Inilah Tokoh yang Pertama Kali Mengusulkan Istilah Pandu dan Kepanduan dalam Gerakan Pramuka Indonesia

4 minutes reading
Saturday, 12 Aug 2023 14:26 4 Fathoni PB

Portal Baraya – Pada kesempatan kali ini, kami akan mengulas tentang jawaban istilah pandu dan kepanduan dikemukakan pertama kali oleh siapa. 

Pertanyaan tersebut kerap muncul menjelang peringatan Hari Pramuka, yang diperingati setiap tanggal 14 Agustus. 

Namun sebelum menjawab pertanyaan istilah pandu dan kepanduan dikemukakan pertama kali oleh siapa, Anda harus mengetahui secara lengkap terlebih dahulu bagaimana sejarah Gerakan Pramuka Indonesia. 

Ini karena Gerakan Pramuka Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang dan berliku.

Sebelum menjadi organisasi yang resmi pada tahun 1961, gerakan Pramuka sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dengan nama-nama berbeda.

Salah satu nama yang pernah digunakan adalah Pandu dan Kepanduan. Tahukah Anda siapa tokoh yang pertama kali mengusulkan istilah ini?

Baca Juga: Dijamin Benar! Kunci Jawaban IPA Kelas 10 Kurikulum Merdeka Halaman 4 5: Nama Alat Ukur dan Kegunaannya

Agus Salim, Pejuang Kemerdekaan dan Pendidikan

Tokoh yang mencetuskan istilah Pandu dan Kepanduan adalah Agus Salim, pejuang kemerdekaan yang pernah menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia.

Agus Salim lahir di Koto Gadang pada tahun 1884. Sejak kecil, beliau sudah menunjukkan minat dan bakat dalam bidang pendidikan, bahasa, dan agama.

Beliau belajar di sekolah Belanda, Arab, dan Inggris, serta menguasai berbagai bahasa seperti Melayu, Jawa, Sunda, Minangkabau, Arab, Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, dan Turki.

Agus Salim juga aktif dalam pergerakan nasional untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Ia bergabung dengan organisasi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1915 dan menjadi salah satu pemimpinnya. beliau juga terlibat dalam berbagai peristiwa penting seperti Sumpah Pemuda, Konferensi Meja Bundar, dan Konstituante. 

Baca Juga: Jawaban Tuliskan 4 Contoh Cara Makhluk Hidup Beradaptasi dengan LIngkungannya

Banjarnegara, Tempat Lahirnya Istilah Pandu dan Kepanduan

Sejarah gerakan Pramuka di Indonesia tidak lepas dari gagasan Baden Powell tentang gerakan pembinaan pemuda di Inggris, yang menyebar ke berbagai negara, salah satunya Belanda.

Di Belanda, gerakan pembinaan pemuda disebut sebagai padvinder, yang kemudian dibawa masuk ke wilayah jajahannya, Indonesia.

Pada tahun 1912, Belanda membentuk gerakan kepanduan di Indonesia sebagai bagian dari organisasi kepanduan Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) di negeri Belanda.

Organisasi ini hanya terbuka untuk murid-murid sekolah Eropa. Pada tahun 1916, Pangeran Mangunegoro VII mendirikan perkumpulan kepanduan pertama bagi anak-anak Indonesia di Solo, Jawa Tengah, dengan nama Javaansche Padvinders-Organisatie (JPO).

Setelah itu, para pemimpin gerakan nasional membentuk organisasi-organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia yang baik sekaligus menjadi kader pergerakan nasional.

Hasilnya, selain JPO, muncul bermacam-macam organisasi kepanduan seperti Jong Java Padvindery (JJP), Nationale Islamitsche Padvindery (NATIPIJ), dan Sarekat Islam Afdeling Padvindery (SIAP).

Melihat banyaknya organisasi kepanduan di Indonesia, Belanda mulai melarang penggunaan istilah padvinders atau padvinderij.

Menanggapi larangan tersebut, Agus Salim mengusulkan agar istilah padvinders diganti dengan pandu (penunjuk jalan) dan padvinderij diganti kepanduan.

Usulan tersebut disampaikan dalam kongres kepanduan Sarekat Islam (SI) pertama yang diselenggarakan pada 2-5 Februari 1928 di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Di kota yang pernah menjadi basis gerakan kepanduan Sarekat Islam itulah KH Agus Salim mencetuskan nama pandu dan kepanduan.

Usulan ini kemudian diterima oleh peserta kongres dan organisasi SIAP berubah nama menjadi Sarekat Islam Afdeling Pandoe. Untuk mengabadikan momentum penting ini, dibangun prasasti pandu di SMK Cokroaminoto Banjarnegara.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 6 Halaman 25: Kata Kunci pada Judul Bacaan Jadi Aktivis Peduli Lingkungan

Pandu dan Kepanduan, Cikal Bakal Pramuka

Istilah pandu dan kepanduan kemudian digunakan secara nasional oleh berbagai organisasi kepanduan di Indonesia.

Pada tahun 1934, Baden Powell dan istrinya, Olave Baden-Powell, berkunjung ke Indonesia dan disambut dengan antusias oleh para pandu. Pada tahun 1937, diadakan Jambore Nasional Pandu pertama di Cibubur, Jakarta.

Namun, perkembangan gerakan pandu dan kepanduan terhenti akibat Perang Dunia II dan pendudukan Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, gerakan pandu dan kepanduan kembali bangkit dan berperan dalam membangun bangsa. Pada tahun 1951, diadakan Jambore Nasional Pandu kedua di Pacitan, Jawa Timur.

Pada tahun 1961, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961 tentang Pembentukan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Dengan keputusan ini, gerakan pandu dan kepanduan di Indonesia disatukan menjadi satu organisasi yang bernama Gerakan Pramuka. Nama Pramuka sendiri merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang berarti anak muda yang suka berkarya.

 

LAINNYA