5 Prinsip Asesmen dalam Kurikulum Merdeka yang Wajib Diketahui oleh Guru dan Orang Tua

4 minutes reading
Saturday, 12 Aug 2023 14:46 10 Fathoni PB

Portal Baraya – Pada kesempatan kali ini, kami akan mengulas tentang 5 prinsip asesmen dalam Kurikulum Merdeka. 

Jika Anda masih belum familiar, Kurikulum Merdeka merupakan salah satu solusi pemulihan pembelajaran bagi pendidikan di Indonesia yang diambil akibat kondisi pendidikan di Tanah Air yang mengalami ketertinggalan pembelajaran (learning loss) akibat pandemi Covid-19.

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dan potensi peserta didik, serta kondisi lingkungan dan sumber daya yang tersedia.

Salah satu aspek penting dalam Kurikulum Merdeka adalah asesmen atau penilaian.

Asesmen merupakan sebuah proses pengumpulan data peserta didik secara sistematis untuk memperoleh informasi sejauh mana hasil belajar atau ketercapaian kompetensi peserta didik.

Asesmen tidak hanya berperan sebagai alat untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, melainkan juga sebagai bagian dari proses pembelajaran itu sendiri.

Namun, dalam melakukan asesmen, ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan oleh guru dan orang tua.

Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses pembelajaran dan asesmen berjalan dengan baik dan efektif.

Lalu apa saja prinsip-prinsip asesmen dalam Kurikulum Merdeka? Inilah 5 prinsip asesmen dalam Kurikulum Merdeka.

Baca Juga: Inilah Tokoh yang Pertama Kali Mengusulkan Istilah Pandu dan Kepanduan dalam Gerakan Pramuka Indonesia

1. Asesmen Merupakan Bagian Terpadu dari Proses Pembelajaran

Pembelajaran dan asesmen adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.

Oleh karena itu, asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.

Sebagai guru, Anda dapat melakukan asesmen di awal pembelajaran sebagai bahan pertimbangan sekaligus pembuatan rancangan pembelajaran.

Anda juga dapat melibatkan peserta didik dalam proses asesmen. Misalnya, melalui penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi diri, dan saling memberikan umpan balik antarteman.

Sebagai orang tua/wali, Anda dapat mendukung proses asesmen dengan memberikan motivasi, dorongan, dan apresiasi kepada peserta didik. Anda juga dapat berkomunikasi dengan guru untuk mengetahui perkembangan belajar anak Anda.

2. Dirancang dan Dilakukan Sesuai dengan Fungsi Asesmen

Asesmen perlu dirancang dan juga dilaksanakan sesuai dengan fungsi asesmen itu sendiri. Namun, terdapat keleluasaan pada segi teknik dan juga waktu pelaksanaannya agar bisa efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam hal ini, guru perlu memberikan kejelasan pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran.

Teknik dari asesmen yang beragam sendiri bisa digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuannya.

Misalnya, hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.

Baca Juga: Dijamin Benar! Kunci Jawaban IPA Kelas 10 Kurikulum Merdeka Halaman 4 5: Nama Alat Ukur dan Kegunaannya

3. Dirancang secara Adil, Proporsional, Valid, dan Dapat Dipercaya (Reliable)

Asesmen harus dirancang dengan adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya, dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya.

Untuk itu, guru perlu menyiapkan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen tidak hanya menjadi sistem penilaian semata, namun juga sebagai bagian dari proses pembelajaran.

Hasil dari asesmen dapat digunakan oleh guru sebagai bahan penyusunan rencana tindak lanjut.

4. Laporan Bersifat Sederhana dan Informatif

Laporan dari asesmen yang telah dilakukan sebaiknya disajikan secara sederhana dan seinformatif mungkin agar peserta didik maupun orang tua/wali bisa memahaminya.

Laporan asesmen harus mencakup informasi tentang apa yang telah dicapai oleh peserta didik, apa yang perlu ditingkatkan, dan bagaimana cara untuk meningkatkannya.

Selain itu, laporan asesmen juga harus disampaikan secara tepat waktu dan konsisten.

Guru dapat menggunakan berbagai media untuk menyampaikan laporan asesmen, seperti rapor, portofolio, sertifikat, atau media digital lainnya.

Baca Juga: Jawaban Tuliskan 4 Contoh Cara Makhluk Hidup Beradaptasi dengan LIngkungannya

5. Hasil Asesmen Digunakan sebagai Bahan Refleksi

Hasil asesmen tidak hanya digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, melainkan juga sebagai bahan refleksi bagi guru, peserta didik, dan orang tua/wali.

Dalam hal ini, baik guru, peserta didik, hingga orang tua murid melakukan proses evaluasi dan mengambil hikmah dari pengalaman belajar yang telah dilakukan.

Dengan melakukan refleksi, guru dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran dan asesmen, serta merencanakan perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya.

Peserta didik dapat mengetahui kemampuan dan minat mereka, serta menentukan target belajar mereka.

Orang tua/wali dapat mengetahui perkembangan belajar anak mereka, serta memberikan dukungan yang sesuai.

Itulah ulasan mengenai 5 prinsip asesmen dalam Kurikulum Merdeka yang perlu dipahami, baik oleh guru maupun orang tua murid. Semoga bermanfat. 

 

LAINNYA