Portal Baraya – Pada artikel kali ini, kami akan memberikan ulasan mengenai kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 65 Kurikulum Merdeka.
Soal yang harus dikerjakan oleh siswa kelas 7 pada buku Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 65 Kurikulum Merdeka berkaitan dengan menulis cerita fantasi sederhana.
Siswa kelas 7 dapat membuat cerita fantasi sederhana dalam format cerita mini seperti “Bola Bola Waktu” atau format komik seperti “Kue-Kue Mao” dan “Keberanian Emas”.
Untuk informasi, soal dan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 65 Kurikulum Merdeka berikut ini bersumber dari buku Bahasa Indonesia karya Rakhma Subarna, dkk untuk SMP Kelas VII.
Tujuan kami memberikan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 65 Kurikulum Merdeka berikut ini adalah sebagai tambahan referensi dalam menyelesaikan dan mengoreksi jawaban peserta didik.
Selain itu, kami juga tidak mendukung aktivitas mencontek. Oleh karena itu, coba kerjakan soal terlebih dahulu sebelum melihat kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 65 Kurikulum Merdeka berikut ini.
SOAL
C. Berkreasi dengan Teks Naratif
Kegiatan 12: Menulis Cerita Fantasi Sederhana
Sampai saat ini cerita fantasi masih digemari oleh berbagai kalangan usia. Cobalah menuliskan cerita fantasi kalian sendiri. Upayakan untuk menciptakan tokoh yang memikat dengan cara mengatasi permasalahan yang menarik. Kalian dapat membuatnya dalam format cerita mini seperti “Bola-Bola Waktu” atau format komik seperti “Kue-Kue Mao” dan “Keberanian Emas”.
Ikuti langkah-langkah menyusun cerita fantasi berikut.
(1) Apa tema yang akan diangkat dalam cerita fantasi kalian?
(2) Siapa tokoh dalam cerita kalian?
(3) Di mana latar terjadinya cerita kalian?
(4) Gambarlah kerangka alur cerita kalian dalam diagram alur. Gunakan diagram alur teks naratif di atas untuk membantu kalian!
(5) Kembangkan cerita fantasi kalian!
(6) Terakhir, berilah judul yang menarik untuk hasil karya kalian!
Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 8 Halaman 60 Kurikulum Merdeka: Ayo Kita Hitung Laju Darah Kita!
Alternatif KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 65 Kurikulum Merdeka
(1) Tema yang saya angkat dalam cerita fantasi saya adalah petualangan di dunia paralel. Saya ingin menulis tentang seorang anak yang secara tidak sengaja masuk ke dunia lain yang penuh dengan makhluk-makhluk ajaib dan bahaya.
(2) Tokoh dalam cerita saya adalah Raka, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang suka membaca buku fantasi dan bermimpi menjadi pahlawan.
Dia tinggal bersama ibunya di sebuah apartemen kecil di kota besar. Dia sering merasa kesepian dan bosan dengan kehidupan sehari-harinya.
(3) Latar terjadinya cerita saya adalah dunia paralel yang disebut Nusantara.
Dunia ini mirip dengan Indonesia, tetapi memiliki sejarah, budaya, dan geografi yang berbeda. Di dunia ini, ada berbagai macam suku, kerajaan, dan agama yang hidup berdampingan.
Ada juga berbagai macam makhluk-makhluk ajaib, seperti naga, garuda, raksasa, peri, dan lain-lain. Dunia ini sedang mengalami konflik antara kekuatan-kekuatan gelap dan terang, yang dipimpin oleh dua dewa yang saling bertentangan: Dewa Kala dan Dewi Sri.
(4) Kerangka alur cerita saya dalam diagram alur adalah sebagai berikut:
Orientasi:
Raka menemukan sebuah buku tua di perpustakaan sekolahnya yang berjudul “Nusantara: Dunia Paralel”. Dia penasaran dan membuka buku itu. Tiba-tiba, dia merasa pusing dan jatuh pingsan. Ketika dia sadar, dia berada di sebuah hutan yang asing.
Dia bertemu dengan seorang gadis bernama Sari, yang mengatakan bahwa dia adalah seorang peri dari kerajaan Sunda. Sari menjelaskan bahwa Raka telah masuk ke dunia Nusantara melalui portal yang ada di buku itu. Dia juga mengatakan bahwa Raka adalah Sang Pemilih, orang yang dipilih oleh Dewi Sri untuk membawa keseimbangan ke dunia Nusantara.
