar es di seluruh dunia akan mencair di tahun 2030?

Ya, ini merupakan sebuah pertanyaan wajar mengingat saat ini pemasanan global dirasakan di seluruh dunia. 

Bahkan tak sedikit ilmuwan yang berpendapat bahwa tingkat pencairan es di tiap tahunnya selalu meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari naiknya debit air laut yang semakin lama semakin tinggi. 

Lalu, benarkah es di seluruh dunia akan mencair di tahun 2030?

Baca Juga: Tahu Nggak Sih: Inilah 7 Deretan Fakta Unik Matahari, Bola Gas Panas Raksasa yang akan Mati

Penyebab dan Dampak Pencairan Es

Sebelum mengulas lebih jauh tentang apakah es di seluruh dunia akan mencair di tahun 2030, kami akan menjelaskan penyebab serta dampak terjadinya pencairan es secara besar-besaran.

Pencairan es di Bumi adalah salah satu dampak dari pemanasan global, yaitu kenaikan suhu rata-rata permukaan Bumi akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

Gas rumah kaca adalah gas yang dapat menyerap dan memancarkan radiasi inframerah, seperti karbon dioksida, metana, dan uap air.

Gas rumah kaca menyebabkan efek rumah kaca, yaitu proses di mana radiasi matahari yang masuk ke Bumi dipantulkan kembali ke atmosfer dan ditahan oleh gas rumah kaca, sehingga meningkatkan suhu Bumi.

Pencairan es di Bumi memiliki dampak yang sangat buruk bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Beberapa dampak yang dapat terjadi adalah:

1. Kenaikan permukaan laut

Jika semua es di Bumi mencair, permukaan laut akan naik sekitar 66 meter.

Hal ini akan menyebabkan banjir besar yang akan menenggelamkan banyak wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Sekitar 40% populasi dunia yang tinggal di daerah pesisir akan terpaksa mengungsi.

Selain itu, kenaikan permukaan laut juga akan mengganggu ekosistem laut dan mengancam keberadaan terumbu karang dan biota laut lainnya.

2. Perubahan pola cuaca dan iklim

Pencairan es di Bumi akan mempengaruhi arus laut dan sirkulasi atmosfer, yang berperan dalam menentukan pola cuaca dan iklim di dunia.

Salah satu contohnya adalah Gulf Stream, yaitu arus laut yang membawa udara hangat dari Samudra Atlantik ke Eropa Utara.

Jika Gulf Stream terganggu oleh banjir air tawar dari pencairan es, maka suhu di Eropa Utara akan turun drastis dan menciptakan zaman es mini.

Selain itu, pencairan es juga akan meningkatkan uap air di atmosfer, yang dapat memicu badai dan hujan yang lebih sering dan kuat.

3. Kerusakan habitat dan keanekaragaman hayati.

Pencairan es di Bumi akan merusak habitat dan keanekaragaman hayati yang ada di wilayah kutub, seperti beruang kutub, penguin, anjing laut, dan lain-lain.

Beberapa spesies ini sudah mengalami kesulitan untuk mencari makanan dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Jika pencairan es terus berlanjut, maka kemungkinan besar spesies-spesies ini akan punah.

Selain itu, pencairan es juga akan melepaskan beberapa senyawa beracun yang terperangkap dalam es, seperti DDT dan merkuri, yang dapat mencemari air tawar dan tanah.

Baca Juga: Tahu Nggak Sih: Ternyata Hanya Nyamuk Betina yang Menghisap Darah. Lalu Nyamuk Jantan Makan Apa?

Apakah Es di Seluruh Dunia Akan Mencair di Tahun 2030?

Melansir dari nationalgeographic.grid.id dan beberapa sumber lain, hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah yang pasti bahwa es di seluruh dunia akan mencair di tahun 2030.

Namun, ada beberapa laporan yang mengatakan bahwa perubahan iklim telah menyebabkan pencairan es yang cepat dan berbahaya di beberapa wilayah Bumi, seperti Greenland dan Antartika.

Laporan terbaru dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim atau Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengatakan bahwa dampak merusak yang dilakukan oleh umat manusia terhadap iklim adalah “pernyataan fakta” dan bahwa emisi gas rumah kaca harus dikurangi secara drastis untuk mencegah kenaikan suhu global lebih dari 1,5 derajat Celsius.

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk berusaha mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga lingkungan.

Beberapa cara yang dapat kita lakukan adalah:

  • Menggunakan energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, atau air, yang tidak menghasilkan gas rumah kaca.
  • Menghemat penggunaan listrik, air, dan bahan bakar, yang dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca.
  • Mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah, terutama sampah plastik, yang dapat mencemari lingkungan dan mengganggu ekosistem.
  • Menanam pohon dan tanaman, yang dapat menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen, serta menjaga keseimbangan ekosistem.
  • Mendukung kebijakan dan gerakan yang peduli terhadap lingkungan.

 

LAINNYA