Komplikasi:
Raka dan Sari memulai petualangan mereka untuk mencari cara kembali ke dunia asal Raka. Mereka harus mengumpulkan tujuh benda sakti yang tersebar di tujuh kerajaan di Nusantara: keris, mahkota, cincin, kalung, gelang, tongkat, dan pedang.
Setiap benda sakti memiliki kekuatan khusus yang dapat membantu mereka dalam perjalanan mereka.
Namun, mereka juga harus menghadapi berbagai macam rintangan dan musuh, seperti tentara Dewa Kala, makhluk-makhluk jahat, penyihir-penyihir jahat, dan lain-lain.
Mereka juga bertemu dengan teman-teman baru, seperti Bima, seorang ksatria dari kerajaan Majapahit; Rani, seorang putri dari kerajaan Mataram; dan Aji, seorang naga dari kerajaan Bali. Mereka bersama-sama membantu Raka dan Sari dalam misi mereka.
Resolusi:
Setelah berhasil mengumpulkan tujuh benda sakti, Raka dan Sari harus menghadapi Dewa Kala di istananya di gunung berapi.
Dewa Kala ingin menguasai dunia Nusantara dengan menggunakan kekuatan gelapnya. Dia juga ingin merebut buku “Nusantara: Dunia Paralel” dari Raka, karena buku itu adalah kunci untuk menghubungkan dunia Nusantara dengan dunia lain.
Raka dan Sari berhasil mengalahkan Dewa Kala dengan menggunakan kekuatan tujuh benda sakti dan bantuan dari teman-teman mereka. Mereka juga mendapatkan berkah dari Dewi Sri, yang mengucapkan terima kasih kepada mereka atas jasa mereka.
Raka dan Sari berpisah dengan sedih, karena Raka harus kembali ke dunia asalnya. Raka berjanji akan selalu mengingat Sari dan petualangan mereka. Dia kembali ke perpustakaan sekolahnya dengan membawa buku itu. Dia merasa senang dan puas, karena dia telah menjadi pahlawan yang dia impikan.
Baca Juga: Jawaban Apa Saja Hal yang Pernah Anda Lakukan yang Berkaitan dengan Peran Guru Penggerak
(5) Cerita fantasi saya yang saya kembangkan dari kerangka alur di atas adalah sebagai berikut:
Raka adalah seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang suka membaca buku fantasi dan bermimpi menjadi pahlawan. Dia tinggal bersama ibunya di sebuah apartemen kecil di kota besar. Dia sering merasa kesepian dan bosan dengan kehidupan sehari-harinya.
Suatu hari, dia menemukan sebuah buku tua di perpustakaan sekolahnya yang berjudul “Nusantara: Dunia Paralel”. Dia penasaran dan membuka buku itu. Tiba-tiba, dia merasa pusing dan jatuh pingsan.
Ketika dia sadar, dia berada di sebuah hutan yang asing. Dia melihat pohon-pohon raksasa, bunga-bunga berwarna-warni, dan binatang-binatang aneh. Dia merasa takut dan bingung.
“Siapa kamu?” tanya sebuah suara di belakangnya.
Raka menoleh dan melihat seorang gadis yang cantik. Gadis itu memiliki rambut panjang berwarna hijau, mata berwarna biru, dan sayap tipis berwarna kuning. Dia mengenakan baju tradisional yang terbuat dari daun-daun.
“Aku Sari, seorang peri dari kerajaan Sunda,” jawab gadis itu dengan senyum.
“Peri? Kerajaan Sunda? Apa maksudmu?” tanya Raka heran.
“Kamu tidak tahu? Kamu berada di dunia Nusantara, dunia paralel yang mirip dengan Indonesia, tetapi memiliki sejarah, budaya, dan geografi yang berbeda. Di dunia ini, ada berbagai macam suku, kerajaan, dan agama yang hidup berdampingan. Ada juga berbagai macam makhluk-makhluk ajaib, seperti naga, garuda, raksasa, peri, dan lain-lain.”
“Aku tidak percaya. Ini pasti mimpi,” kata Raka tidak mau percaya.
“Ini bukan mimpi. Ini nyata. Kamu telah masuk ke dunia ini melalui portal yang ada di buku itu,” kata Sari sambil menunjuk buku yang masih ada di tangan Raka.
“Buku ini?” tanya Raka sambil melihat buku itu.
“Ya, buku itu. Buku itu adalah buku ajaib yang ditulis oleh seorang penyihir dari dunia asalmu. Buku itu mengandung pengetahuan tentang dunia Nusantara dan cara untuk masuk ke sini. Buku itu juga memiliki kekuatan untuk memilih orang yang pantas untuk menjadi Sang Pemilih.”
“Sang Pemilih? Apa itu?” tanya Raka bingung.
“Sang Pemilih adalah orang yang dipilih oleh Dewi Sri untuk membawa keseimbangan ke dunia Nusantara. Dewi Sri adalah dewi kesuburan dan kemakmuran yang disembah oleh banyak orang di dunia ini. Dia adalah dewi yang baik hati dan bijaksana. Dia selalu berusaha untuk menjaga kesejahteraan semua makhluk hidup di dunia ini.”
“Lalu siapa lawannya?” tanya Raka penasaran.
“Lawannya adalah Dewa Kala, dewa kehancuran dan kemiskinan yang juga disembah oleh beberapa orang di dunia ini. Dia adalah dewa yang jahat dan kejam. Dia selalu berusaha untuk menghancurkan semua makhluk hidup di dunia ini.”
“Mengapa mereka bertentangan?” tanya Raka lagi.
“Mereka bertentangan karena mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang dunia ini. Dewi Sri ingin dunia ini menjadi tempat yang damai dan harmonis, di mana semua makhluk hidup dapat hidup bahagia bersama-sama. Dewa Kala ingin dunia ini menjadi tempat yang gelap dan kacau, di mana semua makhluk hidup harus menderita dan saling membunuh.
Dewi Sri dan Dewa Kala memiliki kekuatan yang seimbang, sehingga mereka tidak dapat mengalahkan satu sama lain. Mereka hanya dapat mempengaruhi dunia ini melalui pengikut-pengikut mereka, yang terbagi menjadi dua kelompok: kelompok terang dan kelompok gelap.
Kelompok terang adalah kelompok yang setia kepada Dewi Sri dan berusaha untuk menjaga keseimbangan dunia ini. Mereka terdiri dari berbagai macam suku, kerajaan, dan agama yang hidup rukun dan toleran. Mereka juga bersahabat dengan makhluk-makhluk ajaib yang baik hati, seperti peri, naga, garuda, dan lain-lain.
Kelompok gelap adalah kelompok yang setia kepada Dewa Kala dan berusaha untuk mengganggu keseimbangan dunia ini. Mereka terdiri dari berbagai macam suku, kerajaan, dan agama yang hidup bermusuhan dan fanatik. Mereka juga bekerja sama dengan makhluk-makhluk ajaib yang jahat, seperti raksasa, ular, harimau, dan lain-lain.
Konflik antara kelompok terang dan kelompok gelap telah berlangsung sejak lama, dan tidak ada tanda-tanda akan berakhir. Dunia Nusantara menjadi tempat yang penuh dengan bahaya dan ketidakpastian.
Namun, ada sebuah ramalan yang mengatakan bahwa suatu hari nanti akan datang seorang pemilih dari dunia lain, yang akan membawa perubahan besar ke dunia Nusantara. Pemilih itu akan memiliki kekuatan untuk memilih antara Dewi Sri atau Dewa Kala sebagai penguasa dunia Nusantara. Pemilihan itu akan menentukan nasib semua makhluk hidup di dunia ini.
Ramalan itu telah diketahui oleh Dewi Sri dan Dewa Kala, serta pengikut-pengikut mereka. Mereka semua mencari-cari siapa pemilih itu, dan berusaha untuk mempengaruhi pilihannya.
Dan pemilih itu adalah kamu, Raka,” kata Sari dengan serius.
“Aku? Aku pemilihnya? Tidak mungkin. Aku hanya seorang anak biasa. Aku tidak punya kekuatan apa-apa,” kata Raka dengan panik.
“Kamu punya kekuatan, Raka. Kamu punya kekuatan untuk memilih. Kamu punya kekuatan untuk menentukan takdir dunia ini,” kata Sari dengan yakin.
“Tapi bagaimana aku bisa memilih? Bagaimana aku bisa tahu mana yang benar dan mana yang salah?” tanya Raka bingung.
“Kamu harus mencari tahu sendiri, Raka. Kamu harus menjelajahi dunia ini dan mengenal lebih dekat tentang Dewi Sri dan Dewa Kala, serta pengikut-pengikut mereka. Kamu harus melihat sendiri apa yang terjadi di dunia ini akibat dari pilihan-pilihan mereka. Kamu harus merasakan sendiri apa yang dirasakan oleh makhluk-makhluk hidup di dunia ini akibat dari pilihan-pilihan mereka. Kamu harus mendengarkan hatimu, Raka. Hati kamu akan memberitahu kamu apa yang harus kamu pilih,” kata Sari dengan bijak.
“Baiklah, aku akan mencoba. Tapi bagaimana aku bisa kembali ke dunia asalku? Aku rindu ibuku,” kata Raka dengan sedih.
“Jangan khawatir, Raka. Kamu bisa kembali ke dunia asalmu kapan saja kamu mau. Kamu hanya perlu membuka buku itu lagi dan mengucapkan kata-kata ‘Kembali ke dunia asal’. Tapi ingat, kamu hanya punya waktu satu tahun untuk membuat pilihanmu. Jika tidak, kamu akan terjebak di dunia ini selamanya,” kata Sari dengan peringatan.
“Satu tahun? Itu lama sekali,” kata Raka terkejut.
“Ya, itu lama sekali. Tapi itu juga singkat sekali. Kamu harus memanfaatkan waktu kamu sebaik-baiknya, Raka. Kamu harus berpetualang di dunia ini dan menemukan jawaban-jawaban yang kamu cari. Kamu harus bersiap-siap untuk membuat pilihan terpenting dalam hidupmu, Raka. Pilihan yang akan mengubah segalanya,” kata Sari dengan serius.
“Baiklah, aku mengerti. Aku siap untuk berpetualang di dunia ini. Aku siap untuk menjadi Sang Pemilih,” kata Raka dengan berani.
“Bagus sekali, Raka. Aku senang kamu mau menerima tantangan ini. Aku akan menemanimu dalam petualanganmu. Aku akan menjadi teman dan penuntunmu di dunia ini. Aku akan membantumu dalam segala hal,” kata Sari dengan senang.
“Terima kasih, Sari. Aku senang kamu mau menjadi temanku. Aku yakin kita akan menjadi tim yang hebat,” kata Raka dengan senyum.
“Mari kita mulai petualangan kita, Raka. Mari kita pergi ke kerajaan pertama yang harus kita kunjungi: kerajaan Sunda, tempat asalku. Di sana, kita akan mencari benda sakti pertama yang harus kita kumpulkan: keris,” kata Sari dengan semangat.
“Keris? Benda sakti? Apa itu?” tanya Raka penasaran.
“Keris adalah senjata tradisional yang berbentuk pisau melengkung. Benda sakti adalah benda-benda yang memiliki kekuatan khusus yang dapat membantu kita dalam perjalanan kita. Ada tujuh benda sakti yang tersebar di tujuh kerajaan di Nusantara: keris, mahkota, cincin, kalung, gelang, tongkat, dan pedang. Setiap benda sakti memiliki kekuatan khusus yang berbeda-beda. Kita harus mengumpulkan semua benda sakti itu sebelum kita bisa menghadapi Dewa Kala,” jelas Sari.
“Mengapa kita harus menghadapi Dewa Kala?” tanya Raka lagi.
“Karena Dewa Kala adalah musuh utama kita. Dia adalah orang yang ingin menghentikan kita dari membuat pilihan. Dia adalah orang yang ingin menguasai dunia Nusantara dengan menggunakan kekuatan gelapnya. Dia adalah orang yang ingin merebut buku “Nusantara: Dunia Paralel” dari kamu, karena buku itu adalah kunci untuk menghubungkan dunia Nusantara dengan dunia lain. Kita harus mengalahkan Dewa Kala untuk menyelamatkan dunia Nusantara dan dunia asalmu,” kata Sari dengan tegas.
“Wow, itu terdengar sangat menakutkan dan menantang,” kata Raka dengan kagum.
“Ya, itu memang menakutkan dan menantang. Tapi itu juga sangat menyenangkan dan mengasyikkan. Kamu akan melihat banyak hal-hal baru dan menarik di dunia ini. Kamu akan bertemu banyak orang-orang baik dan buruk di dunia ini. Kamu akan mengalami banyak petualangan dan pengalaman di dunia ini. Kamu akan belajar banyak hal-hal penting dan berharga di dunia ini. Kamu akan tumbuh menjadi orang yang lebih baik dan lebih kuat di dunia ini,” kata Sari dengan antusias.
“Aku tidak sabar untuk memulainya,” kata Raka dengan gembira.
“Ayo, mari kita berangkat sekarang juga,” kata Sari sambil menggandeng tangan Raka.
Mereka berdua berlari keluar dari hutan, menuju ke arah sebuah desa yang terlihat di kejauhan. Mereka berdua tersenyum dan tertawa, siap untuk memulai petualangan mereka di dunia Nusantara.
(6) Judul yang saya berikan untuk hasil karya saya adalah “Raka: Sang Pemilih Nusantara”.
Demikian ulasan dan pembahasan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 65 Kurikulum Mereka. Semoga bermanfaat.